MPASI alias Makanan Pendamping Air Susu Ibu dapat diberikan pada bayi, idealnya di usia 6-23 bulan, saat ASI tak lagi mencukupi kebutuhan nutrisinya. Periode MPASI menjadi fase penting bagi anak untuk membentuk pola makan jangka panjang. Sayangnya, di periode ini anak juga lebih tinggi berisiko mengalami terhambatnya pertumbuhan akibat kekurangan nutrisi. Sebagai lembaga yang mengatasi masalah kesehatan masyarakat di dunia, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memiliki standar yang dijadikan acuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
Tahukah MomDad? Pada 16 Oktober lalu, WHO merilis guideline terbaru terkait pemberian makan untuk bayi usia 6-23 bulan setelah lebih dari 20 tahun. Apa saja sih pedoman terbarunya? Yuk, cek bersama update & perbedaan dari panduan versi lamanya di artikel ini!
Poin Pertama
Versi Lama | Versi Terbaru |
Pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun atau lebih.
Catatan: Moms yang menyusui berhak mendapat bantuan dari tenaga kesehatan terlatih, konselor laktasi, serta dukungan keluarga. | Pemberian ASI dilanjutkan hingga usia 2 tahun atau lebih. Catatan: Untuk mendukung hal ini, semua Mom yang menyusui memerlukan lingkungan yang memungkinkan dan layanan pendukung, misalnya: Moms yang bekerja di luar rumah membutuhkan layanan seperti penitipan anak di tempat kerja, ruang menyusui di tempat kerja, dan jadwal kerja yang fleksibel. Moms membutuhkan akses ke layanan konseling menyusui untuk mengatasi pertanyaan dan tantangan yang timbul saat menyusui. Wanita hamil, ibu, keluarga, dan pekerja kesehatan perlu dilindungi dari pemasaran yang bersifat eksploitatif dari produsen dan distributor pengganti ASI. Para penyedia layanan kesehatan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mendukung ibu menyusui dengan perawatan yang dilengkapi bukti.
|
Poin Kedua
Versi Lama | Versi Terbaru |
Dalam kondisi tertentu ketika ASI tidak bisa diberikan: Alternatifnya adalah pemberian ASI perah, ASI donor, pemberian sufor dengan gelas lebih aman dibanding dot. Pemberian susu formula harus sesuai dengan aturan Codex alimentarius termasuk cara penyiapan dan penyimpanan. | Dalam kondisi tertentu ketika ASI tidak bisa diberikan. Pemberian susu untuk bayi selain ASI: Usia 6-11 bulan: untuk bayi usia 6–11 bulan yang diberi makan susu selain ASI, baik susu formula atau susu hewan dapat diberikan. 12-23 bulan: untuk anak-anak kecil usia 12–23 bulan yang diberi makan susu selain ASI, dapat diberikan susu hewan lain, Susu formula lanjutan tidak direkomendasikan.
Catatan: Jenis-jenis susu hewan yang dapat digunakan termasuk susu hewan yang dipasteurisasi, susu kental yang direkonstitusi (tapi bukan susu kental manis), susu fermentasi, atau yogurt. Susu yang beraroma atau yang diberi pemanis tidak boleh digunakan. Jika bayi berusia 6-11 bulan diberi susu hewan, sebaiknya berikan susu full fat. Pemberian susu hewan harus diolah dan disimpan dengan aman
|
Poin Ketiga
Versi Lama | Versi Terbaru |
MPASI diberikan tepat waktu. MPASI diberikan ketika ASI saja sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan energi bayi, yaitu mulai usia 6 bulan.
