Jangan Sampai Salah, Ini Bedanya Stunting dan Gizi Buruk!
Author: Radhita Rara
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso Sp.A
Topik: Stunting, Gizi Buruk
Permasalah gizi pada anak Indonesia mulai banyak menyedot perhatian. Tak salah kalau saat ini stunting menjadi topik yang banyak dibicarakan. Namun, beberapa orang masih terkecoh mengenai perbedaan stunting dan gizi buruk.
Meskipun terkesan serupa, ternyata stunting dan gizi buruk merupakan dua hal yang berbeda, lho, MomDad! Nah, agar tidak salah paham lagi, yuk kita bahas mengenai stunting dan gizi buruk di artikel kali ini!
Hubungan antara stunting dan gizi buruk
Gizi buruk (wasting) mengacu pada proporsi berat badan yang terlalu rendah dibanding panjang atau tinggi badannya. Anak yang mengalami wasting akan tampak kurus. Wasting juga merupakan kebalikan dari obes (terlalu gemuk).
Wasting dapat terjadi akibat kehilangan berat badan yang berlangsung cepat, misalnya akibat kehilangan massa lemak dengan atau tanpa kehilangan massa otot akibat sakit yang mengakibatkan anak tidak mau makan. Wasting dapat dipicu oleh berbagai hal, misalnya saja ketidak-tersedianya pangan atau sakit berat yang membuat anak tidak mampu makan dengan baik. Wasting atau gizi buruk yang berat, seperti marasmus dan kwashiorkor dapat menyebabkan kematian. Nah, gizi buruk yang berkepanjangan merupakan faktor risiko terjadinya stunting.
Cara mengetahui perbedaan stunting dan gizi buruk
Untuk mengetahui tentang perbedaan stunting dan gizi buruk, penting bagi MomDad untuk mengetahui arti dari kedua hal tersebut, seperti berikut ini:
Gizi buruk
Mengetahui status gizi merupakan hal yang penting untuk melihat apakah nutrisi anak tercukupi. Status gizi anak balita ditentukan berdasarkan usia, berat badan, dan tinggi badannya. Bila proporsi berat menurut panjang atau tinggi badannya berada di bawah -2 SD (standard deviation) pada kurva pertumbuhan, anak dikatakan mengalami gizi kurang atau wasted atau wasting.
Bila proporsi berat menurut panjang atau tinggi badannya berada di bawah -3 SD pada kurva pertumbuhan, anak dikatakan mengalami gizi buruk atau severely wasted atau wasting. Anak yang mengalami gizi kurang atau gizi buruk akan tampak kurus atau sangat kurus. Si Kecil mungkin sedikit tidak mempunyai lemak di bawah kulit, bahkan kadang-kadang ototnya pun mengecil.
Stunting
Anak stunting mempunyai panjang atau tinggi badan di bawah -2 SD pada kurva pertumbuhan. Namun ingat, tidak semua anak yang mempunyai panjang atau tinggi badan di bawah -2 SD pada kurva pertumbuhan boleh disebut stunting.
Stunting terjadi akibat masalah gizi kronik atau penyakit kronis, infeksi maupun bukan infeksi. Anak yang mempunyai panjang atau tinggi badan di bawah -2 SD pada kurva pertumbuhan namun tidak pernah mengalami masalah gizi dan tidak mengalami sakit berulang tidak dapat disebut stunting. Dia mungkin pendek karena sebab yang lain, seperti karena berat badan lahir yang rendah, tinggi badan orang tua yang juga pendek dan masih banyak kemungkinan yang lain.
Semoga setelah membaca artikel ini, MomDad jadi tahu dan mengerti ya perbedaan keduanya.
Ingin tahu lebih banyak informasi seputar stuning? Yuk, follow Instagram @official.primaku dan pantau terus artikel terbaru kami melaui website atau unggah aplikasi PrimaKu.