Imunisasi Pada Remaja
Author: Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K)
Topik: Imunisasi, 12-18 Tahun
Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. Saat anak bertambah usia, perlindungan yang ditimbulkan imunisasi akan berkurang, sehingga perlu imunisasi ulangan atau penguat agar remaja tetap sehat. Selain itu ada imunisasi yang belum diperoleh pada usia sebelumnya dan direkomendasikan pada remaja.
Imunisasi yang dianjurkan untuk remaja adalah vaksin Tdap, influenza, dan HPV. Selain itu, imunisasi yang direkomendasikan namun belum diperoleh pada masa sebelumnya, maka dapat diberikan pada saat remaja.
Vaksin Tdap
Penyakit tetanus disebabkan oleh toksin (racun) tetanus yang dihasilkan oleh kuman tetanus yang berada di dalam tanah. Kuman tetanus masuk ke dalam tubuh melalui luka dalam seperti tertusuk paku yang kotor. Tetanus menyebabkan spasme atau kejang pada otot mulut sehingga mulut sulit dibuka dan juga pada otot-otot di seluruh tubuh. Spasme dapat menyebabkan gangguan pernapasan sehingga memerlukan perawatan di unit perawatan intensif.
Difteria merupakan penyakit infeksi yang berbahaya karena dapat menyumbat saluran napas dan mengganggu irama jantung. Penyakit ini ditandai dengan adanya selaput putih keabu-abuan di tenggorokan atau di bagian bawah hidung yang dapat menyumbat saluran napas. Kuman difteri dapat ditularkan dari orang ke orang lain melalui batuk atau bersin. Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan otot napas dan gagal jantung.
Pertussis (batuk rejan atau batuk seratus hari) menyebabkan batuk yang panjang dan berlangsung lama yang dapat menimbulkan bunyi “whoop” setelah batuk panjang. Batuk yang panjang juga dapat menimbulkan perdarahan pada mata. Batuk dapat berlangsung beberapa minggu sehingga menyebabkan absen ke sekolah. Pertusis juga dapat menyerang bayi dan dapat menimbulkan radang paru serta berakibat fatal. Bayi tertular kuman pertusis dari kakak atau pun orang lain di dalam keluarga. Kuman pertusis sangat mudah menular melalui batuk dan bersin.
Ketiga penyakit tersebut yaitu tetanus, difteri dan pertusis dapat dicegah dengan vaksin Tdap yang merupakan vaksin lanjutan dari DTP. Vaksin ini direkomendasikan untuk diberikan pada remaja mulai umur 10 tahun dan pemberiannya diulang setiap 10 tahun.
Vaksin influenza
Influenza adalah penyakit infeksi virus yang ditandai dengan demam, batuk dan pilek. Influenza dapat menimbulkan penyakit ringan sampai berat. Pada umumnya remaja yang menderita influenza akan sembuh dalam beberapa hari atau minggu. Komplikasi yang dapat terjadi adalah radang sinus (sinusitis) dan radang paru (pneumonia) yang dapat menimbulkan sesak napas. Remaja dengan penyakit kronis seperti asma, penyakit kencing manis mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita komplikasi influenza. Virus influenza dapat menular dengan mudah melalui bersin, batuk atau percakapan.
Influenza dapat dicegah dengan vaksin influenza yang dianjurkan untuk diberikan mulai dari umur 6 bulan ke atas. Untuk anak 9 tahun atau lebih imunisasi influenza direkomendasikan untuk mendapat vaksin influenza sekali setiap tahun.
Vaksin HPV
Vaksin HPV (human papiloma virus) berguna untuk mencegah infeksi virus human papiloma (HPV). Virus HPV merupakan virus yang sering dijumpai. Menurut Centres of Disease Control and Prevention di Amerika Serikat, diperkirakan sekitar 14 juta orang termasuk remaja terinfeksi virus HPV setiap tahun. Infeksi virus HPV dapat menyebabkan kanker leher rahim, kanker vagina dan kanker bibir kemaluan pada wanita. Virus HPV tipe 16 dan 18 berhubungan dengan 70% kanker leher rahim dan 80-90% tumor yang berhubungan dengan virus HPV pada organ tubuh yang lain. Kanker leher rahim merupakan penyebab kematian sekitar 250.000 orang per tahun di seluruh dunia.
Di Indonesia, vaksin HPV direkomendasikan pada remaja wanita usia 10 tahun atas lebih dengan total pemberian sebanyak 3 dosis. Suntikan kedua diberikan 1-2 bulan setelah suntikan pertama. Suntikan ketiga diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama.
Vaksin lain yang direkomendasikan untuk remaja
Bila remaja belum mendapat imunisasi yang direkomendasikan pada usia sebelumnya, maka imunisasi tersebut dapat diberikan pada masa remaja. Imunisasi kejar (catch-up immunization) yang dapat diberikan antara lain hepatitis B, hepatitis A, MMR, demam tifoid.
Daftar pustaka:
Ranuh IGN, Rusmil K. Imunisasi Anak Sekolah dan Remaja. Jadwal Imunisasi. Dalam Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro SRH, Kartasasmita CB, Ismoedijanto, Soedjatmiko, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014.h.54-73
Kartasasmita CB. Influenza. Dalam Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro SRH, Kartasasmita CB, Ismoedijanto, Soedjatmiko, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014. h.305-12.
Rusmil K. Human Papilloma Virus. Dalam Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro SRH, Kartasasmita CB, Ismoedijanto, Soedjatmiko, penyunting. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2014. h.342-6.
Centers for Disease Control and Prevention. Vaccines Recommended for Preteens and Teens.Diunduh dari: http://www.cdc.gov/vaccines/who/teens/vaccines/index.html. Diakses 31 Mei 2015.
Centers for Disease Control and Prevention. Tdap Vaccine for Preteens and Teens. Diunduh dari: http://www.cdc.gov/vaccines/who/teens/vaccines/tdap.html. Diakses 31 Mei 2015.
Centers for Disease Control and Prevention. HPV Vaccine for Preteens and Teens. Diunduh dari: http://www.cdc.gov/vaccines/who/teens/vaccines/hpv.html. Diakses 31 Mei 2015.
Penulis:
Hartono Gunardi
Departemen IKA FKUI-RSCM