| MPASI sebaiknya diperkenalkan pada usia 6 bulan /180 hari sambil tetap menyusui. Catatan: Rekomendasi ini merupakan rekomendasi secara umum, beberapa bayi mungkin perlu diperkenalkan MPASI lebih dulu dengan anjuran dari tenaga kesehatan Ibu yang khawatir tentang kecukupan ASI mungkin akan mendapat manfaat dari dukungan manajemen laktasi. Zat besi dalam ASI memiliki bioavailabilitas yang tinggi, tetapi beberapa bayi mungkin berisiko kekurangan zat besi, terutama jika mereka lahir prematur atau berat badan lahir rendah. Pengenalan MPASI dini , bahkan jika diperkaya zat besi, tidak cukup mencegah anemia kekurangan zat besi pada populasi berisiko tinggi.
|
Poin Keempat
Versi Lama | Versi Terbaru |
MPASI harus adekuat. Pemberian MPASI yang adekuat adalah memenuhi kebutuhan gizi secara lengkap dan seimbang, diberikan dengan frekuensi dan tekstur yang sesuai untuk usia bayi. MPASI dimulai pada usia enam bulan dengan memberikan jumlah makanan yang kecil, kemudian ditingkatkan jumlahnya seiring bertambahnya usia anak, sambil tetap memberikan ASI secara rutin.
Daging, ikan atau telur sebaiknya dikonsumsi setiap hari, atau sesering mungkin. Diet vegetarian tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada usia ini, kecuali jika menggunakan suplemen nutrisi atau produk yang difortifikasi.
| Bayi dan anak balita usia 6–23 bulan sebaiknya mengonsumsi makanan dengan beragam jenis. Catatan: Makanan sumber hewani, termasuk daging, ikan, atau telur, sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Buah-buahan dan sayuran sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Kacang-kacangan dan biji-bijian sebaiknya dikonsumsi secara rutin, terutama saat makanan sumber hewani dan sayuran terbatas dalam pola makan.
|
Poin Kelima
Versi Lama | Versi Terbaru |
Minuman bersoda dan manis sebaiknya dihindari karena memberikan sedikit manfaat selain energi, serta mengakibatkan kurangnya nafsu makan anak untuk asupan makanan yang lebih bergizi. | Tidak konsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat, seperti: Makanan tinggi gula, garam dan lemak trans. Minuman berperisa pemanis bukan gula konsumsi 100% jus buah harus dibatasi. Harus dipahami bahwa kategori makanan yang dimaksud ini tidak termasuk MPASI fortifikasi karena MPASI fortifikasi dengan izin edar BPOM sudah aman dan baik untuk si Kecil. Kandungan gula, garam dan nutrisi lainnya sudah diatur dengan sangat ketat
|
Poin Keenam
Versi Lama | Versi Terbaru |
Fortifikasi makanan dan suplementasi nutrisi dapat membantu memenuhi kebutuhan mikronutrien anak.
| Suplemen dan produk terfortifikasi boleh diberikan termasuk MPASI fortifikasi. Dalam beberapa konteks di mana kebutuhan nutrisi tidak dapat terpenuhi hanya dengan makanan yang tidak terfortifikasi, anak usia 6–23 bulan bisa mendapatkan manfaat dari suplemen nutrisi atau produk makanan fortifikasi. Catatan: Serbuk multivitamin dan mineral (MNPs) dapat memberikan tambahan jumlah vitamin dan mineral tertentu tanpa menggantikan makanan lain dalam pola makan. Untuk populasi yang sudah mengonsumsi makanan pendamping berbasis sereal komersial dan tepung campuran, fortifikasi pada sereal-sereal ini dapat meningkatkan asupan mikronutrien, Penggunaannya tidak boleh menggantikan makanan rumahan. Suplemen nutrisi berbasis lemak dalam jumlah kecil (SQ-LNS) mungkin berguna di populasi yang mengalami kekurangan pangan dan menghadapi defisiensi gizi yang signifikan.
|
Poin Ketujuh
Versi Lama | Versi Terbaru |
MPASI diberikan secara responsif. Pemberian MPASI yang optimal tidak hanya bergantung dari makanan apa yang disajikan, tetapi juga mencakup cara menyajikannya, waktu makan, suasana makan, dan siapa yang menyajikan makanan pada anak.
