Meta PixelKemenkes Peringatkan Hujan Mikroplastik, Apa Dampaknya pada Tubuh?<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Kemenkes Peringatkan Hujan Mikroplastik, Apa Dampaknya pada Tubuh?

Author: Tim PrimaKu

4 Nov 2025

Topik: Hujan Mikroplastik, Toddler, Anak Sakit

Memasuki musim hujan, langit Indonesia tak hanya menurunkan air, tetapi juga ancaman yang tak kasatmata. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa butiran mikroplastik kini turut terbawa dalam tetesan hujan, menandakan betapa luasnya pencemaran plastik yang telah menyusup hingga ke udara yang kita hirup dan air yang kita minum. Fenomena ini memantik perhatian Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang mengingatkan potensi dampak jangka panjang mikroplastik terhadap tubuh manusia.

Apa Itu Mikroplastik?

hujan mikroplastik.jpg

Mikroplastik adalah potongan plastik berukuran sangat kecil, biasanya kurang dari 5 milimeter, yang terbentuk dari degradasi plastik berukuran lebih besar maupun berasal langsung dari produk berbasis plastik seperti serat pakaian sintetis, kemasan sekali pakai, kosmetik, dan peralatan rumah tangga. Nah, karena ukurannya yang halus, partikel ini mudah terbawa angin, air hujan, hingga masuk ke saluran air dan laut, mencemari hampir seluruh lapisan ekosistem bumi.

Di Indonesia, masalah ini menjadi semakin genting. Sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia, partikel mikroplastik kini ditemukan di berbagai perairan, dari sungai hingga pantai, terutama di wilayah Pulau Jawa. Sebuah studi literatur menunjukkan bahwa mikroplastik banyak bersumber dari limbah domestik, aktivitas wisata, serta perikanan, dengan bentuk paling umum berupa serat hitam dan biru yang berasal dari tali pancing, jaring nelayan, dan pakaian sintetis. Polimer yang paling sering teridentifikasi adalah polietilena, bahan utama plastik sekali pakai seperti kantong belanja dan pembungkus makanan.

Fenomena Hujan Mikroplastik

Fenomena “hujan mikroplastik” yang kini mulai diamati di berbagai wilayah Indonesia sebenarnya merupakan tahapan lanjutan dari siklus polusi plastik di lingkungan. Mikroplastik yang berasal dari daratan, seperti sisa pakaian sintetis, ban kendaraan, kemasan sekali pakai, dan limbah rumah tangga, tidak hanya berakhir di laut, tetapi juga terbawa ke atmosfer melalui angin dan proses penguapan air.

Partikel-partikel plastik berukuran mikroskopis ini kemudian melayang di udara, menempel pada uap air dan awan, hingga akhirnya turun bersama hujan. Artinya, saat musim hujan tiba, bukan hanya air yang membasahi bumi, tetapi juga partikel plastik yang telah berkelana dari berbagai sumber pencemar.

Sejumlah penelitian internasional bahkan menunjukkan bahwa mikroplastik telah ditemukan di air hujan, salju, dan udara di daerah pegunungan hingga perkotaan padat. Di Indonesia, fenomena serupa mulai terdeteksi di beberapa kota besar, menandakan bahwa paparan mikroplastik kini tidak hanya berasal dari makanan laut, tetapi juga dari udara dan air yang kita gunakan setiap hari.

Dampak Mikroplastik pada Tubuh

Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua jalur utama, yaitu inhalasi (terhirup) dan ingesti (tertelan).

  • Paparan melalui inhalasi (pernapasan)

Partikel mikroplastik yang berasal dari serat pakaian, debu, cat, pupuk, dan aerosol di udara dapat dengan mudah terhirup saat kita bernapas. Partikel ini kemudian menempel di saluran napas bagian atas dan dapat mencapai paru-paru. Dalam jangka panjang, penumpukan mikroplastik di jaringan paru dapat menyebabkan peradangan, stres oksidatif, serta gangguan fungsi pernapasan.

  • Paparan melalui ingesti (makanan dan minuman)

Mikroplastik juga ditemukan pada air minum, makanan laut, sayuran, dan bahkan garam dapur. Partikel plastik berukuran mikroskopis ini dapat tertelan tanpa disadari, kemudian masuk ke sistem pencernaan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa partikel mikroplastik dapat menembus dinding usus dan berpindah ke organ lain, termasuk hati dan ginjal.

Penting bagi MomDad untuk melindungi diri dan si Kecil, terutama di musim hujan seperti sekarang. Pastikan selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, dan hindari bermain hujan secara langsung agar tidak terpapar air yang mungkin mengandung partikel mikroplastik atau polutan lain.

Referensi:

  • Basri K, S., K, B., Syaputra, E. M., & Handayani, S. (2021). Microplastic Pollution in Waters and its Impact on Health and Environment in Indonesia: A Review. Journal of Public Health for Tropical and Coastal Region, 4(2), 63-77.
  • Yongjin Lee., Jaelim Cho., Jungwoo Sohn, Changsoo Kim. Health Effects of Microplastic Exposures: Current Issues and Perspectives in South Korea. Yonsei Med J. 2023 Apr 20;64(5):301–308.