Meta PixelKesalahan Umum Orang Tua saat Menidurkan Bayi<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Kesalahan Umum Orang Tua saat Menidurkan Bayi

Author: Tim PrimaKu

4 Des 2025

Topik: Tidur Anak, Tidur Nyenyak

Tidur adalah salah satu kebutuhan paling penting bagi bayi, bukan hanya untuk pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan otak, regulasi emosi, dan imun. Namun, banyak orang tua tanpa sadar melakukan kebiasaan yang justru membuat bayi sulit tidur atau meningkatkan risiko keselamatan saat tidur. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa praktik tidur yang tidak aman masih menjadi salah satu penyebab utama gangguan tidur bayi dan risiko cedera, termasuk Sudden Unexpected Infant Death (SUID). Maka, memahami pola tidur yang benar serta kesalahan umum yang perlu dihindari menjadi penting bagi setiap orang tua.

1. Menidurkan Bayi di Atas Permukaan yang Lembut (Soft Bedding)

Banyak orang tua merasa kasur empuk, bantal besar, atau selimut tebal membuat bayi lebih nyaman. Padahal, permukaan tidur yang lembut dapat meningkatkan risiko terperangkapnya wajah bayi, sehingga mengganggu pernapasan dan meningkatkan risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome). American Academy of Pediatrics (AAP) menegaskan bahwa bayi harus tidur pada permukaan yang kokoh dengan fitted sheet tanpa bantal, guling, atau bumper crib.

Cara memperbaiki: gunakan kasur padat atau beralas keras, tanpa bantal, tanpa selimut tebal; pakaikan sleep sack bila perlu.

2. Tidur Satu Kasur (Bed Sharing) dengan Bayi pada Kondisi Berisiko

Bed sharing umum dilakukan karena alasan kenyamanan, menyusui, atau agar bayi cepat tidur. Namun, penelitian menunjukkan bahwa bed sharing, terutama pada bayi <4 bulan, secara signifikan meningkatkan risiko SIDS. Risiko meningkat bila orang tua kelelahan, sedang merokok, tidur di sofa, atau menggunakan kasur empuk.

Cara memperbaiki: praktikkan room sharing (satu kamar), bukan bed-sharing; letakkan bayi di tempat tidur bayi terpisah dekat orang tua.

3. Menidurkan Bayi dalam Posisi Tengkurap atau Miring sebelum Usia Cukup Siap

Beberapa orang tua menganggap bayi lebih nyenyak tidur tengkurap. Namun, AAP dan banyak studi menunjukkan bahwa posisi ini meningkatkan risiko SIDS karena bayi kesulitan mengatur pernapasan dan suhu tubuh. Pastikan selalu tidurkan bayi terlentang sampai usia cukup mampu berguling sendiri bolak-balik.

Cara memperbaiki: letakkan bayi terlentang setiap tidur; bila ia sudah bisa berguling sendiri, biarkan dengan tetap memastikan lingkungan tidurnya aman.

4. Menidurkan Bayi saat Menangis Tanpa Mencoba Menenangkan

Beberapa orang tua menganggap bahwa membiarkan bayi menangis akan “melatih” tidur. Namun, bayi, terutama newborn, belum mampu menenangkan diri secara efektif. Studi tentang infant sleep menunjukkan bahwa respons sensitif orang tua membantu bayi mengembangkan ritme tidur yang lebih stabil dan mengurangi stres.

Cara memperbaiki: gunakan teknik responsive soothing seperti membedong (safe swaddling), white noise, atau mengayun lembut.

5. Menggunakan Alat Bantu Tidur yang Tidak Disarankan

Perangkat seperti bouncer, car seat, rocker, atau swing bukan tempat tidur yang aman untuk bayi dalam durasi panjang. Studi menunjukkan bahwa tidur dalam posisi semi-duduk meningkatkan risiko obstruksi jalan napas karena kepala bayi cenderung jatuh ke depan (positional asphyxia).

Cara memperbaiki: gunakan alat tersebut hanya untuk bermain atau mengawasi, bukan untuk tidur lama. Bila bayi tertidur, pindahkan ke permukaan datar yang aman.

6. Mengandalkan Rutinitas Tidur yang Tidak Konsisten

Bayi sangat bergantung pada rutinitas untuk membangun ritme sirkadian. Tanpa rutinitas, jam tidur, suasana kamar, maupun cara menenangkan yang konsisten, bayi lebih sulit tidur dan mudah rewel.

Cara memperbaiki: buat ritual tidur sederhana (mandi hangat, pijat lembut, lampu redup, white noise) yang sama setiap hari.

7. Membuat Kamar Tidur Terlalu Terang atau Bising

Cahaya terang menghambat produksi melatonin bayi. Suara bising mendadak juga mengganggu tidur bayi yang masih sensitif. Jurnal pediatri menunjukkan bahwa lingkungan tidur yang redup dan stabil membantu tidur lebih panjang dan berkualitas.

Cara memperbaiki: gunakan lampu redup; white noise low volume dapat membantu menutupi suara mendadak di rumah.

Dengan memahami praktik tidur aman yang telah direkomendasikan oleh para ahli dan didukung bukti ilmiah, MomDad dapat menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan aman untuk bayi. Setiap bayi berbeda, tetapi prinsip dasarnya tetap sama: tidur harus aman, konsisten, dan responsif terhadap kebutuhan bayi. Perubahan kecil yang MomDad lakukan hari ini dapat menjadi investasi besar bagi kesehatan dan perkembangan bayi ke depan.

Referensi:

  • Matthews TJ, et al. “Trends in Sudden Unexpected Infant Death.” CDC National Center for Health Statistics, 2023.
  • Moon RY, et al. “SIDS and Other Sleep-Related Infant Deaths: Updated 2022 Recommendations for Safe Infant Sleep.” American Academy of Pediatrics.
  • Carpenter R, et al. “Bed sharing when parents do not smoke: is there a risk of SIDS?” BMJ. 2013;346:f366.
  • Benzies KM, et al. “Responsive parenting: interventions and outcomes.” Journal of Advanced Nursing. 2013.
  • Bull MJ, et al. “Safe Transportation of Preterm and Low Birth Weight Infants.” Pediatrics. 2009.
  • Mindell JA, et al. “Bedtime routines for young children: a review of the evidence.” Sleep Medicine Reviews. 2015.
  • Bathory E, Tomopoulos S. “Sleep Regulation, Physiology and Development in Infants and Toddlers.” Pediatrics in Review. 2017.