Pentingnya Stimulasi Bermain untuk Merangsang Kecerdasan Anak
Author: DR. Dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), MSi
Topik: Stimulasi Bermain, Kecerdasan
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh anak dengan melakukan stimulasi, salah satunya merangsang kecerdasan multiple. Untuk mendapatkan kecerdasan multiple, anak perlu dikenalkan dengan berbagai kegiatan yang mampu merangsang sel-sel otak, sehingga membentuk rangkaian fungsi.
Perkembangan sel otak
Sel-sel otak janin dibentuk sejak 3-4 bulan di dalam kandungan. Setelah lahir sampai umur 3 tahun jumlahnya bertambah dengan cepat mencapai miliaran sel, tetapi belum ada hubungan antar sel-sel tersebut. Mulai kehamilan 6 bulan, dibentuklah hubungan antar sel, sehingga membentuk rangkaian fungsi-fungsi. Kualitas dan kompleksitas rangkaian hubungan antar sel-sel otak ditentukan oleh stimulasi (rangsangan) yang dilakukan oleh lingkungan kepada bayi-balita tersebut.
Semakin bervariasi rangsangan yang diterima maka semakin kompleks hubungan antar sel-sel otak. Semakin sering dan teratur rangsangan diterima, maka semakin kuat hubungan antar sel-sel otak tersebut. Semakin kompleks dan kuat hubungan antar sel-sel otak, maka semakin tinggi dan bervariasi kecerdasan anak di kemudian hari. Bila dikembangkan terus menerus, anak akan mempunyai banyak variasi kecerdasan (multiple intelligences).
Oleh karena itu, jika kita menginginkan anak dengan kecerdasan multiple, harus dilakukan perangsangan setiap hari pada semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, penciuman, pengecapan), gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran dengan suasana bermain dan kasih sayang.
Stimulasi bermain
Stimulasi dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita. Misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, menjelang tidur, atau kapan dan di manapun MomDad dapat berinteraksi dengan si Kecil. Stimulasi yang bisa bermanfaat dari segala aspek meliputi:
- Untuk merangsang kecerdasan berbahasa verbal ajaklah bercakap-cakap, bacakan cerita berulang-ulang, rangsang untuk berbicara dan bercerita, menyanyikan lagu anak-anak, dan lain-lain
- Latih kecerdasan logika-matematik dengan mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain angka, halma, congklak, sempoa, catur, kartu, teka-teki, puzzle, monopoli, permainan komputer, dan lain-lain
- Kembangkan kecerdasan visual-spasial dengan mengamati gambar, foto, merangkai dan membongkar lego, menggunting, melipat, menggambar, halma, puzzle, rumah-rumahan, permainan komputer, dan lain-lain.
- Melatih kecerdasan gerak tubuh dengan berdiri satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis, berlari, melompat, melempar, menangkap, latihan senam, menari, olahraga permainan, dan lain-lain
- Merangsang kecerdasan musical dengan mendengarkan music, bernyanyi, memainkan alat musik, mengikuti irama dan nada.
- Melatih kecerdasan emosi interpersonal dengan bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan lebih muda, saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, bekerja sama membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku, bangsa, budaya, agama melalui buku, televisi, dan lain-lain
- Melatih kecerdasan emosi interpersonal dengan menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, berkhayal, mengarang cerita, dan lain-lain.
- Merangsang kecerdasan naturalis dengan menanam biji hingga tumbuh, memelihara tanaman dalam pot, memelihara binatang, berkebun, wisata di hutan, Gunung, sungai, pantai, mengamati langit, awan, bulan, bintang, dan lain-lain.
Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus-menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi, maka ia akan mempunyai kecerdasan yang multiple.
Kreativitas anak akan berkembang jika orang tua selalu bersikap otoritatif (demokratik), yaitu mendengarkan dan menghargai pendapat anak, serta mendorongnya berani mengungkapkannya. Keluarga juga harus merangsang anak untuk tertarik mengamati dan mempertanyakan tentang berbagai benda atau kejadian di sekeliling, yang mereka dengar, lihat, rasakan atau mereka pikirkan dalam kehidupan sehari-hari.
Artikel pernah dimuat di harian Kompas, kolom klasika, tanggal 24 Juni 2012