Hepatitis virus pada anak
Author:
Topik: Neonatus 0-1 Bulan, bayi, Pra-sekolah, Sekolah
Hepatitis Virus pada Anak
HEPATITIS berarti peradangan hati. Bila dilihat di bawah mikroskop, gambaran sel hati ( sel hepatosis) banyak dikelilingi oleh sel - sel radang tampak. Selain itu, sel hati akan tampak rusak bahkan pecah. Pada pemeriksaan fisis mungkin ditemukan pembesaran hati dan pada pemeriksaan laboratorium mungkin ditemukan peningkatan ALT(SGPT) atau AST (SGOT).
Ada banyak penyebab peradangan sel hati tersebut antara lain karena infeksi atau non-infeksi. Hepatitis karena infeksi dapat terjadi akibat infeksi virus, bakter, maupun jamur. Sementara itu, hepatitis yang bukan karena infeksi dapat terjadi misalnya akibat reaksi hati terhadap obat-obatan, fatty liver, dan penyebab lainnya yang lebih jarang.
Hepatitis karena infeksi yang paling sering disebabkan virus hepatitis A, B, dan C. Oleh sebab itu, pada pembahasan selanjutnya, saya akan mengupas mengenai hepatitis virus A,B, dan C.
Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan virus hepatitis A. Orang yang terkena hepatitis A dapat menularkan virus ini pada orang lain melalui tinjanya yang mengandung virus hepatitis A. Jika orang dengan hepatitis A tidak mencuci tangannya setelah buang air besar, ia dapat menularkan virus dan menyebarkannya pada barang yang disentuh, termasuk makanan, air dan orang lain.
Pada anak berusia kurang dari 5 tahun, hepatitis A umumnya tidak menimbulkan gejala apa- apa, tetapi pada anak yang lebih besar dan remaja, hepatiitis A dapat menimbulkan gejala seperti flu yang timbul sebulan setelah terinfeksi. Gejala awal yang bisa dijumpai adalah rasa lelah, mual, dan muntah, hilangnya nafsu makan, demam lebih dari 38 derajat celsius, nyeri di bawah iga kanan badan.
Gejala lanjutan yang dapat dijumpai adalah urine berwarna cokelat (seperti air teh), kuning dan kulit gatal. Kadang - kadang hepatitis A dapat menyebabkan kuning yang lama hilangnya sampai lebih 3 bulan, atau gejala di luar hati, dan lebih jarang lagi dapat menimbulkan kematian karena hepatitis A yang berat (fulminan)
Anak dapat tertular hepatitis A karena minum atau makan makanan yang terkontaminasi virus hepatitis A. Anak juga dapat tertular bila menyentuh sesuatu yang terpapar virus hepatitis A atau menyentuh makanan yang mengandung virus tersebut dan memasukkannya ke dalam mulut.
Dokter akan memeriksa anak dan meminta pemeriksaan darah meliputi ALT(SGPT), AST (SGOT), bilirubin total dan direk. Untuk memastikan adanya virus hepatitis A dokter akan memeriksa antibody terhadap virus hepatitis A yaitu IgM antHAV.
Hepatitis A pada umumnya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa obat tertentu. Yang perlu dilakukan untuk membantu penyembuhan adalah istirahat yang cukup, makan- makanan yang proporsional, dan hindari mengkonsumsi obat yang dapat membebani kerja hati.
Hepatitis A dapat dicegah yaitu dengan menjaga kebersihan diri yaitu dengan mencuci tangan setelah ke WC, mengganti popok, menyentuh sampah atau pakaian kotor. Selain itu, jangan lupa mencuci tangan kembali kalau mempersiapkan makanan. Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi, cuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi. Masak makanan, termasuk seafood sampai benar- benar matang. Masak telur sampai kuningnya mengeras. Cuci semua peralatan masak (misalnya:pisau, talenan) bila selesai digunakan terutama bila bersinggungan dengan makanan mentah. Vaksin anak anda dengan vaksin hepatitis A. Vaksin hepatitis A diberikan setelah anak 2 tahun, sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian 6 bulan-1 tahun.
