Amankah si Kecil dari Tuberkulosis?
Author: dr. Rina Triasih, M.Med (Pead), Ph.D, SpA (K)
Topik: Tuberkulosis
Tahukah MomDad, Indonesia merupakan peringkat kelima di dunia sebagai negara dengan prevalensi tuberkulosis terbanyak. Bahkan, tuberkulosis masih merupakan penyakit endemis di Indonesia. Berbeda dengan TB pada dewasa yang gejala utamanya adalah batuk lama > 3 minggu, gejala TB anak sangat tidak spesifik. Kapan sih kita harus curiga si Kecil kita mungkin tertular TB? Di hari Tuberkulosis Sedunia yang jatuh pada hari ini (23/3), yuk ketahui lebih jauh mengenai penyakit ini!
Apa itu tuberkulosis?
Tuberkulosis (TBC) atau yang sering disebut sebagai “flek” merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Tuberkulosis adalah penyakit yang menular dan bukan penyakit yang diturunkan secara genetik, maka seorang anak dapat terkena TB karena tertular dari pasien TB.
Penularan TB berasal dari percikan dahak, ludah, atau droplet penderita TB saat batuk atau bersin. Apabila percikan tersebut mengandung bakteri tuberkulosis, bakteri tersebut dapat masuk ke saluran pernapasan orang yang sehat dan menginfeksi orang tersebut.
Namun, tidak semua orang yang terinfeksi tuberkulosis akan mengalami sakit tuberkulosis. Ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi, di antaranya:
- Orang tersebut tetap sehat, artinya seluruh kuman TB dihilangkan dari tubuh oleh sistem pertahanan tubuh.
- Jika seseorang hanya terinfeksi saja, namun sistem imun tubuhnya dapat melindungi dari kuman TB, sehingga tidak timbul penyakit, maka orang tersebut dikatakan mengalami TB Laten.
- Seseorang akan mengalami gejala sakit TB apabila sistem imun tubuhnya gagal melawan kuman TB yang masuk dan pada kondisi ini, umumnya seseorang akan menularkan kuman TB kepada orang di sekitarnya.
Penting juga untuk diketahui bahwa TB bisa mengenai organ tubuh yang lain selain paru, misalnya otak, kulit, tulang, jantung, usus, ginjal, dan hati. Kondisi ini disebut sebagai TB ekstra paru.
Faktor yang dapat meningkatkan risiko sakit TB pada anak
Ada 3 faktor penyebab yang dapat meningkatkan resiko sakit TB pada anak, antara lain:
- Usia. Anak balita dan remaja beresiko tinggi terkena sakit TB karena usia.
- Kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang turun dapat meningkatkan resiko sakit TBC, misalnya gizi buruk, diabetes mellitus, penyakit ganas (kanker), konsumsi obat yang menurunkan imunitas jangka panjang, HIV, dan lain-lain.
- Kontak erat. Anak yang melakukan kontak erat dengan pasien TB paru yang infeksius pada umumnya akan mengalami resiko sakit TB.
Gejala TB pada Anak
Anak yang mengalami sakit TB akan menunjukkan beberapa gejala, yaitu:
- Batuk lebih dari 2 minggu
- Demam tanpa penyebab yang jelas
- Tidak nafsu makan
- Berat badan turun atau sulit naik dan menetap dalam 2 bulan
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Anak tampak lemas atau tidak aktif seperti biasa
Jika anak mengalami gejala yang telah disebutkan di atas, segera bawa ke dokter. Nantinya dokter akan melakukan 2 macam pemeriksaan untuk mendeteksi adanya infeksi TB pada tubuh anak yaitu:
- Pemeriksaan Mantoux yaitu pemeriksaan berupa penyuntikan di kulit
- Pemeriksaan Interferon Gamma Release Assay (IGRA) yaitu pemeriksaan yang menggunakan sampel darah
Selain 2 pemeriksaan tersebut, dokter juga akan melakukan pemeriksaan rontgen dada serta pemeriksaan dahak untuk melihat apakah terdapat kuman TB.
Apakah TB pada anak bisa disembuhkan?
TBC pada anak bisa disembuhkan dengan minum obat teratur dan tuntas. Lama pengobatan sendiri tergantung pada beratnya penyakit. Pada TB ringan, lama pengobatan akan berlangsung selama 6 bulan, sedangkan pada TB ekstra paru berat (misalnya TB otak atau TB tulang) atau TB paru berat (TB milier), maka pengobatan dapat dilakukan selama 12 bulan.
Pengobatan TB terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap intensif dan tahap lanjutnya. Pada tahap intensif, anak akan diberikan kombinasi 3-4 obat selama 2 bulan, sedangkan pada tahap lanjutan, anak akan diberikan 2 macam obat selama 4 bulan sampai akhirnya dinyatakan sembuh oleh dokter. Obat yang diberikan wajib diminum secara teratur sesuai dengan petunjuk dokter.
Apabila obat tidak diminum secara teratur atau putus berobat, maka penyakit dapat bertambah parah dan mengakibatkan kuman TB menjadi kebal terhadap obat TB. Selain itu, kondisi terakhir akan memerlukan terapi yang berbeda dan lebih sulit pengobatannya. Oleh karena itu, pastikan agar anak minum obat secara teratur dan sampai tuntas, ya.
Untuk mencegah si Kecil dari TB, MomDad bisa memberikan vaksin BCG yang dapat mencegah sakit TB berat. Namun, tetap saja perlindungannya tidak bersifat 100% karena banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan vaksin.
Selain itu, meskipun si Kecil sehat, mereka harus tetap minum obat pencegah TB. Sebab anak, terutama balita, yang kontak erat dengan pasien TB paru beresiko tinggi terinfeksi dan sakit TB berat yang bisa menimbulkan kematian. Dengan minum obat pencegah, anak akan terhindar dari kondisi tersebut.
Nah, itulah penjelasan seputar TB anak yang perlu MomDad ketahui. Yuk, lakukan pencegahan semaksimal mungkin agar si Kecil terhindar dari TB!