| Pemberian makan dengan responsive feeding. Anak-anak usia 6–23 bulan sebaiknya diberi makan secara responsif, yang didefinisikan sebagai praktik memberi makan yang mendorong anak makan secara mandiri dan merespons kebutuhan fisiologis dan perkembangan, pengaturan diri dalam makan dan mendukung perkembangan kognitif, emosional, serta sosial.
|
Poin Kedelapan
Versi Lama | Versi Terbaru |
Pemberian MPASI harus Aman dan higienis. Menjaga kebersihan dan keamanan makanan selama masa MPASI sangat penting untuk menghindari terjadinya kontaminasi bakteri yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan anak.
| Tidak diatur secara khusus di rekomendasi terbaru. Namun, dalam penyiapan MPASI sebaiknya tetap aman dan higienis. |
Dengan mengetahui panduan pemberian MPASI terbaru dari WHO, orang tua tentu jadi lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak setiap harinya. Pada kondisi anak tidak bisa mendapatkan nutrisi bergizi lengkap dari MPASI homemade, WHO membolehkan pemberian MPASI fortifikasi sebagai alternatifnya. Hal ini tentu sangat memudahkan orang tua dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak tanpa perlu khawatir takaran gizinya kurang atau tidak.Selain itu, rekomendasi WHO terbaru juga menunjukkan bahwa pemberian MPASI fortifikasi pada bayi juga dapat mengurangi risiko anemia sebesar 43%.
Promina merupakan produk MPASI fortifikasi bersertifikasi BPOM yang dibuat mengikuti standar WHO termasuk kandungan nutrisi, bahan baku dan proses produksinya. Variasi produk yang ditawarkan Promina juga sangat lengkap, mulai dari pilihan rasa manis hingga gurih serta keberagaman tekstur yang bisa disesuaikan dengan usia anak. Mulai dari usia 6 bulan dengan tekstur yang lembut, finger food, bahkan tersedia juga untuk anak 1 tahun ke atas yang sudah mahir makan makanan keluarga.
Seluruh produk Promina diformulasikan tanpa bahan pengawet, MSG, dan perisa buatan. Psst, produk Promina pun dilengkapi dengan potongan daging, buah, dan sayur asli, lho. Berikut deretan varian produknya yang menarik dicoba:
Bubur
Promina Bubur Bayi 6+ Bulan cocok dijadikan alternatif MPASI pertama si Kecil karena teksturnya yang lembut. Untuk latihan naik tekstur, MomDad juga bisa berikan Promina Bubur Tim & Bubur ala Homemade, yang teksturnya agak kasar dan padat. Semua rangkaian bubur Promina dilengkapi dengan 11 vitamin dan 6 mineral, termasuk tinggi zat besi, kalsium, dan zink, serta omega 3 & 6 untuk kecerdasan otak.
Snack
MPASI nggak lengkap tanpa snack. Promina menghadirkan 3 pilihan snack berutrisi lengkap, di antaranya Puffs & Crunchies yang dapat membantu stimulasi menjimpit serta menggenggam dengan formula dipanggang, bukan digoreng, yang lumer di mulut. Ada juga Bubur Cereal dengan kandungan 0 vitamin, omega 3 & 6, tinggi zat besi, tinggi kalsium, dan sumber serat. Teksturnya lembut dan buahnya asli, sehingga mudah disajikan.
Usia 12+ Bulan
Untuk usia 12+ bulan, MomDad bisa memberikan Promina Nasi Tim, Biskuit Arrowroot, Sup Mie dan Mi Batita, serta Pasta, yang diperkaya dengan berbagai vitamin, tinggi zat besi, kalsium, zinc, sumber serat, serta omega 3 & 6.
Referensi:
- Guiding principles for complementary feeding of the breastfed child? WHO. 1 January 2003.
- WHO Guideline for complementary feeding of infants and young children 6-23 months of age.
Artikel ini telah divalidasi oleh dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A.