Hati-Hati Shaken Baby Syndrome Saat Mengayun Bayi
Author: Tim PrimaKu
Topik: Shaken Baby Syndrome
Pada masa bayi, buah hati memang tampak lucu dan menggemaskan. Terlebih lagi bila diajak bermain dan bercanda, gelak tawa bayi sangat menyenangkan. Tak jarang dan mengherankan jika orang-orang di sekitar bayi, baik ayah, ibu, kakak, kakek, nenek, om, dan tante sering tergerak untuk bermain dan bercanda dengan si Kecil dengan cara-cara yang “heboh” seperti mengayun, melempar, atau mengguncang bayi. Namun hati- hati, karena cara bermain yang demikian dapat berdampak buruk, lho pada bayi
Waspada shaken baby syndrome
Mengguncang atau mengayun bayi dengan cara yang tidak benar dapat membahayakannya. Disengaja atau tidak, guncangan yang terlalu keras dapat menyebabkan cedera berupa kerusakan pada otaknya. Nah, cedera inilah yang disebut shaken baby syndrome.
Shaken baby syndrome tergolong salah satu bentuk kekerasan pada anak yang berupa guncangan kepala hebat dan menyebabkan perdarahan retina, serta perdarahan otak. Sindrom ini merupakan salah satu penyebab utama kematian dan gangguan saraf pada anak akibat kekerasan. Saat bayi atau anak mengalami guncangan yang hebat, otak mengalami perputaran atau pergeseran terhadap aksisnya (batang otak).
Shaken baby syndrome juga seringkali ditemukan pada anak yang memiliki riwayat kekerasan sebelumnya atau tanda kekerasan di bagian tubuh lain.
Sebagian besar, sindrom ini terjadi pada anak di bawah 2 tahun yang umumnya sengaja dilakukan oleh laki – laki, ayah, atau pengasuh anak. Pasalnya, orang tua yang mengalami stres secara sosial, biologis, atau finansial rentan melakukan perilaku impulsif dan agresif.
Guncangan yang menyebabkan shaken baby syndrome
Shaken baby syndrome dapat dipicu oleh guncangan yang terjadi pada anak, seperti:
- Guncangan yang disengaja, misalnya oleh orang dewasa yang tidak sabar terhadap bayi yang rewel,
- Guncangan yang tidak disengaja karena cara bermain yang menyebabkan guncangan hebat pada kepala, misalnya dengan diayun atau dilemparkan ke udara.
- Guncangan pada badan juga dapat berakibat cedera pada otak karena perubahan posisi kepala terhadap leher yang drastis dan mendadak.
Gejala shaken baby syndrome
Spektrum gejala shaken baby syndrome sangat luas. Mulai dari gejala ringan sampai sangat berat. Gejala ringan yang tidak spesifik, umumnya tidak disadari oleh dan dapat membaik seiring berjalannya waktu, seperti gangguan belajar atau gangguan perilaku saat anak lebih besar. Sementara sindrom yang sangat berat dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kejang, hingga kematian.
Umumnya, sesaat setelah guncangan hebat, akan timbul reaksi antara lain:
- Anak menjadi rewel
- Cenderung banyak tidur
- Muntah - muntah
- Tidak mau makan
Gejala di atas dapat menetap selama beberapa hari atau beberapa minggu. Kemudian, perdarahan otak dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kejang, muntah, malas menyusui, dan kontak yang berkurang. Kerusakan otak berat dapat menyebabkan gangguan pernapasan sampai henti napas.
Cara mendiagnosa shaken baby syndrome
Untuk mendiagnosis shaken baby syndrome, perlu wawancara mendalam dengan orang yang mengasuh anak sehari-harinya. Mungkin diperlukan pemeriksaan penunjang seperti CT scan atau MRI kepala untuk mendeteksi kerusakan otak dan perdarahan. Foto Rontgen dapat membantu mengkonfirmasi patah tulang. Pemeriksaan mata juga diperlukan untuk mencari perdarahan retina.
Mencegah shaken baby syndrome
- Hindari bermain atau bercanda dengan bayi dengan cara mengayunkan, mengguncang, atau melempar tubuhnya.
- Jika MomDad menggunakan ayunan, gunakanlah ayunan khusus untuk bayi.
- Awasi selalu apabila bayi bermain dengan kakak atau anak yang lebih besar.
- Pilih pengasuh yang dapat dipercaya serta cukup stabil dan matang secara psikologis.
- MomDad yang memiliki masalah psikis sebaiknya mencari bantuan profesional terkait (psikolog atau psikiater) agar mampu mengasuh bayi secara aman dan bertanggung jawab.
Itu dia penjelasan mengenai shaken baby syndrome. Semoga membantu ya, MomDad.
Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!
Reference:
- Blumenthal. Shaken baby syndrome. Postgrad Med J.2002;78:732–5
- American Academy of Pediatrics. Shaken baby syndrome: Rotational cranial injuries—technical report. Pediatrics. 2001;108:206 –10
Sumber foto: Freepik
Penulis: Dr.Natharina Yolanda. Dr.Amanda Soebadi
Reviewer: Dr.Amanda Soebadi,Sp.A