Permasalahan Payudara Saat Menyusui dan Cara Mengatasinya
Author: Marisha A
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso Sp.A
Topik: Menyusui, Ibu Menyusui, Pekan ASI Sedunia
Menyusui menjadi salah satu tantangan bagi banyak ibu di dunia. Tak hanya berusaha memastikan suplai ASI cukup untuk si Kecil, namun para ibu juga kerap mengalami berbagai permasalahan pada payudaranya saat menyusui. Apa saja masalah yang biasa terjadi dan bagaimana cara mengatasinya? Scroll down untuk mengetahui jawabannya!
1. Bengkak
Payudara yang bengkak akan terasa nyeri, puting menjadi kencang, dan permukaan payudara mengilat, serta dapat disertai kemerahan terutama pada bagian atas puting, namun tidak tampak ada tetesan ASI. Hal ini paling sering terjadi akibat engorgement, yaitu pembengkakan dan distensi payudara yang terjadi pada beberapa hari pertama inisiasi laktasi (hari ketiga sampai kelima) akibat peningkatan sirkuliasi darah dan sekresi ASI lebih awal.
Untuk mengatasinya, Mom tetap harus sering menyusui/memerah ASI, memperbaiki perlekatan, relaksasi, dan cukup istirahat. Refleks hormon oksitosin dapat dirangsang sebelum menyusui atau memerah ASI dengan kompres hangat pada payudara ibu. Selain itu, bengkak juga dapat dikurangi dengan mandi air hangat, memijat tengkuk, punggung, dan payudara, serta membantu ibu relaksasi. Pada kondisi tidak sedang menyusui pembengkakan dapat dikurangi dengan kompres dingin pada payudara sesaat setelah menyusui.
2. Lecet
Puting lecet dapat disebabkan oleh posisi dan perlekatan yang kurang baik. Beberapa kondisi lain yang harus dievaluasi yaitu apakah terdapat luka atau infeksi di payudara, adanya infeksi rongga mulut bayi, teknik memerah ASI yang salah, serta pemakaian pompa ASI yang kurang cocok dan nipple shield. Pengobatan harus diatasi sesuai dengan penyebab puting lecet.
3. Blocked ducts (saluran ASI tersumbat)
Kondisi ini disebabkan stasis ASI atau pengeluaran ASI yang tidak adekuat. Tandanya berupa benjolan putih di puting yang sangat nyeri dan sering disertai pada bercak kemerahan di kulit atasnya. Biasanya tidak mengenai seluruh puting, melainkan hanya sebagian tempat dari satu payudara yang terkena.
Jika ibu tidak mengalami gejala sistemik berupa demam, jika ASI diperah, biasanya dapat tampak material yang seperti sumbatan berupa gumpalan yang tampak berlemak atau seperti benang dan kadang berwarna cokelat atau kehijauan.
4. Milk blebs atau blister
Kondisi blister dapat menyertai keluhan blocked ducts, ditandai dengan bintik putih/bening/kekuningan pada ujung puting susu yang sangat nyeri pada saat dihisap bayi. Kondisi ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan kulit di atas saluran ASI dan mengakibatkan ASI menumpuk di bawahnya.
Kondisi ini dapat diatasi dengan memberikan kelembapan dan kompres hangat menggunakan garam saline di area puting, kemudian “membuka” sumbatan kulit di tepi blister jika diperlukan,lalu mengeluarkan ASI dengan memerah atau dengan menyusui langsung. Jika pengobatan di rumah tidak berhasil, maka dapat diatasi dengan teknik blebs puncture yang menggunakan jarum steril yang dikerjakan oleh tenaga kesehatan dengan teknik aseptic.
5. Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara yang ditandai dengan kemerahan dan bengkak pada sebagian payudara, sedangkan bagian lain tampak normal. Mastitis sering disebabkan oleh adanya saluran ASI tersumbat yang mencetuskan peradangan. Jika hanya disebabkan oleh saluran tersumbat maka disebut mastitis tanpa infeksi, sedangkan jika terjadi infeksi sekunder bakteri disebut mastitis terinfeksi.
Keluhan ibu biasanya berupa nyeri, demam lebih dari 38,5°C, kulit kemerahan, dan produksi ASI menurun drastis pada sisi yang terkena. Jika mastitis berat maka dapat terjadi komplikasi berupa abses payudara dan biasanya kondisi ini memerlukan tindakan pembedahan untuk drainase pus (nanah) serta terapi antibiotik.
Jika ibu mengalami mastitis maka dapat dilakukan beberapa tindakan, seperti kompres dingin, bed rest, obat penghilang rasa sakit, dan pemberian antibiotik apabila diperlukan. Ibu tetap disarankan untuk menyusui bayi dari payudara yang terkena.
6. Puting datar atau terbenam
Puting datar atau terbenam bukan menjadi penghalang menyusui karena bayi menyusu pada payudara, bukan pada puting. Mom dapat memodifikasi bentuk puting menggunakan nipple former sebelum melahirkan sejak usia kehamilan 28 minggu, dengan lama penggunaan bertahap dari 1 jam hingga maksimal 8 jam per hari. Ibu juga dapat menggunakan nipple puller setelah melahirkan untuk membantu menarik puting sesaat sebelum bayi akan menyusu.
Namun, kuncinya tetap dengan memastikan posisi dan perlekatan yang baik. Jika dengan kedua alat di atas tidak berhasil, maka Mom dapat memegang payudara dengan teknik sandwich holder, yaitu melakukan sedikit penekanan pada areola mammae dengan jari sehingga menonjol ketika memasukkan puting ke mulut bayi.
Ingin tahu tips dan informasi lain seputar menyusui? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!
Referensi:
- Modul pelatihan Indonesian breastfeeding course for clinicians. Satuan tugas ASI ikatan dokter anak Indonesia 2022.
- Pelatihan manajemen laktasi revisi tahun 2019
- https://kellymom.com/bf/concerns/mother/nipplebleb/
Sumber foto: Mamava, Wikiwand, breastexcellence.co.au, dan iStock
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.