Tips Penuhi Nutrisi Anak yang Enggak Suka Makan Sayur
Author: Fauziah Sabtuanisa
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Sayur, Nutrisi, MPASI, Tumbuh Kembang
Salah satu makanan yang kerap menjadi 'musuh' anak-anak adalah sayur. Padahal, dalam sayuran terkandung banyak nutrisi penting untuk tumbuh kembang, seperti vitamin, mineral, serat, dan lainnya. Lantas, bagaimana jika si Kecil tidak suka makan sayur, perlukah orang tua khawatir?
Dampak jika anak jarang makan sayur
Sayur merupakan diet yang penting untuk memberikan asupan serat bagi anak. Guna serat adalah untuk menjaga kesehatan saluran cerna dan membantu mengoptimalkan kekebalan tubuh anak. Kurangnya serat pada anak dapat menimbulkan beberapa keluhan, seperti:
- Konstipasi (sulit BAB)
- Meningkatkan risiko mengalami penyakit kronik di kemudian hari, misalnya kanker usus ataupun penyakit jantung
- Terjadinya obesitas dan diabetes mellitus tipe 2
- Beberapa sayuran merupakan sumber vitamin C yang penting untuk membantu penyerapan zat besi, dan mempercepat penyembuhan luka. Jadi, itulah sebabnya, penting bagi anak untuk makan sayur-sayuran.
Cara memenuhi nutrisi anak bagi yang tidak suka sayur
Penting bagi MomDad untuk memperkenalkan sayur sejak dini pada anak dan berikan contoh yang baik dalam mengonsumsi sayuran. Hal ini dimaksudkan agar menjadi pemicu supaya anak juga mau mengonsumsi sayur. Selain itu, MomDad juga bisa selalu menawarkan sayur di setiap porsi makan anak, namun jangan memaksanya untuk menghabiskannya.
Apabila anak sama sekali menolak asupan sayur, alternatif lain yang bisa MomDad lakukan adalah memasukkan sayuran sebagai bahan baku makanan yang diolah agar anak tetap mendapatkan manfaat sayuran meskipun ia tidak mengonsumsinya dalam bentuk utuh secara langsung.
Tips agar anak mau makan sayur
Membuat anak agar mau makan sayur tidak sesulit yang dibayangkan kok MomDad. Hanya saja diperlukan tips-tips khusus. Nah, berikut ini tips yang bisa MomDad lakukan agar si Kecil mau makan sayur:
- Jadilah contoh di rumah. MomDad bisa memulai makan sayur duluan, yang mana nantinya anak akan meniru untuk memakannya juga.
- Sediakan berbagai variasi sayur di rumah.
- Sajikan setiap porsi makan dengan sayuran hijau atau sayuran berwarna jingga seperti wortel atau labu dalam jumlah sedikit, dibarengi dengan makanan yang digemari anak.
- Berikan sayuran sebagai camilan dan batasi ketersediaan kudapan tinggi kalori atau manis di rumah, seperti: biskuit, coklat, permen, dan lainnya.
- Semangati dan puji anak ketika mau mencoba makan sayuran di piringnya dan jangan menghukum jika tidak mau menghabiskan sayurannya. Hal ini hanya akan memberikan pengalaman negatif bagi anak.
- Ajak anak terlibat saat memasak sayuran.
- Siapkan sayuran dalam bentuk yang menarik, misalnya berwarna-warni, dengan berbagai bentuk, tekstur dan rasa untuk meningkatkan ketertarikan anak akan makanannya.
- Sisipkan sayuran ke dalam makanan yang dimakan anak, misalnya dengan mencampurkan wortel ke dalam bakwan sayur, atau menyisipkan sayuran ke dalam adonan kroket, dan lain sebagainya.
Namun, apabila anak tetap tidak mau makan sayur, MomDad bisa segera konsultasi dengan dokter spesialis anak supaya mendapatkan penanganan yang tepat.
MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil? Yuk, tanyakan pada ahli di Forum Tanya Dokter! Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho.
Sumber foto: Freepik
Referensi:
- https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/healthy-eating-habits/vegetables#:~:text=It's%20normal%20for%20children%20to,to%20try%20and%20taste%20vegetables
- https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/nutrition-basics/dietary-recommendations-for-healthy-children
- https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Nutrition_older_children/
- https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/Pages/How-to-Get-Your-Child-to-Eat-More-Fruits-and-Veggies.aspx
- https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/Pages/Recommended-Drinks-for-Young-Children-Ages-0-5.aspx
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.