Ternyata Begini Cara Membuat Sufor yang Tepat untuk si Kecil!
Author: Radhita Rara
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Susu Formula, Tips
Setelah ASI eksklusif, si Kecil bisa mulai diberikan susu formula untuk mendukung nutrisi hariannya. Meskipun terlihat mudah, namun salah memberikan susu formula pada anak bisa berdampak negatif pada anak, lho!
Untuk itu, MomDad perlu memperhatikan takaran yang pas antara susu formula dan jumlah air. Sehingga tekstur dan jumlah kalori yang diberikan pada si Kecil tetap tercukupi. Nah, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan. Yuk, simak!
Perhatikan cara mencampurkan sufor
Susu formula bubuk merupakan produk yang tidak steril dan umumnya terkontaminasi bakteri Enterobacter sakazakii dan Salmonella dari proses pembuatan maupun penyiapan susu formula di rumah. Kedua kuman tersebut dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama pada sediaan susu formula bubuk.
Kesalahan tersering orang tua dalam mencampurkan susu formula adalah memasukkan sufor ke dalam botol kemudian baru menuang airnya, terkadang bahkan menggunakan air panas dari dispenser. Hal ini tidak dapat memastikan kuman-kuman tersebut mati dalam proses penyiapan susu formula sebelum dikonsumsi bayi.
Penyiapan susu formula yang tepat adalah memasukkan air terlebih dahulu ke dalam botol, baru kemudian memasukkan susu formula dan mencampurnya dengan gerakan mengocok pelan atau memutar pelan, hingga seluruh sufor larut.
MomDad harus memastikan peralatan susu bayi dalam keadaan steril dan bersih sebelum digunakan. Kemudian MomDad dapat memasukkan air mendidih ke dalam botol sesuai takaran atau volume yang diinginkan, kemudian dinginkan sekitar 30 menit agar suhu mencapai 700°C. Setelah didinginkan, susu formula dapat dimasukkan ke dalam botol kemudian dicampurkan. Dinginkan susu formula sebelum diberikan kepada bayi untuk mencegah lepuh pada mulut bayi. MomDad dapat mengalirkan botol di bawah air keran untuk mempercepat proses pendinginan, atau dengan merendamkan botol di mangkuk berisi air suhu kamar.
Perhatikan cara menakar sufor dan penambahan air untuk melarutkan sufor
Susu formula standar perlu dilarutkan sesuai aturan dari pabriknya. Umumnya 1 sendok takar harus dilarutkan dalam 30 ml air. Pemberian susu formula yang terlalu kental atau terlalu encer berpotensi menimbulkan masalah pada bayi seperti intoleransi, konstipasi, gangguan pertumbuhan berupa kenaikan BB yang tidak adekuat.
Perhatikan kebersihan peralatan minum bayi
Peralatan untuk melarutkan susu formula dan memberikan ke bayi harus dibersihkan dan disterilkan seluruhnya. Cucilah tangan MomDad menggunakan air dan sabun sebelum membersihkan dan mensterilkan peralatan. Jika memungkinkan, wadah atau tempat pencucian peralatan juga dapat dipisahkan dari bak cuci dapur pada umumnya.
Peralatan yang harus dicuci termasuk botol, sendok, tutup botol, dot silikon, cangkir/cup feeder. Cucilah peralatan tersebut dalam air sabun panas. Pastikan juga untuk membersihkan area sekat atau bagian dasar botol dari sisa susu. MomDad dapat menggunakan alat steril komersial atau dengan merebus peralatan dalam panci besar untuk steril, serta menjaga agar panci tetap tertutup hingga sesaat ketika peralatan ingin digunakan.
Perhatikan waktu simpan sufor setelah dilarutkan
Susu formula harus segera digunakan dalam 2 jam setelah dilarutkan dan tidak boleh disimpan apabila susu tidak dihabiskan oleh bayi. Pastikan usia simpan susu formula tidak melebihi 2 jam sebelum diberikan kepada bayi.
Nah, itu lah cara membuat susu formula yang tepat dan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajiannya. Selalu ingat bahwa ASI tetap merupakan gizi terbaik bagi anak. Pemberian susu formula merupakan alternatif untuk kondisi tertentu yang tidak memungkinkan pemberian ASI.
MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di Forum MPASI & Laktasi! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.
Referensi: World Health Organization 2007 – License: CC BY-NC-SA 3.0 IGO https://www.who.int/publications/i/item/9789241595414