Waspadai Keluhan Mendengkur pada Anak
Author:
Topik: Pra-sekolah, Sekolah
Waspadai Keluhan Mendengkur pada Anak
Keluhan mendengkur pada orang dewasa (terutama laki-laki) merupakan hal yang lumrah dijumpai. Bagaimana jika anak yang mendengkur? Berbahayakah mendengkur pada anak?
Berdasarkan kekerapannya, mendengkur pada anak dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu occasional snoring (mendengkur sesekali saja atau frekuensi mendengkur < 3 kali per minggu) dan habitual snoring (sering mendengkur atau mendengkur ≥ 3 kali seminggu). Apabila sudah termasuk ke dalam habitual snoring, selanjutnya anak dapat mengalami obstructive sleep apnea syndrome (OSAS).
Mengenal penyebab OSAS
OSAS merupakan suatu sindrom klinis atau kumpulan gejala akibat adanya sumbatan parsial atau sumbatan komplet pada saluran napas bagian atas yang menyebabkan henti napas bagian atas atau berkurangnya aliran napas saat tidur. Jumlah episode henti napas atau berkurangnya aliran napas selama tidur satu jam dinyatakan dalam Apnea/ Hipopnea Index (AHI). Anak yang AHI-nya > 5 dinyatakan OSAS. Pada orang dewasa, kegemukan/ obesitas merupakan faktor risiko utama OSAS, sedangkan pada anak faktor risiko utamanya adalah pembesaran kelenjar tonsil/ amandel dan adenoid. Penyakit yang berhubungan dengan alergi, seperti rhinitis alergi, asma, dan sinusitis juga dilaporkan berkorelasi dengan OSAS pada anak. Namun demikian, angka kejadian OSAS pada remaja yang mengalami obesitas cukup tinggi. Supriyatno dkk di Jakarta mendapatkan angka kejadian OSAS pada anak usia 10-12 tahun dengan obesitas sebesar 38,2%.
Bagaimana gejala OSAS?
Anak yang menderita OSAS, terutama yang berat, akan mengalami bermacam-macam gejala di siang (day-time symptoms) dan malam hari (night-time symptoms). Pada malam hari, anak tidur dengan mulut terbuka, mendengkur, dan sering kali mengalami henti napas. Akibatnya tidur anak sering tidak nyenyak, sering terbangun dari tidur karena “gelagepan” (arousal) dan emngalami kekurangan oksigen (hipoksia). Anak dengan OSAS yang berat juga sering mengalami enuresis (mengompol). Sebagai akibat dari gejala dan gangguan pada saat tidur malamnya, pada siang hari timbul keluhan yaitu sering tertidur dalam kelas, kesulitan belajar terutama pada mata pelajaran tertentu, seperti matematika dan sains, serta gangguan kognitif lainnya sehingga terjadi penurunan prestasi akademik. Perubahan perilaku menjadi hiperaktif, mudah marah, serta gagal tumbuh juga sering kali dilaporkan berhubungan dengan OSAS.
Menangani kasus OSAS
Penanganan OSAS didasarkan pada penyebab utama terjadinya OSAS. Pada anak, oleh karena penyebab tersering adalah pembesaran kelenjar tonsil/ amandel dan adenoid, penanganannya adalah tindakan operasi pengangkatan kelenjar amandel dan adenoid. Penyakit penyerta seperti asma dan rhinitis alergi serta sinusitis atau jika ada obesitas juga harus ditatalaksana untuk hasil yang maksimal.
Apa yang perlu diwaspadai orangtua?
Orangtua perlu mewaspadai anak yang sering mendengkur saat sedang tidak mengalami selesma atau radang tenggorok, apalagi jika sudah disertai gejala-gejala OSAS. Jika mendapati anak sering mendengkur, orangtua hendaknya mengamati apakah mendengkurnya akan menghilang dengan perubahan posisi tidur, apakah disertai dengan henti napas, dan apakah terjadi perubahan prestasi belajar atau laporan kenakalan atau perubahan perilaku di sekolah. Sering kali rekaman video yang dibuat orangtua dapat membantu dokter untuk mendiagnosis OSAS. Diagnosis yang cepat dan penanganan yang tepat akan menghindarkan anak dari gangguan pencapaian potensi akademik yang seharusnya dapat dicapai. Jadi, waspadai mendengkur pada anak!
Penulis: Nastiti Kaswandani (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
Catatan: Artikel ini dimuat di Kompas Klasika tanggal 16 September 2012, kolom "Apa Kata Dokter?"