Si Kecil Takut Coba Makanan Baru? Waspada Food Neophobia pada Anak!
Author: Radhita Rara
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Food Neophobia, Selective Eater, Picky Eater
Anak menolak makanan baru mungkin hal yang kerap terjadi. Namun, apakah saat MomDad mengenalkan makanan baru anak sering menanggapinya dengan tangisan, amukan, atau teriakan?
Jika iya, mungkin saja anak sedang dalam fase perkembangan yang disebut food neophobia. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tanda-tanda saat anak mengalami fase ini, yuk simak lebih lanjut!
Pengertian neophobia
Neofobia merupakan fase perkembangan normal seorang anak yang memiliki gejala menolak makanan baru. Fase neofobia sebenarnya merupakan proses mekanisme evolusi survival yang menguntungkan untuk membantu anak menghindari konsumsi substansi beracun saat sang anak sudah memiliki kemampuan mobilitas dan memilih makanannya sendiri tanpa pengawasan orangtua.
Neofobia umumnya mulai terjadi pada usia 1-3 tahun, dan mencapai puncaknya pada usia 2-6 tahun. Perilaku ini seharusnya menurun seiring bertambahnya usia dan kemudian hilang saat anak bertumbuh dewasa.
Kapan harus waspada?
Baca Juga: Cegah Food Neophobia pada Anak dengan Cara Ini, yuk!
Neofobia dapat menjadi penolakan berkepanjangan dan konsisten terhadap makanan tertentu yang menimbulkan masalah makan berupa food preference.
Food preference ini memiliki spektrum mulai dari picky eater sampai selective eater. Picky eater didefinisikan sebagai anak yang menolak makanan tertentu atau pilih-pilih makan, Namun, masih mengonsumsi minimal satu macam dari setiap kelompok makanan, yaitu karbohidrat, protein, sayur atau buah, dan susu.
Sementara selective eater adalah anak yang menolak semua jenis makanan dalam kelompok makanan tertentu, misalnya menolak semua makanan sumber protein.
Anak dengan picky eater juga umumnya menolak mengonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup, dan menolak rasa atau tekstur makanan tertentu. Picky eater dapat merupakan fase normal perkembangan anak, namun selective eater merupakan kondisi patologis.
Anak selective eater berisiko mengalami malnutrisi karena hilangnya nutrisi atau asupan dari salah satu golongan makanan tertentu, baik itu makronutriennya dan mikronutriennya. Selective eater merupakan kondisi yang sering terjadi pada gangguan perilaku seperti autistic spectrum disorder, post traumatic feeding disorder, gangguan menelan, keterlambatan oromotor, dan kelainan saluran cerna.
Itu dia beberapa hal mengenai food neophobia yang perlu MomDad ketahui. Jika anak memiliki kecenderungan di atas, bisa langsung konsultasikan dengan dokter, ya. Semoga informasi di atas bermanfaat dan membantu MomDad yang anaknya sedang dalam fase ini.
MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil? Yuk, tanyakan pada ahli di Forum Tanya Dokter! Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho.
Sumber foto: iStock
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.