Pubertas Dini
Oleh: Editorial Primaku
Topik: Pubertas, Pubertas Dini, Remaja
Precocious puberty, atau pubertas dini, adalah kondisi ketika onset pubertas terjadi pada usia yang jauh lebih dini dibandingkan dengan rentang usia pubertas normal. Kondisi ini dapat menyebabkan kekhawatiran dan dampak psikososial pada anak. Hal ini menjadikan pubertas dini sebagai masalah tumbuh kembang yang perlu diperhatikan.
Pada perempuan, pubertas ditandai oleh tumbuhnya payudara, pubarche (tumbuhnya rambut pubis), dan menarche (menstruasi pertama), sedangkan pada anak laki-laki, pubertas ditandai dengan tumbuhnya testis, penis, pubarke, dan perubahan suara. Usia rata-rata pubertas normal adalah 11 tahun pada perempuan dan 13 tahun pada anak laki-laki. Pada pubertas dini, pubertas terjadi pada usia kurang dari 8 tahun pada anak perempuan dan kurang dari 9 tahun pada anak laki-laki. Pada proses ini, produksi hormon seks meningkat secara pesat, termasuk estrogen, hormon yang berperan penting dalam maturasi tulang dan fusi epifisis. Pada anak perempuan dengan pubertas dini, paparan terhadap estrogen terjadi lebih awal dari seharusnya, sehingga maturasi tulang dan fusi epifisis ikut menjadi lebih cepat. Hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan linear untuk berhenti lebih awal sehingga anak menjadi lebih pendek dari yang seharusnya.
Secara etiologi, pubertas dini dibagi menjadi dua macam: sentral dan perifer. Pubertas dini sentral disebabkan oleh aktivasi prematur aksis hipotalamus-hipofisis-gonadal (aksis HPG), sedangkan pubertas dini perifer disebabkan oleh produksi hormon seks di luar hipotalamus-hipofisis. Penyebab pubertas dini sentral beragam, mulai dari tumor, (seperti hamartoma hipotalamus, ganglioneuroma, astrositoma, kraniofaringioma, atau kista araknoid), cedera pada sistem saraf pusat, faktor lingkungan, dan faktor genetik. Tumor tersering yang menyebabkan pubertas dini adalah hamartoma hipotalamik. Pada kondisi tersebut, sel neural ektopik menjadi generator pelepasan Gonadotropin-releasing hormone (GnRH), yang berperan dalam memulai kaskade sinyal hormon yang menyebabkan proses pubertas untuk terjadi.
Pada pubertas dini perifer, munculnya karakteristik seksual sekunder disebabkan oleh pelepasan hormon seks yang independen dari sinyal GnRH. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan hal tersebut untuk terjadi adalah hiperplasia adrenal kongenital,tumor pada gonad. tumor adrenal, familial ,male-limited precocious puberty, paparan steroid seks eksogen, dan sindrom Van Wyk dan Grumbach.
Proses diagnosis pubertas dini dimulai dengan anamnesis. Anamnesis perlu meliputi riwayat keluarga pubertas dini. Pubertas dini memiliki faktor familial yang kuat. Riwayat trauma/radiasi perlu ditanyakan. Gejala-gejala seperti nyeri kepala, kejang, peningkatan lingkar kepala perlu diperhatikan untuk melihat apakah ada gambaran yang mengarah ke tumor sistem saraf pusat. Pemeriksaan fisik perlu meliputi penilaian tanda-tanda pubertas. Pemeriksaan laboratorium seperti kadar hormon (FSH, LH, estradiol, testosteron) serta usia tulang dari pemeriksaan radiologi juga penting untuk mengkonfirmasi temuan-temuan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pencitraan pelvis atau otak dapat dilakukan untuk menyingkirkan tumor intrakranial maupun gondal.
Tujuan penanganan adalah menekan produksi hormon seks dan perkembangan tanda-tanda pubertas untuk mencapai tinggi badan maksimal. Pengobatan lini pertama untuk pubertas dini sentral adalah agonis GnRH. Pengobatan tersebut diindikasikan jika usia tulang sudah jauh melampaui usia kronologis atau anak mengalami stres psikososial yang tinggi. Sediaan agonis GnRH beragam: ada dalam bentuk intranasal, injeksi intramuskular dan injeksi subkutan. Contoh agonis GnRH yang tersedia adalah leuprolide acetate, yaitu obat suntik yang diberikan tiap tiga bulan. Untuk penanganan pubertas dini perifer, targetnya adalah untuk mengurangi hormon seks pada pada anak. Jika pubertas dini perifer diakibatkan oleh tumor pada gonad atau kelenjar adrenal, maka pembedahan untuk mengangkat tumor tersebut perlu dilakukan. Jika karena congenital adrenal hyperplasia, maka kortikosteroid bisa diberikan. Pada anak perempuan, pubertas dini perifer dapat ditangani dengan inhibitor aromatase seperti anastrozole dan letrozole, atau modulator reseptor estrogen selektif seperti tamoxifen. Pada anak laki-laki dengan male-limited precocious puberty, tatalaksana pilihan adalah antagonis androgen seperti spironolactone dan inhibitor aromatase. Follow up rutin tiap 3 bulan untuk memantau kemajuan pubertas dan penyesuaian dosis obat.
Pubertas dini adalah kondisi aktivasi sumbu hipotalamus-hipofisis-gonadal sebelum usia 8-9 tahun. Penyebab utama adalah idiopatik, meski dapat pula disebabkan tumor atau kelainan lain. Pengobatan lini pertama adalah analog GnRH. Follow up dan penyesuaian dosis pengobatan harus dilakukan secara rutin dengan tujuan menekan pubertas supaya lajunya sesuai dengan umur anak.
Referensi:
Kota AS, Ejaz S. Precocious Puberty. [Updated 2023 Jul 4]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544313/