Hepatitis B
Hepatitis B pada anak umumnya tidak bergejala. Hepatitis B pada anak baru diketahui bila anak diperiksa darahnya. Pada anak besar mungkin dapat timbul gejala hepatitis B akut dapat ditemukan gejala lemas, tidak nafsu makan, demam, kuning, dan mual/muntah.
Hepatitis B menular melalui darah. Anak dengan Hepatitis B di Indonesia paling sering mendapatkan penularan hepatitis B dari ibunya. Sebagian kecil mendapat infeksi dari orang disekitarnya, terutama yang tinggal serumah. Bayi yang terkena hepatitis B saat lahir 95 persen membawa terus virus Hepatitis B dan menjadi kronis. Bila menjadi kronis, anak dapat mengalami kanker hati atau pada saat dewasa dapat terjadi sirosis hati.
Seorang anak yang dicurigai menderita hepatitis B dapat diperiksa darahnya. Pemeriksaan yang dapat menunjukkan anak menderita hepatitis B adalah HBsAg. Bila HBsAg positif , anak tersebut membawa virus hepatitis B. Kadang- Kadang dokter akan memeriksa petanda virus Hepatitis B yang lainnya bila diperlukan.
Keberhasilan pengobatan untuk hepatitis B masih rendah. Oleh sebab itu, yang penting adalah pencegahan agar jangan terkena Hepatitis B. Bayi atau anak dengan hepatitis B perlu diperiksa secara berkala setiap 6 bulan- 1 tahun sekali.
Pencegahan terhadap hepatitis B, berikan vaksinasi hepatitis B sedini mungkin, sebelum bayi berusia 12 jam. Hal ini penting diperhatikan supaya jangan sampai virus masuk lebih dahulu daripada pemberian vaksin hepatitis B. Pada ibu hamil dengan hepatitis B, bayi selain mendapat vaksin perlu mendapat immunoglobulin hepatitis B pada usia kurang dari 12 jam pada paha yang berbeda.
Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C. Kebanyakan orang yang terkena hepatitis C tidak merasakan gejala apa- apa. Kadang – Kadang hepatitis C dapat menimbulkan gejala rasa lelah dan lemah, tidak merasa lapar, mual, otot, dan sendi sakit, serta penurunan berat badan. Perjalanan hepatitis C lambat, tetapi akan terus memburuk sehingga akhirnya dapat menimbulkan sirosis hati atau kanker hati.
Hepatitis C menular melalui darah. Dahulu, hepatitis C dapat terjadi penularan akibat pemakaian jarum suntik yang didaur ulang. Selain itu. Hepatitis C dahulu juga dapat menular karena pemberian transfusi darah, tetapi dengan kemajuan skrining darah donor, kemungkinan terkena hepatitis C menjadi kecil. Hepatitis C juga dapat ditularkan dari ibu hamil ke bayi yang dilahirkannya, walaupun risikonya jauh lebih kecil daripada risiko penularan hepatitis B dari ibu ke bayinya.
Untuk mengetahuinya, dokter biasanya akan memeriksa darah untuk petanda adanya virus seperti AntiHCV dan RNA-HCV untuk hepatitis C dan sekaligus genotipenya. Sayangnya belum ada vaksin untuk hepatitis C. Oleh sebab itu, kita perlu berhati- hati dengan pemakaian alat- alat yang bersinggungan dengan darah. Pemakaian alat seperti gunting, kuku, pencukur kumis, sikat gigi yang mungkin bersinggungan dengan darah pada saat dipakai sebaiknya untuk masing- masing individu saja,. {*}
Penulis: DR.Dr. Hanifah Oswari,Sp.A(K)
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Artikel pernah di muat pada Kompas, kolom klasika, tanggal 7 Oktober 2012