primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Waspadai Anak Terlambat Bicara, Ketahui Perkembangannya!

Author: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A

Editor: Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D

Topik: Terlambat Bicara, Speech Delay

Setiap anak memiliki kecepatan masing-masing dalam pertumbuhan, termasuk perkembangan bicaranya. Keterlambatan bicara sering kali tidak terdeteksi dini karena orangtua berpikir, “Ah nanti juga bisa sendiri kok, cuma terlambat sedikit saja, nanti akan bisa mengejar”.

Keterlambatan bicara dan bahasa dialami oleh 5-8% anak usia prasekolah. Orang tua perlu mengetahui tahapan normal perkembangan bahasa dan bicara seorang anak, serta mengetahui tanda bahaya (redflags) perkembangan bicara agar tidak terlambat mendeteksi dan melakukan tata laksana di periode kritis perkembangan bicara anak.

Usia 0-6 bulan

BeFunky-collage - 2023-07-10T141238.889.jpg

Saat lahir, bayi hanya dapat menangis untuk menyatakan keinginannya. Pada usia 2-3 bulan, bayi mulai dapat membuat suara-suara seperti "aah" atau "uuh" yang dikenal dengan istilah cooing. Ia juga senang bereksperimen dengan berbagai bunyi yang dapat dihasilkannya, misalnya suara menyerupai berkumur. Bayi juga mulai bereaksi terhadap orang lain dengan mengeluarkan suara. Setelah usia 3 bulan, bayi akan mencari sumber suara yang didengarnya dan menyukai mainan yang mengeluarkan suara.

Mendekati usia 6 bulan, bayi dapat berespons terhadap namanya sendiri dan mengenali emosi dalam nada bicara. Cooing berangsur menjadi babbling, yakni mengoceh dengan suku kata tunggal, misalnya "papapapapa", "dadadadada", "bababababa", "mamamamama". Bayi juga mulai dapat mengatur nada bicaranya sesuai emosi yang dirasakannya, dengan ekspresi wajah yang sesuai.

Waspada bila: tidak menoleh saat dipanggil namanya dari belakang, atau tidak memberikan respons yang konsisten terhadap suara, tidak ada babbling.

Usia 6-12 bulan

Pada usia 6-9 bulan, bayi mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta konsep-konsep dasar seperti "ya", "tidak", "jangan". Saat babbling, ia menggunakan intonasi atau nada bicara seperti bahasa ibunya. Ia pun dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti "mama" dan "papa" tanpa arti.

Pada usia 9-12 bulan, ia sudah dapat mengucapkan "mama" dan "papa" (atau istilah lain yang biasa digunakan untuk ibu dan ayah atau pengasuh utama lainnya) dengan arti. Ia menengok apabila namanya dipanggil dan mengerti beberapa perintah sederhana (misalnya: "coba lihat itu", "ambil ini"). Ia menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya, misalnya menunjuk, merentangkan tangan ke atas untuk minta digendong, atau melambaikan tangan (dadah). Ia suka membeo, menirukan kata atau bunyi yang didengarnya. Pada usia 12 bulan bayi sudah mengerti sekitar 70 kata.

Waspada bila: bayi tidak menunjuk dengan jari pada usia 12 bulan, ekspresi wajah kurang pada usia 12 bulan.

Usia 12-18 bulan

Pada usia ini, anak biasanya sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, dapat mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan, menunjuk anggota tubuh atau gambar yang disebutkan orang lain, dan mengikuti perintah satu langkah, seperti: "Tolong ambilkan mainan itu". Kosa kata anak bertambah dengan pesat; pada usia 15 bulan ia mungkin baru dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, namun pada usia 18 bulan kosa katanya telah mencapai 5-50 kata, terutama kata benda. Anak juga dapat mengucapkan 8-10 kata yang dimengerti. Pada akhir masa ini, anak sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.

Waspada bila: tidak ada kata berarti pada usia 16 bulan

Usia 18-24 bulan

Dalam kurun waktu ini anak mengalami ledakan bahasa. Hampir setiap hari ia memiliki kosakata baru. Ia dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata ("mama mandi", "naik sepeda") dan dapat mengikuti perintah dua langkah, misalnya: "Ambil gelasmu lalu duduk di meja". Pada fase ini anak akan senang mendengarkan cerita. Pada usia dua tahun, sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti orang lain.

Waspada bila:

  1. Tidak ada kalimat 2 kata yang dapat dimengerti pada usia 24 bulan.
  2. Anak tidak menunjukkan kemampuan berbagi perhatian atau ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan.
  3. Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap suatu benda pada usia 20 bulan.

Usia 2-3 tahun

Setelah usia 2 tahun, hampir semua kata yang diucapkan anak telah dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah bisa menggunakan kalimat 2-3 kata. Semakin mendekati usia 3 tahun dia mulai dapat menggunakan 3 kata atau lebih dan mulai menggunakan kalimat tanya. Ia dapat menyebutkan nama dan kegunaan benda-benda yang sering ditemui, sudah mengenal warna, dan senang bernyanyi atau bersajak (misalnya Pok Ami-Ami).

Waspada bila:

  1. Tidak mampu membuat frase yang bermakna setelah usia 24 bulan
  2. Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan
  3. Anak masih membeo pada usia 30 bulan

Usia 3-5 tahun

Anak pada usia ini tertarik untuk mendengarkan cerita dan percakapan di sekitarnya. Ia dapat menyebutkan nama, umur, dan jenis kelaminnya, serta menggunakan kalimat-kalimat panjang (>4 kata) pada saat berbicara. Pada usia 4 tahun, bicaranya sepenuhnya dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah dapat menceritakan dengan lancar dan cukup rinci tentang hal-hal yang dialaminya.

Apabila terdapat salah satu tanda waspada di atas, segera bawalah anak ke dokter anak. Begitu pula, bila pada usia berapapun anak dirasa mengalami kemunduran perkembangan yang sudah dicapainya sebelumnya, segera bawa ke dokter.

Keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa perlu diketahui sedini mungkin agar perkembangan bicara dan bahasa anak dicapai secara optimal, terlebih pada periode kritis perkembangannya.

Daftar bacaan:

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: