Meta PixelDongeng: Petualangan Lala dan Biji Pelangi<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Dongeng: Petualangan Lala dan Biji Pelangi

Author: Tim PrimaKu

9 Jun 2025

Topik: Cerita Dongeng, Dongeng, Membaca Dongeng

Di sebuah desa kecil di pinggir hutan, tinggallah seorang anak perempuan bernama Lala. Lala suka banget jalan-jalan sambil belajar hal baru. Dia selalu bawa ransel ungunya yang penuh alat-alat ajaib. Teman baiknya, si monyet kecil yang ceria dan jago loncat, namanya Momo.

Suatu pagi, Lala dan Momo menemukan sebuah peta tua di bawah akar pohon besar. Di peta itu, tertulis:

"Biji Pelangi, tumbuhan ajaib yang bisa menumbuhkan pohon penuh buah warna-warni, tersembunyi di Puncak Bukit Cerah."

“Wah, kita harus temuin bijinya, Mo! Kita bisa tanam di desa, biar semua anak-anak bisa makan buah enak dan sehat!” kata Lala semangat.

Momo berseru, “Ayo berangkaaat!”

Tapi... mereka nggak sendiri.

Di bayang-bayang pepohonan, seekor musang bernama Sliwer menguping pembicaraan mereka. Sliwer terkenal licik dan suka nyolong barang. Dia berpikir, “Kalau aku punya biji itu, aku bisa jual mahal dan jadi kaya!”


Untuk sampai ke bukit, Lala dan Momo harus melewati Jembatan Pelangi yang cuma bisa dilewati kalau menjawab teka-teki.

Suara misterius dari awan berkata:

"Apa yang selalu naik tapi tak pernah turun?"

Lala berpikir keras. Momo garuk-garuk kepala.

“Tinggi badan!” teriak Lala.

Jembatan pun muncul dari kabut, penuh warna seperti pelangi.

dongeng 1.png

Tapi dari kejauhan, Sliwer sudah mulai menyusun rencana untuk mengambil peta dari ransel Lala.


Di dalam hutan, mereka bertemu kupu-kupu bersinar bernama Lumi.

“Aku bisa bantu kalian tunjukkan jalan, tapi tolong selamatkan sarangku dari tanaman berduri yang tumbuh liar,” katanya.

Dengan hati-hati, Lala dan Momo mencabut duri-duri itu. Sebagai ucapan terima kasih, Lumi menunjukkan jalan rahasia yang lebih cepat menuju bukit.

Sliwer, yang sembunyi di semak, menggerutu. “Kenapa mereka selalu dibantu?!”

dongeng 3.png

Saat Kritis: Biji yang Dicuri

Akhirnya mereka sampai di Puncak Bukit Cerah dan menemukan sebuah kotak kayu tua. Di dalamnya ada Biji Pelangi, bersinar lembut.

Saat Lala mengangkatnya dengan hati-hati...

“Cihihihi!”

Sliwer melompat dari balik batu dan merebut biji itu!

dongeng 2.png

“Terima kasih ya udah susah payah cariinnya! Sekarang ini punyaku!”

Lala nggak marah. Dengan tenang dia bilang,

“Sliwer, kamu boleh ambil bijinya. Tapi tahu nggak, biji ini cuma tumbuh kalau ditanam dengan niat baik. Kalau kamu tanam buat serakah, dia nggak akan tumbuh.”

Sliwer tertawa mengejek dan lari turun bukit.

Akhir Cerita: Tumbuh atau Tidak?

Seminggu kemudian...

Sliwer mencoba menanam bijinya. Dia siram, dia jaga, tapi... tanaman itu tak pernah tumbuh.

Sementara di desa Lala, mereka menanam biji cadangan yang ditemukan Lumi di belakang batu.

Karena semua menanamnya bersama-sama dengan niat berbagi, tumbuhlah pohon tinggi dengan buah warna-warni yang rasanya manis dan segar.

Melihat itu dari kejauhan, Sliwer akhirnya datang ke desa. Dia malu. Tapi Lala menyambutnya,

“Kalau kamu mau bantu rawat pohonnya dan berbagi dengan yang lain, kamu boleh ikut.”

Sliwer terdiam... lalu mengangguk.

Pesan moral yang dapat diambil dari kisah ini adalah niat baik yang tulus, ditambah kerja sama dan saling percaya, selalu bisa membawa kita pada hal-hal indah yang sebelumnya tak terbayangkan. Tapi kalau niatnya cuma untuk diri sendiri dan serakah, walau terlihat menang di awal, pada akhirnya nggak akan pernah menghasilkan apa-apa yang benar-benar berarti.