Apakah Anak Alergi Bisa Sembuh
Author:
Topik: Pra-sekolah, Sekolah
Apakah Anak Alergi Bisa Sembuh
SETIAP orang tua pasti pernah mendengar kata alergi. Namun, pengertian alergi bagi satu orang tua bisa berbeda yang lain. Sebenarnya, alergi adalah salah satu jenis gangguan dari sistem kekebalan. Alergi dapat terjadi bila sistem kekebalan seseorang memiliki sensitivitas yang berlebhian terhadap protein tertentu, yang bagi orang lain tidak menimbulkan masalah.
Seorang dokter menganggap alergi sebagai sebuah kondisi yang hiper-imun dalam arti sistem kekebalan yang berlebihan atau hipersensitif. Orang tua sering menganggap alergi sebagai kekebalan yang lemah karena penderitanya sering sakit. Akibatnya, orang tua dari anak alergi menginginkan anak mereka ditingkatkan kekebalannya dengan meminta dokter memberikan berbagai vitamin dan obat peningkat kekebalan.
Biasanya orang tua mulai berpikir anaknya menderita alergi bila menderita sakit yang tak kunjung sembuh. Gejala alergi pada anak dapat berbeda- beda . Gejala bisa berwujud gatal, diare, nyeri perut, sariawan, migraine, batuk, pilek, atau sesak. Biasanya gejala berlangsung cukup lama atau tak kunjung sembuh. Gejala sering berulang dengan penyebab yang sama misalnya setelah mengonsumsi makanan tertentu, berada di dekat hewan berbulu atau terpapar debu rumah. Dugaan alergi semakin kuat dengan adanya kerabat dekat anak yang memiliki riwayat alergi (ayah, ibu, saudara kandung, kakek, dan nenek).
Untuk membedakan alergi dengan infeksi, ada tiga informasi yang dibutuhkan, yaitu: (1)apakah disertai demam?; (2) apakah keluhan siang hari lebih dominan dari pagi dan malam hari; dan (3)apakah ingus atau reaknya kental dan berwarna?Bila ketiga pertanyaan tersebut dijawab “tidak”, gejala batuk pilek yang diderita kemungkinan sangat besar disebabkan alergi. Namun, bila salah satu dari ketiga pertanyaan tersebut dijawab “ya”, gejala batuk pilek yang diderita kemungkinan sangat besar disebabkan serangan kuman (infeksi). Mengapa gejala alergi bisa hilang atau berkurang pada siang hari?Karena secara alamiah manusia memiliki siklus diurnal, yaitu tubuh memproduksi hormone adrenalin dan kortisol yang lebih banyak pada siang hari dan menurun saat malam sampai pagi hari, sedangkan adrenalin dan kortisol dapat menghilangkan atau mengurangi gejala alergi.
Bila orang tua mengatakan “Anak saya selalu mengalami gejala seperti ini setelah mengonsumsi telur ayam,” diduga anaknya menderita alergi telur ayam. Untuk memastikannya, orangtua harus melakukan pantang makan (eliminasi) telur ayam dan produk makanan yang mengandung telur ayam selama tiga minggu. Bila secara konsisten gejala menghilang, harus dilanjutkan dengan mengonsumsi telur ayam kembali (provokasi) setiap hari selama seminggu. Bila gejala timbul lagi, boleh dikatakan anak memang alergi telur ayam. Bila dalam masa eliminasi tetap timbul gejala, kemungkinan anak juga menderita alergi terhadap makanan lainnya atau menderita alergi selain makanan, misalnya bulu binatang dan debu rumah. Metode eliminasi dan provokasi ini dapat diterapkan pada semua jenis makanan yang diduga menyebabkan alergi. Bila diduga penyebabnya lebih dari satu jenis makanan, semua makanan tersangka harus dieliminasi dulu dan dilanjutkan provokasi untuk semua jenis makanan selama satu minggu. Untuk alergi tertentu dapat dipastikan dengan melakukan tes alergi, misalnya dengan cara uji kulit atau pemeriksaan laboratorium. Pihak yang memberi surat permintaan untuk tes alergi ini adalah dokter.
Seorang anak bisa sembuh atau terbebas dari gejala alergi bila kita memiliki kemampuan mengenali gejala alergi, kemampuan mendeteksi anak kita alergi terhadap apa, dan kemmapuan mengontrol alergen penyebabnya.
Penulis: Anang Endaryanto
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Artikel pernah dimuat di KOMPAS, kolom Klasika, tanggal 12 Agustus 2012