Merangsang Indera Penghidu pada Bayi
Author:
Topik: bayi
Merangsang Indera Penghidu pada Bayi
Sejak baru lahir, bayi mendapat berbagai pengalaman indrawi yang diterimanya melalui mata, telinga, hidung, kulit, dan mulutnya. Sistim indra penghidu yang terdiri dari hidung, saraf penghidu, serta pusat penghidu di otak yang berhubungan dengan bagian-bagian otak yang lain, merupakan salah satu indra yang pertama kali terbentuk dalam kandungan dan telah berfungsi dengan baik saat bayi lahir.
Fungsi indra penghidu telah mulai berkembang sejak usia kandungan 22 minggu ketika gerak pernapasan dalam kandungan mulai menciptakan gerakan cairan ketuban keluar masuk lubang hidung, dan menjadi lengkap sekitar usia kandungan 33 minggu. Sejak dalam kandungan, bayi belajar mengenali bau dan rasa melalui cairan ketuban. Pengenalan terhadap bau dan rasa cairan ketuban bermanfaat bagi bayi yang baru lahir karena bau air susu ibu (ASI) agak mirip dengan cairan ketuban, sehingga adaptasi bayi untuk mulai menyusui segera setelah lahir dapat berlangsung dengan mudah. Bau dan rasa cairan ketuban juga dipengaruhi oleh makanan ibu dalam masa kehamilan terutama pada trimester akhir, sehingga bayi telah akrab dengan bau dan rasa makanan tertentu.
Indra penghidu merupakan indra yang berperan penting pada masa awal tumbuh kembang, terutama dalam prosesbonding ibu dan bayi, keberhasilan pemberian nutrisi pada bayi melalui air susu ibu, transisi ke makan padat, serta pengenalan terhadap berbagai aroma yang melengkapi proses pengambilan keputusan dan tindakan dalam hidup sehari-hari. Penolakan terhadap bau yang tidak menyenangkan telah ada sejak awal masa kehidupan. Bayi diketahui telah dapat mengernyit atau memalingkan wajah ketika bertemu dengan bau yang tajam atau tidak menyenangkan.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua atau pengasuh untuk membantu bayi mengembangkan indra penghidunya:
Bicarakan dengan tenaga kesehatan saat pemeriksaan kehamilan agar sedapat mungkin proses kelahiran bayi diikuti oleh inisiasi menyusu dini. Inisiasi menyusu dini sangat membantu proses adaptasi bayi dengan dunia luar, membantu kedekatan ibu dan bayi, dan berperan penting dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Bayi baru lahir memiliki sistim indra penghidu yang telah berfungsi baik. Aroma ibu, ayah, dan pengasuh terdekat memiliki efek menenangkan bagi bayi. Untuk membantu bayi mengenal aroma ibu, ayah, dan pengasuh terdekat, sebaiknya tidak menggunakan parfum atau pewangi yang sangat menonjol atau tajam terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan. Asap rokok termasuk bau tajam yang telah dikenal tidak menyenangkan bagi bayi.
Selama dalam masa menyusui, sebaiknya jenis makanan ibu bervariasi. Pemberian ASI eksklusif membantu transisi bayi mengenal rasa dan aroma makanan keluarga. Apabila jenis makanan ibu bervariasi, bayi juga dapat mulai mengenal rasa dan aroma makanan yang biasa dimakan ibu.
Ketika bayi mulai makan makanan padat, ia akan menggunakan indra penghidu dan pengecapnya untuk memutuskan apakah kira-kira ia akan suka makanan itu atau tidak. Anda dapat melihat reaksi bayi, dan melakukan penyesuaian sambil berinteraksi dengan bayi.
Anda dapat mencoba memperkenalkan berbagai macam bau sejak awal, namun ada baiknya menunda perkenalan jenis bau yang terlalu tajam pada tahun-tahun pertama. Biasanya bayi akan lebih dapat menerima bau dan rasa yang cenderung “manis”, baru kemudian belajar menyukai bau dan rasa yang lain.
Penelitian menunjukkan bahwa perkenalan bau dan rasa makanan baru membutuhkan sekitar 10-15 kali percobaan sebelum bayi dan anak mulai mengenali dan memutuskan apakah ia menyukai makanan tersebut atau tidak. Orangtua atau pengasuh dapat memperkenalkan makanan baru dengan cara memakan beberapa suap dan menggambarkan bau dan rasanya yang enak kepada anak.
Penulis : Dr.Catharine M.Sambo,Sp.A
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Artikel pernah di muat pada Kompas, kolom klasika, tanggal 10 Januari 2016