Meta PixelNewborn Berisiko Flat Head, Cegah dengan Cara Ini!<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Newborn Berisiko Flat Head, Cegah dengan Cara Ini!

Author: Tim PrimaKu / dr. Dini Mirasanti, Sp.A

20 Jun 2025

Topik: Flat Head, Newborn, Kepala Bayi

Bentuk kepala bayi yang bulat sempurna sering kali menjadi perhatian utama orang tua, terutama di bulan-bulan awal kehidupan. Namun, tidak sedikit orang tua yang menyadari bahwa kepala bayinya terlihat agak rata di satu sisi. Kondisi ini dikenal sebagai “flat head syndrome” atau secara medis disebut plagiocephaly. Meskipun umumnya tidak membahayakan otak atau perkembangan bayi, penting bagi MomDad untuk memahami penyebab, cara mencegah, dan bagaimana menanganinya sedini mungkin.


Apa Itu Flat Head pada Bayi?

Flat head syndrome adalah kondisi ketika sebagian dari kepala bayi menjadi datar karena tekanan yang terus-menerus pada bagian tersebut. Ada beberapa bentuk flat head yang umum terjadi:

  • Plagiocephaly: bagian belakang atau samping kepala bayi terlihat datar dan terkadang membuat wajah terlihat asimetris.
  • Brachycephaly: kepala bagian belakang rata secara simetris, membuat kepala tampak lebih lebar dari normal.

Kondisi ini paling sering terjadi dalam enam bulan pertama kehidupan, ketika tulang tengkorak bayi masih lunak dan mudah berubah bentuk oleh tekanan luar.


Penyebab Flat Head

Flat head bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Posisi tidur yang sama terus-menerus, misalnya bayi tidur telentang dengan kepala mengarah ke sisi tertentu.
  • Kurangnya tummy time (waktu tengkurap saat bangun).
  • Preferensi kepala, bayi secara alami lebih nyaman menghadap ke satu sisi.
  • Kelahiran prematur, karena tulang tengkorak bayi prematur lebih lunak.
  • Kondisi tortikolis (leher kaku), yang membuat bayi kesulitan memutar kepala.


Cara Mencegah Flat Head pada Bayi

Melakukan tummy time secara rutin dan sering merupakan cara efektif untuk mencegah positional plagiocephaly atau kepala belakang bayi yang tampak datar. Selain itu, MomDad juga dapat melakukan langkah-langkah berikut:

  • Gendong bayi dalam posisi tegak saat tidak tidur (disebut juga “cuddle time”), agar tidak selalu menekan bagian belakang kepala.
  • Batasi waktu bayi berada di car seat, bouncer, ayunan, atau gendongan yang membuat kepala bayi menempel terus pada permukaan.
  • Ubah arah tidur bayi di boks secara berkala. Misalnya, minggu ini arahkan kaki bayi ke sisi kanan boks, lalu minggu berikutnya arahkan ke sisi sebaliknya.
  • Pindahkan posisi boks bayi dalam kamar setiap beberapa minggu. Lokasi baru dapat merangsang bayi untuk menoleh dan mengeksplorasi lingkungan sekitarnya, membantu variasi posisi kepala.

Flat head pada bayi memang sering terjadi, tetapi dengan perhatian yang tepat dari orang tua, kondisi ini bisa dicegah dan diperbaiki. Tummy time, variasi posisi tidur, dan konsultasi rutin dengan dokter anak adalah kunci utama dalam mendukung perkembangan fisik bayi secara optimal. Ingat, kepala bayi masih sangat lentur di tahun pertama kehidupannya, intervensi sejak dini akan memberikan hasil terbaik.


Referensi: