
5 Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan Anak
24 Apr 2024

Author: dr. Afiah Salsabila
25 Nov 2025
Topik: Autisme, Autism spectrum disorder, Gangguan Spektrum Autisme, Vaksin Booster, Keraguan Vaksin, Vaksin Anak, IDAI
Perubahan terbaru pada situs web Centers for Disease Control and Prevention (CDC) terkait vaksin dan autisme memunculkan kembali perhatian publik terhadap isu yang telah lama menjadi perdebatan. Dalam pembaruan tersebut, CDC menghapus kalimat eksplisit yang sebelumnya menyatakan bahwa “tidak ada hubungan antara vaksin dan autisme.” Perubahan ini disertai rangkuman yang menyiratkan bahwa hubungan antara vaksin dan autisme belum bisa dibantah, sebagaimana bisa dilihat pada Gambar 1. Hal ini memicu diskusi mengenai bagaimana informasi kesehatan publik sebaiknya dikomunikasikan.
Gambar 1. Tangkapan layar situs web CDC mengenai hubungan autisme dan vaksin per tanggal 24 November 2025
Perubahan Pemilihan Kata dan Tanggapan Komunitas Ilmiah
Laporan British Medical Journal (BMJ) mencatat bahwa revisi tersebut dianggap oleh sebagian pihak sebagai langkah yang dapat menimbulkan ambiguitas, terutama karena topik vaksin dan autisme telah menjadi sumber misinformasi dalam dua dekade terakhir. Pihak CDC sendiri tidak menyatakan ada bukti baru yang menunjukkan adanya keterkaitan, melainkan melakukan penyesuaian redaksional pada bagian edukasi publiknya.
Terkait hal ini, sejumlah pakar menekankan kembali bahwa bukti ilmiah yang tersedia saat ini konsisten menunjukkan tidak adanya hubungan kausal antara vaksin dan autisme.
Presiden American Academy of Pediatrics (AAP), Dr. Susan Kressly, menyampaikan bahwa sejak 1998 terdapat lebih dari 40 studi berkualitas tinggi yang melibatkan lebih dari 5,6 juta orang di tujuh negara, dan semuanya menunjukkan hasil serupa: tidak ditemukan kaitan antara vaksin dan autisme. Menurutnya, konsensus ilmiah mengenai hal ini belum berubah.
Sejumlah peneliti juga menyoroti bahwa pernyataan yang menyebut “tidak ada studi yang dapat menutup kemungkinan sepenuhnya” adalah argumen yang sering menimbulkan salah tafsir. Profesor Stanford, Dr. Jake Scott, menjelaskan bahwa secara logika ilmiah, tidak mungkin membuktikan bahwa sesuatu “tidak pernah terjadi”. Namun ia menekankan bahwa ketidakmungkinan membuktikan hal tersebut tidak berarti ada bukti hubungan antara vaksin dan autisme.
Organisasi Advokasi Autisme: Bukti Ilmiah Tetap Konsisten
The Autism Science Foundation mengeluarkan pernyataan bahwa vaksin telah diteliti secara ekstensif sebagai potensi faktor risiko autisme, bahkan paling sering, dibanding faktor lingkungan lainnya, dan sejauh ini tidak ada data ilmiah yang mendukung adanya hubungan tersebut. Mereka mengingatkan pentingnya membaca perubahan pemilihan kata-kata CDC dengan pemahaman ilmiah yang tepat.
Konteks Kebijakan dan Kekhawatiran Seputar Komunikasi Publik
Perubahan pemilihan kata ini terjadi di tengah dinamika internal di CDC yang lebih luas, termasuk pergantian sejumlah pejabat, perubahan komite penasehat, serta diskusi mengenai bagaimana lembaga publik harus menyampaikan informasi sains di tengah polarisasi politik.
Beberapa mantan pejabat CDC menyampaikan kekhawatiran bahwa perubahan dalam komunikasi publik perlu didasarkan pada bukti ilmiah dan kejelasan pesan, karena ketidakjelasan dapat memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap program imunisasi—terutama saat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, seperti campak, sedang meningkat di beberapa wilayah di Amerika Serikat.
Penutup: Prioritas Utama Tetap pada Informasi yang Akurat dan Berbasis Bukti
Perbedaan interpretasi terhadap pembaruan informasi CDC menunjukkan betapa sensitifnya isu vaksin dan autisme dalam komunikasi publik. Di tengah diskusi tersebut, konsensus ilmiah tetap jelas: penelitian berkualitas tinggi secara konsisten tidak menemukan kaitan antara vaksin dan autisme.
Sebagai tenaga medis dan profesional kesehatan, penting untuk terus mengutamakan sumber yang kredibel, memahami konteks pembaruan kebijakan, menyampaikan edukasi kepada masyarakat secara akurat dan empatik, dan memastikan bahwa diskusi tentang vaksinasi selalu mengedepankan bukti ilmiah yang kuat. Dengan pendekatan berbasis bukti dan komunikasi yang jelas, kepercayaan masyarakat terhadap vaksinasi, yaitu salah satu intervensi kesehatan paling efektif, dapat tetap terjaga.
Daftar Pustaka

24 Apr 2024

17 Jul 2024

13 Jun 2025

15 Okt 2025