primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Cara Mengukur Panjang dan Tinggi Badan Anak

Author: Marisha A

Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A

Topik: Tinggi Badan

Selain berat badan, MomDad juga perlu melakukan pemantauan panjang dan tinggi badan si kecil. Dua hal ini ternyata berbeda, lho! Pengukuran panjang badan dilakukan pada bayi dan anak berusia kurang dari 2 tahun dalam posisi berbaring, sedangkan tinggi badan diukur pada anak berusia 2 tahun atau lebih dalam posisi berdiri tegak. Nah, jika MomDad ingin memantau panjang dan tinggi badan si Kecil, perhatikan caranya berikut, yuk!

Cara mengukur panjang badan anak
panjang anak (pampers.com) - sub1.jpg
Pengukur panjang badan atau infantometer perlu diletakkan di permukaan datar yang stabil dan cukup luas, seperti di atas meja. Pengukuran panjang badan hendaknya dilakukan oleh dua orang. Bayi dan anak yang akan diukur panjang badannya sebaiknya dalam keadaan tenang, menggunakan pakaian tipis atau boleh tanpa pakaian, tidak menggunakan alas kaki, dan rambut tidak diikat.

Letakkan bayi dalam posisi telentang dan puncak kepala menempel pada ujung pengukur yang tidak bergerak (headboard). Apabila rambut anak tebal, dekatkan sedemikian rupa hingga tidak ada jarak sedikit pun antara headboard dengan puncak kepala. Posisikan kepala anak agar lurus dan mata menghadap tegak lurus ke atas, kemudian fiksasi posisi ini dengan memegangi kepala anak.

Dalam keadaan tenang, baringkan anak dalam posisi lurus, pundak menyentuh papan, lutut lurus, dan tulang belakang tidak membengkok. Rapatkan ujung pengukur yang bergerak (footboard) hingga menempel tegak lurus dengan telapak kaki. Jari-jari kaki harus lurus mengarah ke atas. Setelah itu, baca dan catat hasil pengukuran.

Cara mengukur tinggi badan anak
tinggi anak (onlymyhealt.com) - sub2.jpg
Pengukuran tinggi badan dilakukan dalam posisi anak berdiri tanpa alas kaki dan rambut tidak diikat. Minta anak untuk berdiri tegak dan melihat lurus ke depan. Punggung, pantat, dan tumit bagian belakang anak menempel pada tiang pengukur. Rapatkan pengukur sampai menempel di puncak kepala. Lalu, bacalah dan catat hasil pengukuran.

Pada anak, tinggi badan yang diukur saat berdiri lebih pendek 0,7 cm dibanding panjang badan yang diukur saat berbaring. Hal ini pun telah diantisipasi dalam pembuatan kurva pertumbuhan WHO. Dengan demikian, apabila anak yang berusia kurang dari 2 tahun diukur tinggi badannya dalam posisi berdiri, hasil pengukuran tersebut perlu ditambah 0,7 cm sebelum data dimasukkan ke aplikasi PrimaKu atau diplot ke kurva pertumbuhan WHO.

Sebaliknya, apabila anak berusia lebih dari 2 tahun diukur panjang badannya dalam posisi berbaring, maka hasil pengukurannya perlu dikurangi 0,7 cm sebelum dimasukkan ke aplikasi PrimaKu atau diplot ke kurva pertumbuhan WHO. Jadwal pengukuran panjang atau tinggi badan yang optimal sesuai saran Kementerian Kesehatan adalah tiap 3 bulan hingga usia 2 tahun, kemudian tiap 6 bulan hingga usia 6 tahun. Setelah itu, setidaknya ukur tinggi badan sekali dalam setahun untuk mengetahui pertumbuhan tinggi badan anak.

Nah, itu dia cara mengukur panjang dan tinggi badan anak. Apakah MomDad sudah secara rutin melakukan pengukuran panjang dan tinggi badan anak? Ketahui informasi seputar tumbuh kembang anak hingga MPASI dengan mengikuti Instagram @official.primaku dan baca artikel lainnya lewat aplikasi PrimaKu, ya. Selamat mencoba!

Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.
familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
cover
Jangan Anggap Remeh, yuk Kenali Lebam Tidak Normal!
12 Apr 2022
cover
Anak Tantrum di Tempat Umum? Jangan Keburu Emosi, Simak Tips...
13 Apr 2022
cover
Jangan Diabaikan, Ini lho Penyebab Stunting pada Anak!
12 Mei 2022
cover
Jangan Sampai Salah, Ini Bedanya Stunting dan Gizi Buruk!
19 Mei 2022
cover
Jangan Sampai Salah! Ini Cara Tepat Menjaga Kebersihan Telin...
20 Mei 2022
cover
Jangan Tunggu Rusak, Yuk, Pelihara Kesehatan Gigi Anak!
27 Jun 2022
cover
Jangan Pakai Cottonbud! Yuk, Ketahui Cara Tepat Bersihkan Te...
27 Jun 2022
cover
Jangan Panik, Kuasai Cara dan Pertolongan Pertama Anak Terse...
27 Jun 2022
cover
Jadi Orang Tua Lebih Baik, Ini Alternatif Kata 'Jangan' Saat...
11 Jul 2022
cover
Jangan Salah, Ternyata Ini Perbedaan Pertumbuhan dan Perkemb...
13 Jul 2022
cover
Anak Tantrum, Orang Tua Jangan Ikut Tantrum
5 Agu 2022
cover
Jangan Percaya Mitos, Ketahui Fakta Vitamin D Langsung dari ...
8 Agu 2022
cover
Jangan Lagi Keliru, Ini Cara Tepat Membersihkan Organ Intim ...
9 Sep 2022
cover
Jangan Keliru! Ini Deretan Mitos dan Fakta tentang Bilingual...
22 Sep 2022
cover
Jangan Terlalu Sering, Ini Aturan Konsumsi Minuman Boba pada...
30 Nov 2022
cover
Jangan Asal, Ini Cara Tepat dan Aman Menyimpan Obat di Rumah
6 Des 2022
cover
Jangan Sembarang, Ini Waktu Tepat Memberikan Antibiotik pada...
7 Des 2022
cover
Jangan Dilarang, Ini Manfaat Mencoret-coret bagi Tumbuh Kemb...
11 Des 2022
cover
Jangan Keliru, Ini Perbedaan Imunisasi & Vaksinasi
1 Mar 2023
cover
Jangan Asal Pilih, Ketahui Kriteria Camilan Sehat untuk si K...
16 Mar 2023
cover
Yakin Berbuka Hanya dengan yang Manis? Jangan Lupa dengan Se...
31 Mar 2023
cover
Busui Puasa? Jangan Lupa Terapkan Tips Ini!
3 Apr 2023
cover
MomDad Siap Mudik bareng si Kecil? Jangan Lupa Persiapkan Ha...
9 Apr 2023
cover
Cara Tepat Mengompres Demam, Jangan Keliru!
8 Mei 2023
cover
Si Kecil Jangan sampai Kekurangan Zat Besi!
16 Mei 2023
cover
Tips Memilih Keju untuk MPASI, Jangan Asal!
6 Jul 2023
cover
Jangan Keliru, Begini Cara Mengukur Tinggi & Panjang Badan A...
15 Agu 2023
cover
Jangan Kasih Screen Time Berlebihan pada Anak, Ini Dampaknya...
26 Sep 2023
cover
Jangan Asal Tarik, Begini Cara Melepas Baju Anak yang Aman!
7 Okt 2023
cover
Jangan Asal, Begini Cara Tepat Mengolah Daging Sapi untuk MP...
19 Nov 2023
cover
Anak Batuk Terus-menerus? Jangan Lengah, Bisa Jadi Mematikan
22 Nov 2023
cover
“Mama, Jangan Pergi!”: Kenali Separation Anxiety Disorder pa...
7 Des 2023
cover
Jangan Sembarang Berikan Bayi Air Putih, Ini Dampaknya!
12 Des 2023
cover
Jangan Biarkan Anak Bawa Tas Terlalu Berat, Ini Dampaknya!
8 Jan 2024
cover
Jangan Asal Pakai, Ini Aturan Penggunaan Tisu Basah pada Bay...
17 Apr 2024
cover
Jangan Salahkan Benda Mati saat Anak Jatuh, Ini Dampaknya!
26 Apr 2024
cover
Jangan Diabaikan, Perhatikan 5 Hal Ini sebelum Anak Vaksin!
6 Mei 2024
cover
Anak Demam, Kompres Air Dingin atau Hangat? Jangan Sampai Ke...
11 Mei 2024
cover
Jangan Lupakan Vaksinasi sebelum Berlibur ke Luar Negeri!
20 Jun 2024
cover
Jangan Abaikan, Ini Peran Penting Imunitas untuk Dukung Kogn...
22 Jul 2024
cover
Berat Badan Anak Seret? Jangan Panik, Kenali Tanda-tandanya ...
29 Jul 2024
cover
Jangan Biarkan Ibu Menyusui Sendiri: Yuk, Bersama Dukung ASI...
2 Agu 2024
cover
Jangan Anggap Remeh! Ini Dampak Jangka Panjang Stunting
10 Agu 2024
cover
Jangan Asal Kasih Snack ke Anak, Begini Panduan Sehatnya
13 Agu 2024
cover
Jangan Salah, Begini Cara Membiasakan Anak Mau Makan Makanan...
20 Agu 2024
cover
Risang Rimabatmaja: “Jangan Serius Edukasi Pada yang Menolak...
3 Sep 2024
cover
Jangan Sembarangan! Ini Tips Menyimpan ASI Perah agar Tetap ...
7 Okt 2024
cover
Kebutuhan Vitamin D Harian Anak: Jangan Sampai Terlewatkan!
7 Okt 2024
cover
Jangan Lewatkan Webinar "Aspek Praktik Klinis Penanganan Mpo...
8 Okt 2024
cover
Jangan Anggap Remeh! Stroke pada Anak Bisa Muncul Tiba-Tiba
28 Okt 2024
cover
5 Hal Penting tentang Imunisasi BCG, Jangan Sampai Gak Tahu!
18 Nov 2024
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: