primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Bolehkah Anak Minum Kopi? Ketahui Aturannya!

Author: Ammy Marcinda

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A

Topik: Kafein, Kopi

Bagi sebagian orang mengonsumsi kopi atau teh merupakan gaya hidup yang tak dapat ditinggalkan. Seperti diketahui mengonsumsi kandungan kafein dalam jumlah wajar memiliki manfaat dalam memberikan energi pada tubuh, selain itu dilansir dari Healthline, kafein juga dapat meningkatkan metabolisme karena efeknya yang merangsang sistem pusat syaraf. 

Namun, bagaimana dengan si Kecil? Apakah mengonsumsi kafein dapat memberi efek baik layaknya pada orang dewasa?

Menurut American Academy of Pediatrics konsumsi kafein tidak dianjurkan pada anak di bawah usia 12 tahun. Di sisi lain asupan kafein untuk remaja dibatasi maksimal 100 mg atau sekitar ukuran 2 kaleng soda berukuran 355 ml. 

Sedangkan di Kanada, batasan maksimal asupan kafein harian untuk anak di bawah 12 tahun adalah:

  • Usia 4-6 tahun: 45 mg
  • Usia 7-9 tahun: 62,5 mg
  • Usia 10-12 tahun: 85 mg
  • Remaja: 85-100 mg (tidak melebihi 2,5 mg/kg BB)

Berdasarkan data di sebaiknya MomDad tidak memberikan kandungan kafein pada si Kecil, terutama pada usia kurang dari 12 tahun.

Sensitivitas Kafein

cffeine on baby.jpg

Sensitivitas kafein merujuk pada jumlah kafein yang diperlukan untuk menimbulkan efek pada seseorang. Secara umum, semakin kecil ukuran tubuh seseorang, semakin sedikit pula jumlah kafein yang diperlukan untuk memunculkan efek samping. Namun, sensitivitas ini juga dipengaruhi oleh asupan kafein harian.

Seseorang yang mengkonsumsi kafein secara rutin akan menurun sensitivitasnya, sehingga orang tersebut akan memerlukan kafein dalam jumlah yang lebih tinggi untuk menimbulkan efek yang sama. Hal ini juga berlaku bagi anak-anak. Secara umum, anak lebih sensitif terhadap kafein dibandingkan orang dewasa. Efek pada anak dapat berlangsung hingga 6 jam terus menerus. 

Cara Mengurangi Konsumsi Kafein pada Anak

konsumsi kafein pada anak (1).jpg

Lalu bagaimana menghadapi situasi ketika si kecil sudah terbiasa mengonsumsi kafein? Tak perlu panik, MomDad dapat mencoba berbagai cara, seperti mengurangi konsumsi kafein baik dari minuman bersoda, kopi atau teh. Jika si kecil bosan dengan air putih coba tawarkan minuman lain seperti susu, atau jus buah asli tanpa pemanis tambahan.

Di samping itu MomDad perlu lebih teliti saat memberi minuman kemasan untuk si kecil. Selalu baca kandungan pada label kemasan minuman yang akan dikonsumsi anak.

Selain itu pastikan MomDad tidak mengonsumsi kandungan kafein di depan si kecil. Karena tak sedikit keinginan untuk mengonsumsi sesuatu pada anak, muncul karena ia melihat orang tuanya melakukan hal tersebut. 

Terakhir, pastikan MomDad menghentikan kebiasaan konsumsi kafein ini secara bertahap, untuk menghindari gejala withdrawal (putus obat) pada anak.

Referensi:



familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: