Meta PixelKecerdasan Buatan dalam Kesehatan Anak: Potensi, Risiko, dan Etika Pemanfaatannya<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Kecerdasan Buatan dalam Kesehatan Anak: Potensi, Risiko, dan Etika Pemanfaatannya

Author: dr. Afiah Salsabila

23 Mei 2025

Topik: Artificial Intelligence, Teknologi, Kesehatan Anak, pediatrics

Kemajuan teknologi kecerdasan buatan, atau artificial intelligence (AI) telah membawa revolusi dalam berbagai aspek layanan kesehatan, termasuk di bidang pediatri. AI kini tidak hanya membantu mendiagnosis penyakit atau mengolah data klinis dalam jumlah besar, tetapi juga mulai berperan dalam mendesain rencana terapi, prediksi risiko penyakit, hingga pemberdayaan keluarga dalam pengambilan keputusan medis. Namun, di balik potensi besar tersebut, terdapat tantangan teknis dan etik yang perlu diantisipasi agar penerapannya dalam kesehatan anak tidak menimbulkan dampak negatif jangka panjang.


Potensi AI dalam Memajukan Kesehatan Anak

Di bidang klinis, AI telah terbukti mampu meningkatkan akurasi diagnosis dan efisiensi pelayanan. Dalam sebuah studi, algoritma deep learning yang dilatih menggunakan foto wajah anak dengan sindrom genetik mencapai akurasi hingga 88% dalam mengenali gangguan tersebut. (1) Di unit perawatan intensif neonatal, AI mampu memprediksi risiko sepsis lebih dini dengan sensitivitas 93% dan spesifisitas 80%. (1)

Tidak hanya diagnosis, AI juga digunakan dalam pemantauan berkelanjutan melalui perangkat wearable yang memungkinkan dokter memantau kondisi anak secara real-time di luar rumah sakit. (2) AI juga membantu personalisasi terapi berdasarkan informasi genetik dan riwayat medis anak, seperti dalam precision oncology, sehingga terapi menjadi lebih tepat sasaran dan minim efek samping. (2)

Dalam pelayanan preventif dan prediktif, AI dapat mengidentifikasi risiko penyakit sejak dini. Contohnya, prediksi obesitas berdasarkan pola makan dan genetika, atau skrining risiko gangguan perkembangan seperti autisme melalui analisis perilaku dan lingkungan (2). Dengan kemampuan mengolah data besar, AI memperkuat prinsip 7P pediatri modern: personalized, predictive, preventive, participatory, precise, peripheral, dan poly-professional medicine.


Tantangan dan Risiko Etik yang Dihadapi

Meskipun menjanjikan, pemanfaatan AI dalam pediatri menghadirkan sejumlah tantangan etik dan teknis yang signifikan. Tantangan ini berkaitan erat dengan prinsip dasar kedokteran seperti keadilan, nonmaleficence, dan otonomi (3).


1. Bias dan Ketimpangan Akses

 AI yang dilatih menggunakan data dari populasi homogen—sering kali dari negara maju—dapat menimbulkan ketidaktepatan pada anak dari latar belakang berbeda. Sebuah studi menunjukkan bahwa sistem AI untuk analisis wajah anak berkinerja lebih baik pada anak kulit putih dibanding anak dari etnis lain (1). Hal ini menggarisbawahi pentingnya keberagaman data dalam pelatihan model.


2. Privasi dan Keamanan Data Anak

 AI bergantung pada data sensitif, termasuk rekam medis elektronik dan data genetik. Risiko pelanggaran privasi atau reidentifikasi individu tetap tinggi meskipun data telah dianonimkan (3). Dalam pediatri, hal ini lebih krusial karena menyangkut hak anak untuk dilindungi.


3. Transparansi dan Akuntabilitas

 Banyak sistem AI beroperasi sebagai “kotak hitam”—hasil diberikan tanpa penjelasan yang jelas mengenai bagaimana keputusan dibuat. Hal ini menyulitkan dokter untuk menjelaskan dasar pengambilan keputusan dan memperumit atribusi tanggung jawab jika terjadi kesalahan medis. (3)


4. Ancaman terhadap Masa Depan Anak

 AI dapat digunakan untuk prediksi jangka panjang yang berisiko membatasi pilihan hidup anak, misalnya melalui labelisasi berdasarkan potensi kognitif atau genetik. Ini bertentangan dengan prinsip etik bahwa anak berhak atas masa depan terbuka dan tidak ditentukan sepenuhnya oleh teknologi (3).


Strategi Antisipasi dan Rekomendasi

Untuk memastikan pemanfaatan AI yang aman dan etis, beberapa prinsip penting perlu diterapkan:

  • Human-in-the-loop: AI harus menjadi alat bantu, bukan pengganti pengambilan keputusan medis. Keterlibatan dokter dalam interpretasi hasil tetap mutlak (3).
  • Auditabilitas dan Validasi Klinis: Semua sistem AI harus diuji dalam populasi anak, tidak hanya dewasa, dan harus memiliki proses audit yang transparan (3).
  • Keadilan dan Inklusivitas: Sistem AI perlu mencerminkan keragaman data dan tidak memperparah kesenjangan akses layanan kesehatan (1).
  • Keterlibatan Keluarga dan Edukasi Terbuka: Informasi tentang cara kerja dan batasan AI harus disampaikan kepada keluarga dalam bahasa yang mudah dipahami dan sesuai usia anak (3).


Kesimpulan

AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kesehatan anak, mulai dari diagnosis, terapi, hingga edukasi dan monitoring. Namun, pemanfaatan AI harus diiringi dengan prinsip etik yang kuat, perlindungan data yang ketat, serta keterlibatan aktif dokter dan keluarga pasien. Dengan pendekatan kolaboratif lintas disiplin, termasuk bioetika, hukum, teknologi, dan klinis, kita dapat memastikan bahwa AI menjadi alat bantu yang memperkuat peran dokter anak—bukan menggantikannya—demi masa depan kesehatan anak yang lebih adil dan personal.


NB: Untuk informasi lebih lanjut mengenai aplikasi AI dalam praktik klinis, Anda bisa kunjungi laman AAP berikut untuk mengakses video-video webinar terkait topik tersebut: https://www.aap.org/en/practice-management/health-information-technology/artificial-intelligence-in-pediatric-health-care/?srsltid=AfmBOoofTESrzi-EijZh3VfNUEphtFhsZFIPtMC7s0B12nt2QJDWEjYl



Daftar Pustaka

  1. Demirbaş KC, Yıldız M, Saygılı S, Canpolat N, Kasapçopur Ö. Artificial intelligence in pediatrics: learning to walk together. Turk Arch Pediatr. 2024;59(2):121-130. https://doi.org/10.5152/TurkArchPediatr.2024.24002
  2. Indrio F, Pettoello-Mantovani M, Giardino I, Masciari E. The role of artificial intelligence in pediatrics from treating illnesses to managing children's overall well-being. J Pediatr. 2024;275:1–4. https://doi.org/10.1016/j.jpeds.2024.114291
  3. Chng SY, Tern MJW, Lee YS, D’Alessandro S, Tan KW, Tan H. Ethical considerations in AI for child health and recommendations for child-centered medical AI. NPJ Digit Med. 2025;8:152. https://doi.org/10.1038/s41746-025-01541-1