
[Liputan Acara] INA NUTRI 2024: Waspada Anemia Defisiensi Besi pada Ibu dan Anak
5 Sep 2024

Author: dr. Afiah Salsabila
27 Okt 2025
Topik: Liputan, Berita, Webinar, Jadwal Webinar , MMRV, measles, Mumps, rubella, varicella
Jakarta, 25 Oktober 2025 — Webinar bertajuk “Protect Early, Protect Well: MMRV Vaccine as the Foundation of Childhood Immunity” menghadirkan dr. Nina Dwi Putri, MSc (TropPaed) sebagai narasumber utama. Dalam sesi yang diselenggarakan pukul 11.00 WIB ini, dr. Nina menyoroti peran vaksin kombinasi MMRV (Measles, Mumps, Rubella, Varicella) sebagai fondasi kekebalan anak dan langkah strategis untuk menghindari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin di Indonesia.
Dalam pembukaannya, dr. Nina mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 membawa dampak jangka panjang terhadap cakupan imunisasi nasional. Berdasarkan data yang diambil dari rumah sakit-rumah sakit penyedia layanan BPJS, terjadi lonjakan signifikan kasus campak setelah pandemi, termasuk kasus dengan komplikasi berat.
Penurunan cakupan imunisasi, lanjut dr. Nina, berisiko menurunkan kekebalan komunitas dan memicu kembali wabah penyakit yang seharusnya dapat dicegah. Webinar ini pun menjadi ajakan bagi para dokter anak untuk bersama meningkatkan kesadaran dan kepatuhan imunisasi rutin.
Situasi Terkini di Indonesia
dr. Nina melaporkan bahwa kasus suspek campak sempat menurun 34% pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pada Agustus 2025 tercatat KLB campak di 46 wilayah di Indonesia, menunjukkan bahwa transmisi virus masih aktif di masyarakat.
Campak ditandai dengan gejala klasik 3 C, yaitu cough, coryza, dan conjunctivitis , diikuti demam dan ruam khas. Kondisi ini tidak boleh disepelekan karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya seperti pneumonia, ensefalitis, infeksi gastrointestinal, dan kematian. Salah satu penemuan yang penting untuk dicatat adalah bahwa campak dapat menyebabkan immune amnesia, di mana infeksi campak menghapus sebagian besar memori imun tubuh terhadap patogen lain, sehingga anak menjadi rentan terhadap infeksi lain hingga beberapa tahun setelahnya.
Tatalaksana bersifat simtomatik, dengan pemberian cairan, nutrisi adekuat, suplementasi vitamin A selama dua hari berturut-turut, serta antibiotik selektif bila terdapat infeksi sekunder seperti pneumonia atau otitis media.
Selain campak, beberapa tahun terakhir juga terjadi peningkatan kasus gondongan, rubella, dan varicella. Gondongan biasanya dimulai dengan demam dan nyeri otot, diikuti pembengkakan kelenjar parotis unilateral atau bilateral, dengan komplikasi potensial seperti orkitis, pankreatitis, atau meningitis aseptik. Orkitis yang tidak ditangani berisiko menyebabkan kemandulan pada anak laki-laki. Varicella (cacar air) juga perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan komplikasi seperti infeksi sekunder dan pneumonia. Sementara itu, rubella umumnya ringan, tetapi infeksi pada ibu hamil dapat menyebabkan kelainan kongenital serius pada janin, sehingga imunisasi rubella tetap penting untuk dilakukan.
Rekomendasi Vaksinasi: IDAI, WHO, dan ACIP
Menurut Jadwal Imunisasi IDAI 2024, pencegahan measles dan rubella dilakukan dengan vaksin MR pada usia 9 bulan, 15–18 bulan, dan 5–7 tahun. Jika anak belum menerima MR hingga usia 12 bulan, vaksin MR atau MMR dapat diberikan segera, diikuti dosis kedua enam bulan kemudian, dan dosis ketiga pada usia 5–7 tahun. Vaksin varicella diberikan pada anak >12 bulan dengan dua dosis, di mana dosis kedua diberikan 6 minggu hingga 3 bulan setelah dosis pertama. Untuk mengurangi jumlah suntikan, MMR dan varicella dapat diberikan bersamaan sebagai MMRV. Namun, MMRV hanya digunakan sebagai dosis kedua pada anak di bawah 2 tahun karena pemberian sebagai dosis pertama dapat meningkatkan risiko kejang demam. Risiko ini menurun seiring bertambahnya usia, sehingga MMRV dapat diberikan sebagai dosis pertama pada anak >2 tahun.
WHO merekomendasikan dua dosis vaksin campak sebagai standar global menuju eliminasi measles dan rubella. Sementara Advisory Comittee on Immunization Practices (ACIP) mendukung jadwal MMRV sebagai dosis kedua pada anak 4-6 tahun. Beberapa negara di Asia, seperti Singapura dan Hong Kong, telah memasukkan vaksin kombinasi MMRV dalam program nasional mereka.
Efikasi dan Keamanan Vaksin MMRV
Uji klinis menunjukkan bahwa lebih dari 98% anak yang menerima vaksin MMRV menghasilkan antibodi protektif terhadap keempat antigen ( campak, gondongan, rubella, dan varisela) dengan respons imun yang setara dengan vaksin MMR dan varisela yang diberikan terpisah.
Data pascapemasaran terhadap lebih dari 26.455 anak usia 12–60 bulan menunjukkan profil keamanan yang baik, tanpa peningkatan kejadian kejang demam dan tanpa efek samping serius yang berkaitan langsung dengan vaksin.
Selain itu, kombinasi MMRV juga menawarkan kepraktisan: jumlah suntikan yang lebih sedikit, kenyamanan bagi anak, serta peningkatan kepatuhan orang tua terhadap jadwal imunisasi rutin.
Penutup: Peran MMRV dalam Membangun Kekebalan Anak Sejak Dini
Dalam penutupnya, dr. Nina menegaskan bahwa vaksin MMRV adalah strategi penting untuk membangun kekebalan anak secara komprehensif sejak dini. dr. Nina juga menekankan pentingnya kolaborasi antara dokter anak, tenaga kesehatan, dan pemerintah untuk memastikan setiap anak mendapatkan imunisasi lengkap dan tepat waktu.
Ingin update info webinar ilmiah berikutnya?
Pantau terus linimasa Instagram @official.primapro untuk informasi seputar webinar dan topik pembahasan klinis terkini bagi dokter anak di seluruh Indonesia.

5 Sep 2024

1 Jun 2025

18 Agu 2025

8 Sep 2025