Meta PixelKonsumsi Telur Berlebihan Bisa bikin BB Anak Stuck?<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Konsumsi Telur Berlebihan Bisa bikin BB Anak Stuck?

Author: PrimaKu

16 Agu 2025

Topik: BB Seret, Berat Badan, Telur, MPASI, 1-3 Tahun, 3 Tahun Ke Atas

Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang mudah ditemukan dan dikonsumsi oleh anak-anak. Kandungan gizinya yang kaya, seperti protein berkualitas tinggi, vitamin, dan mineral, menjadikannya pilihan yang baik untuk mendukung pertumbuhan anak. Namun, apakah konsumsi telur yang berlebihan dapat berdampak negatif pada berat badan anak? Beberapa penelitian menunjukkan bahwa meskipun telur memiliki manfaat, konsumsi yang berlebihan dapat memengaruhi keseimbangan gizi dan berkontribusi terhadap masalah kesehatan, termasuk stagnasi atau kesulitan dalam kenaikan berat badan anak. 


Nutrisi dan Manfaat Telur

Telur mengandung berbagai zat gizi penting yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk protein, lemak sehat, dan vitamin seperti vitamin A, D, E, serta B12. Protein dalam telur berfungsi untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, sementara lemak sehat berperan dalam mendukung perkembangan otak anak. Telur juga mengandung kolin, yang penting untuk perkembangan otak dan memori.

Namun, meskipun telur kaya akan gizi, penting untuk memahami bahwa segala sesuatu yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan efek samping. Oleh karena itu, meskipun telur baik untuk anak-anak, konsumsi yang terlalu banyak harus diperhatikan agar tidak mengganggu keseimbangan nutrisi dalam tubuh.

Konsumsi Telur Berlebihan dan Dampaknya pada Berat Badan Anak

Konsumsi telur yang berlebihan dapat memengaruhi keseimbangan kalori dan nutrisi dalam tubuh anak. Salah satu masalah utama yang dapat timbul akibat konsumsi telur yang berlebihan adalah ketidakseimbangan lemak dan karbohidrat. Telur mengandung lemak yang cukup tinggi, terutama lemak jenuh yang dapat memengaruhi profil lipid darah jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Anak-anak yang mengonsumsi terlalu banyak telur cenderung mengalami peningkatan asupan lemak, yang jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai, dapat menyebabkan kelebihan kalori. Konsumsi telur yang berlebihan juga dapat mengurangi nafsu makan anak untuk mengonsumsi makanan lain yang lebih beragam, seperti buah, sayuran, atau sumber protein lain agar variasi makanan lebih seimbang.

Faktor Lain yang Memengaruhi Pertumbuhan Berat Badan Anak

Selain konsumsi telur, banyak faktor lain yang memengaruhi berat badan anak. Faktor-faktor ini termasuk pola makan secara keseluruhan, aktivitas fisik, dan kondisi medis tertentu. Pola makan yang seimbang, yang mencakup beragam sumber protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, dan serat, sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.

Penting untuk memastikan bahwa anak mendapatkan berbagai jenis makanan, tidak hanya telur, agar asupan gizinya seimbang. Selain itu, aktivitas fisik yang cukup, seperti bermain aktif dan olahraga, juga memainkan peran penting dalam mempertahankan berat badan yang sehat dan mencegah stagnasi.

Rekomendasi Konsumsi Telur untuk Anak

Meskipun telur memiliki banyak manfaat, konsumsi yang seimbang adalah kunci. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar telur dapat diberikan kepada anak-anak sebagai bagian dari pola makan seimbang. Untuk anak-anak yang lebih muda, pemberian telur harus disesuaikan dengan kebutuhan kalori dan asupan gizinya.

Mengombinasikan telur dengan berbagai makanan lain, seperti sayuran, biji-bijian, dan sumber protein lain (misalnya ikan, ayam tanpa kulit, atau produk susu rendah lemak), akan membantu memastikan bahwa anak mendapatkan gizi yang cukup dan mendukung pertumbuhannya.

Walaupun telur adalah sumber gizi yang baik, penting untuk memastikan konsumsi yang seimbang dan didampingi oleh pola makan yang bervariasi. MomDad sebaiknya memperhatikan asupan kalori secara keseluruhan dan memastikan bahwa si Kecil mendapatkan berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya untuk tumbuh dengan sehat. 


Referensi:

  • American Academy of Pediatrics (AAP). (2015). Healthy Active Living for Families.
  • Lichtenstein, A. H., & Vannice, G. (2019). Dietary Fat and Cardiovascular Disease: A Presidential Advisory from the American Heart Association. Circulation.
  • United States Department of Agriculture (USDA). (2021). Dietary Guidelines for Americans 2020-2025.