Hipotermia pada Bayi Baru Lahir
Author:
Topik: Neonatus 0-1 Bulan
HIPOTERMIA PADA BAYI BARU LAHIR:
KAPAN HARUS MEMBAWA BAYI KE DOKTER?
Setya Wandita
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam merawat bayi baru lahir di rumah adalah suhu tubuh. Masalah pada suhu bayi baru lahir adalah hipotermia atau suhu tubuh kurang dari 36,5°C dan demam. Banyak penyakit memiliki gejala hipotermia di antaranya infeksi berat seperti sepsis neonatorum, radang selaput otak, radang paru, hipoglikemi, dan lain-lain. Hipotermia merupakan hal berbahaya yang perlu penanganan segera. Oleh karena itu, pengenalan kondisi hipotermia secara dini dan segera melakukan tindakan yang memadai sangatlah penting.
Cara pengukuran suhu yang akurat adalah dengan termometer (digital atau air raksa) yang diletakkan di ketiak. Pengukuran suhu dengan termometer yang dilekatkan di dahi atau dimasukkan di lubang telinga tidak dianjurkan karena tidak akurat. Sedangkan pengukuran suhu dengan memasukkan termometer ke dalam lubang anus juga tidak dianjurkan karena dapat mencederai anus. Apabila tidak tersedia termometer, perabaan dapat digunakan untuk menentukan suhu tubuh bayi. Tempat perabaan untuk mengidentifikasi hipotermia adalah di tubuh bayi (ketiak/perut bayi), dan ekstremitas (tangan dan kaki). Namun cara perabaan ini kurang akurat, karena tidak dapat mengetahui suhu tubuh secara pasti.
Suhu normal bayi adalah antara 36,5-37,5°C. Hipotermia dibagi menjadi tiga jenis yaitu stres dingin, hipotermia sedang, dan hipotermia berat. Batasan stres dingin suhu antara 35,5-36,4°C, hipotermia sedang suhu antara 32-35,4°C, dan hipotermia berat apabila suhu kurang dari 32°C. Bila tubuh dan ekstremitas hangat maka interpretasinya adalah normal. Bila tubuh teraba hangat tapi ekstremitas teraba dingin maka berarti bayi mengalami stres dingin. Sedangkan bila tubuh dan ekstremitas teraba dingin berarti bayi mengalami hipotermia. Pada perabaan tidak dapat ditentukan gradasi hipotermia.
Pada bayi yang mengalami stres dingin perlu dicari penyebabnya apakah popok yang basah, suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah, tubuh bayi basah, setelah mandi yang tidak segera dikeringkan atau ada hal lain. Bila diketahui hal-hal ini maka segera atasi penyebabnya tersebut. Untuk menghangatkan bayi dilakukan kontak kulit ke kulit antara bayi dan ibu sambil disusui, dan ukur ulang suhu bayi setiap jam sampai suhunya normal. Bila suhunya tetap tidak naik atau malah turun maka segera bawa ke dokter.
Bayi dengan suhu kurang dari 35,5°C mengalami kondisi berat yang harus segera mendapat penanganan dokter. Tindakan yang dapat dilakukan oleh ibu sebelum dan selama dalam perjalanan ke fasilitas kesehatan adalah terus memberikan air susu ibu (ASI) dan menjaga kehangatan. Tetap memberikan ASI penting untuk mencegah agar kadar gula darah tidak turun. Apabila bayi masih mampu menyusu, bayi disusui langsung ke payudara ibu. Namun, bila bayi tidak mampu menyusu tapi masih mampu menelan, berikan ASI yang diperah dengan sendok atau cangkir. Menjaga bayi dalam keadaan hangat dilakukan dengan kontak kulit ke kulit, yaitu melekatkan bayi di dada ibu sehingga kulit bayi menempel langsung pada kulit ibu, dan ibu dan bayi berada dalam satu pakaian. Kepala bayi ditutup dengan topi.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hipotermia adalah menutup kepala bayi dengan topi, pakaian yang kering, diselimuti, ruangan hangat (suhu kamar tidak kurang dari 25°C), bayi selalu dalam keadaan kering, tidak menempatkan bayi di arah hembusan angin dari jendela/pintu/pendingin ruangan. Sebelum memandikan bayi perlu disiapkan baju, handuk, dan air hangat. Setelah dimandikan, bayi segera dikeringkan dengan handuk dan dipakaikan baju.