Mengenal Cerebral Palsy, Gangguan yang Memengaruhi Kemampuan Gerak
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Cerebral Palsy, Palsi Serebral
Tahukah MomDad, hari ini (06/10) merupakan hari Cerebral Palsy, lho. Cerebral palsy atau palsi serebral adalah suatu kelompok gangguan yang memengaruhi kemampuan seseorang bergerak, mempertahankan keseimbangan dan postur. Palsi serebral adalah masalah gangguan atau disabilitas motor tersering pada masa kanak-kanak.
Penyebabnya disebabkan oleh pertumbuhan otak abnormal atau kerusakan yang terjadi pada masa perkembangan otak. Masalah pertumbuhan atau kerusakan itu terutama mengenai bagian otak yang memengaruhi kemampuan seseorang mengontrol gerakan ototnya.
Gimana sih ciri anak yang mengalami palsi serebral dan adakah cara untuk mencegahnya? Yuk, simak penjelasan di bawah!
Ciri palsi serebral
Ciri utama palsi serebral adalah gangguan gerak dan postur. Pada beberapa kondisi dapat disertai dengan disabilitas intelektual, kejang, masalah penglihatan, pendengaran atau bicara. Pada kondisi yang berat dan tidak ditangani dengan baik, palsi serebral dapat menimbulkan masalah bentuk tulang belakang, seperti skoliosis atau masalah sendi (kontraktur).
Penderita palsi serebral memiliki gejala yang bervariasi di setiap individu. Penderita palsi serebral yang berat memerlukan alat bantu gerak untuk dapat berjalan dan bergerak mandiri, sehingga mungkin memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan kegiatan sehari-hari seumur hidupnya.
Sementara penderita palsi serebral ringan dapat berjalan dan beraktivitas tanpa bantuan, meskipun gaya berjalan atau bergeraknya sering tampak “unik” dan canggung. Penderita palsi serebral ringan pada umumnya dapat hidup mandiri, menjadi anggota masyarakat yang normal, dan tidak bertambah berat (tidak progresif) seiring waktu. Selain itu, palsi serebral yang ringan gejalanya bisa tampak berkurang dengan latihan dan fisioterapi.
Apakah palsi serebral dapat disembuhkan?
Palsi serebral tidak dapat disembuhkan, namun terapi yang tepat dapat meningkatkan kemampuan fisik dan memperbaiki kualitas hidup penderitanya. Penting untuk memulai terapi sesegera mungkin setelah diagnosis palsi serebral. Untuk mengurus penderita palsi serebral perlu diterapkan kedisiplinan dan keterlibatan keluarga. Caranya dengan melakukan terapi pembedahan, penggunaan alat, terapi fisik, okupasi dan wicara.
Kapan anak bisa dikatakan menderita palsi serebral?
Pada awal kehidupan, gejala palsi serebral dapat berupa keterlambatan mencapai tonggak perkembangannya, misalnya terlambat berguling, terlambat duduk, berdiri dan berjalan. Pada bayi berusia kurang dari 6 bulan misalnya, palsi serebral ditandai dengan:
- Dijumpai head lag (kepala yang masih tertinggal saat diangkat dari posisi tiduran ke duduk) yang menetap atau persisten
- Badan tampak kaku seperti batang kayu atau justru terlalu lemas seperti boneka
- Saat diangkat dengan posisi berdiri, anak dengan palsi serebral dapat menunjukkan tanda berupa kaki yang kaku (posisi berjinjit) dan disilangkan
Sementara pada usia di atas 6 bulan, gejalanya dapat berupa:
- Ketidakmampuan anak berguling ke kedua sisi
- Tidak dapat membawa tangan bertemu di tengah
- Kesulitan mengangkat tangan ke mulut
- Hanya menggunakan salah satu tangan untuk meraih benda sedangkan tangan lainnya tampak mengepal
- Pada usia di atas 10 bulan, bayi dapat tampak merangkak menggunakan salah satu ekstremitas saja (tampak hanya satu sisi yang aktif, sedangkan sisi lainnya seperti diseret)
Cara mencegah palsi serebral
Palsi serebral dapat bersifat kongenital (bawaan lahir) maupun didapat. Penyebab Palsi serebral kongenital tidak diketahui, sehingga sulit melakukan pencegahan yang tepat. Kerusakan yang terjadi pada masa perkembangan otak dapat terjadi kapan saja, sebelum kelahiran, selama proses kelahiran, dan pasca kelahiran, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan.
Palsi serebral yang bersifat kongenital meliputi mayoritas 85-90% kasus. Meski palsi serebral yang berkaitan dengan genetik tidak dapat dicegah, namun terdapat beberapa tindakan pencegahan umum yang dapat dikerjakan selama masa kehamilan, di antaranya:
- Melakukan kunjungan dan kontrol rutin pra-natal untuk memastikan kesehatan ibu dan janin optimal
- Melakukan vaksinasi yang dianjurkan untuk ibu hamil
- Mengonsumsi suplementasi sesuai anjuran
- Perlu MomDad ketahui, tidak semua palsi serebral bisa dicegah maupun dideteksi dini meskipun ibu sudah melakukan kunjungan pra-natal
Adapun beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan anak menderita palsi serebral kongenital, di antaranya:
- Berat badan lahir rendah
- Kelahiran prematur
- Kehamilan kembar
- Kehamilan dengan bantuan (misalnya fertilisasi in vitro atau bayi tabung)
- Infeksi selama kehamilan
- Kuning pada bayi hingga kern icterus (kuning yang sampai menyebabkan gangguan otak pada bayi akibat kadar bilirubin yang terlampau tinggi)
- Beberapa komplikasi persalinan
Sebagian kecil kasus palsi serebral merupakan kerusakan yang terjadi di atas usia 28 hari. Kondisi ini disebut palsi serebral didapat dan biasanya disebabkan oleh infeksi atau trauma kepala.
Itulah serba-serbi palsi serebral yang perlu MomDad ketahui. Apabila si Kecil mengalami gejala palsi serebral seperti yang dijelaskan di atas, jangan ragu untuk bawa dan konsultasikan kondisinya ke dokter ya, MomDad.
Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!
Sumber foto: Freepik
Referensi:
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.