
Kapan Anak Dikatakan Mengalami Pubertas?
22 Jul 2017
Author: Tim PrimaKu
23 Sep 2025
Topik: MengASIhi, Ibu Menyusui, Menyusui, Peran Ibu, 0-6 Bulan
Menyusui bukan hanya soal produksi ASI di payudara, tetapi juga erat kaitannya dengan kerja otak ibu. Ada dua hormon utama yang diproduksi otak dan sangat berpengaruh dalam proses menyusui, yaitu hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Kedua hormon ini bekerja saling melengkapi: prolaktin memastikan produksi ASI tetap berjalan, sementara oksitosin membantu pengaliran ASI serta memperkuat ikatan emosional ibu dan bayi.
Hormon Oksitosin: Hormon Cinta dan Aliran ASI
Oksitosin adalah hormon yang berfungsi mengalirkan ASI. Cara kerjanya adalah dengan membuat sel-sel otot di sekitar kantung ASI berkontraksi sehingga ASI terdorong keluar melalui saluran dan bermuara ke puting. Mekanisme ini dikenal dengan letdown reflex atau milk ejection reflex, di mana ASI akan mengalir deras dan memudahkan bayi untuk menyusu.
Refleks oksitosin dipicu saat ibu merasa bahagia, nyaman, atau ketika menyentuh dan mencium bayinya. Sebaliknya, jika ibu merasa sakit, sedih, marah, atau cemas, refleks ini bisa terhambat sehingga aliran ASI menjadi tidak lancar. Dukungan suami dan keluarga berperan penting dalam membantu ibu merasa tenang, sehingga oksitosin dapat bekerja optimal.
Selain itu, pada hari-hari awal setelah melahirkan, oksitosin juga berperan dalam mengontraksikan rahim sehingga mengurangi perdarahan. Tidak jarang ibu merasakan nyeri perut saat menyusui pada periode ini, hal yang wajar dan normal terjadi.
Oksitosin sering disebut sebagai “hormon cinta”, karena produksinya meningkat melalui kontak kulit dengan bayi serta interaksi penuh kasih. Hormon ini membantu ibu merasa lebih tenang, mengurangi stres, meningkatkan rasa cinta pada bayi, sekaligus memperkuat ikatan batin ibu-anak.
Hormon Prolaktin: Pengatur Produksi ASI
Berbeda dengan oksitosin yang berfokus pada pengaliran, prolaktin berperan penting dalam produksi ASI itu sendiri. Selama kehamilan, kadar prolaktin meningkat untuk merangsang pertumbuhan jaringan payudara. Namun, produksi ASI belum berlangsung karena masih ditekan oleh hormon progesteron dan estrogen. Setelah persalinan, kedua hormon kehamilan tersebut menurun drastis, sehingga prolaktin bisa bekerja penuh untuk menghasilkan ASI.
Setiap kali bayi mengisap payudara, kadar prolaktin dalam darah akan meningkat dan merangsang produksi ASI untuk sesi menyusui berikutnya. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak prolaktin yang dilepaskan, dan semakin lancar pula produksi ASI.
Uniknya, prolaktin lebih banyak diproduksi pada malam hari. Karena itu, menyusui di malam hari sangat dianjurkan untuk membantu mempertahankan produksi ASI. Selain itu, prolaktin juga membuat ibu merasa lebih rileks dan mengantuk, sehingga ibu bisa tetap beristirahat meski harus menyusui.
Prolaktin dan oksitosin adalah “tim” yang bekerja sama demi kelancaran proses menyusui. Prolaktin memastikan produksi ASI tetap terjaga, sementara oksitosin memastikan ASI mengalir dengan lancar sekaligus memperkuat ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.
Dukungan emosional dari lingkungan sekitar sangat menentukan kelancaran kerja kedua hormon ini. Oleh karena itu, bukan hanya ibu yang berperan, tetapi juga keluarga dan pasangan dalam menciptakan suasana yang penuh kenyamanan dan kasih sayang agar proses menyusui menjadi lebih mudah, lancar, dan membahagiakan.
Referensi: Buku Anti Stres Menyusui oleh dr. Asti Praborini Sp.A., IBCLC., dr. Ratih Ayu Wulandari, IBCLC.
22 Jul 2017
23 Mar 2018
12 Sep 2021
11 Mar 2022