primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Bersih Pangkal Sehat: Sejarah Kebersihan di Dunia Medis

Oleh: dr. Afiah Salsabila

Topik: Hygiene, Sejarah, Kedokteran, Pelayanan Kesehatan

Hygiene, atau kebersihan, tidak bisa dipisahkan dari kesehatan. Lingkungan yang bersih dapat mencegah transmisi penyakit menular. Namun, sejak kapan kebersihan menjadi faktor penting dalam dunia medis? Kapan kebersihan mulai ditekankan dalam pelayanan kesehatan? Dalam artikel ini, kebersihan dan sejarahnya akan dibahas dengan seksama.

Ada yang memiliki teori bahwa keinginan seseorang untuk bersih muncul dari naluri alamiah. Tak hanya manusia, binatang juga diobservasi melakukan upaya untuk menjaga kebersihan mereka. Kecebong jenis kodok Bullfrog cenderung menghindari kecebong lain yang memiliki kandidiasis, lobster menjauhi lobster lain dengan virus, dan kelelawar membersihkan diri mereka dari ektoparasit. Berdasarkan observasi ilmuwan, ditemukan individu-individu yang berperilaku demikian memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk bertahan hidup dan menurunkan gen-gen yang membuat mereka berperilaku seperti itu. Insting untuk berperilaku bersih tentunya ada di manusia. Pada sebuah studi, orang-orang tidak bisa menjelaskan mengapa feses, cairan tubuh, makanan basi, dan serangga menjijikkan bagi mereka. Yang pasti, hal-hal tersebut, membangunkan rasa jijik dalam diri mereka tanpa harus menjelaskannya dengan logika.

Pada masa prasejarah, Neanderthal ditemukan menggunakan kerang untuk mencabut bulu-bulu dan rambut. Lukisan gua kuno juga menunjukkan gambar manusia tanpa jenggot. Diperkirakan bahwa pemotongan jenggot dilakukan untuk mencegah parasit. Mulai pada tahun 3200 SM, sistem drainase dan toilet yang canggih mulai tercipta. Mengubur jenazah juga merupakan upaya untuk menjaga kebersihan pada zaman itu.

Alat-alat kebersihan juga memiliki sejarah yang panjang. Pada zaman Yunani kuno, minyak dan alat pengikis merupakan cara yang umum untuk membersihkan kulit. Orang-orang pada zaman ini juga sudah sadar akan kemungkinan untuk tertular penyakit dari orang yang sedang sakit. Orang-orang tersebut tidak tahu betul kenapa itu bisa terjadi. Pada zaman itu, banyak yang mengira bahwa penularan penyakit terjadi akibat berpindah-pindahnya roh jahat dari satu orang ke orang lain. Roh-roh jahat ini banyak dikaitkan dengan darah, ingus, feses, urin, dan cairan tubuh lainnya yang sekarang kita ketahui juga merupakan media penularan patogen penyakit menular.

Pemikir dan kaum intelektual di Yunani kuno memiliki teori bahwa penyakit dibawa oleh sesuatu yang disebut “miasma”, suatu komponen pada udara yang berbau tak sedap. Hippocrates (460 SM - 377 SM) berkata bahwa untuk menjaga kesehatan, seorang individu harus menjauhi udara, perairan, dan tempat yang mengandung “miasma”.

Mulai abad ke-18, perkembangan teknologi di bidang kesehatan melaju dengan pesat. Melalui penemuan mikroskop, agen mikroba akhirnya ditemukan sebagai penyebab penyakit menular. Figur-figur seperti Leeuwenhoek, Koch, dan Pasteur berhasil membuktikan hal tersebut lewat penemuan-penemuan ilmiah mereka. Pada pertengahan abad ke-19, ilmuwan-ilmuwan seperti Ignaz Semmelweis dari Wina dan Oliver Holmes dari Amerika Serikat menemukan bahwa hospital-acquired diseases, yaitu penyakit yang menular di rumah sakit, ditularkan sebagian besar melalui tangan.

 Semmelweis mengamati bahwa lebih banyak ibu yang mati akibat infeksi pasca melahirkan di klinik persalinan yang ia kepalai dibandingkan dengan satu-satunya klinik persalinan lain yang ada di kotanya (16% vs. 7%). Ia memiliki teori bahwa dokter dan mahasiswa kedokteran yang baru baru balik dari kamar jenazah membawa patogen-patogen yang menyebabkan infeksi pada ibu-ibu tersebut. Dengan penemuan ini, ia menghimbau semua dokter dan mahasiswa untuk cuci tangan dengan air yang diberi klorin setelah meninggalkan kamar jenazah dan sebelum menyentuh pasien. Setelah implementasi peraturan untuk cuci tangan, angka mortalitas di kliniknya turun hingga 3%. Sekarang, ia dikenal sebagai bapak kebersihan tangan sedunia. Pada tahun 1980, panduan nasional pertama mengenai kebersihan tangan dibuat untuk pertama kalinya. Untuk membuat cuci tangan menjadi kebiasaan di kalangan tenaga medis, The World Health Organization (WHO) mencanangkan konsep “my five moments for hand hygiene” yang menjelaskan kapan saja cuci tangan perlu dilakukan.

Perilaku kebersihan memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Dari sesuatu yang dilakukan hanya akibat insting semata hingga sesuatu yang dilakukan atas dasar penemuan ilmu pengetahuan. Tak bisa dibantah bahwa kebersihan adalah sesuatu yang melekat dalam diri kita semua dan perlu dijaga untuk menjaga kesehatan bersama.


Referensi:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2542893/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK144018/



familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: