Meta PixelKurva WHO & CDC, Mana yang Lebih Direkomendasikan untuk Pantau Pertumbuhan?<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Kurva WHO & CDC, Mana yang Lebih Direkomendasikan untuk Pantau Pertumbuhan?

Author: Tim PrimaKu

28 Okt 2025

Topik: Kurva pertumbuhan, 0-6 Bulan, 6-12 Bulan, 12 bulan ke atas, Toddler

Menilai pertumbuhan anak bukan sekadar mengukur tinggi atau berat badan. Grafik pertumbuhan yang digunakan juga sangat menentukan bagaimana tenaga kesehatan menilai status gizi dan menentukan langkah intervensi untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak.

Selama bertahun-tahun, banyak negara menggunakan grafik pertumbuhan lama dari NCHS (National Center for Health Statistics) tahun 1977. Namun, seiring perkembangan ilmu dan data baru, dua lembaga besar dunia, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan World Health Organization (WHO), merilis grafik pertumbuhan terbaru mereka, yaitu CDC Growth Chart (2000) dan WHO Growth Standard (2006).

Perbedaan Utama antara Grafik WHO dan CDC

Grafik pertumbuhan WHO dibuat berdasarkan data dari bayi yang tumbuh dalam kondisi optimal, yaitu bayi sehat dari enam negara berbeda, mendapatkan ASI eksklusif, dan tumbuh di lingkungan yang mendukung kesehatan dan nutrisi yang baik. Artinya, grafik WHO menggambarkan bagaimana anak seharusnya tumbuh, bukan sekadar rata-rata anak di suatu populasi.

Sebaliknya, grafik CDC didasarkan pada data anak-anak di Amerika Serikat, termasuk yang mendapat susu formula, sehingga lebih mencerminkan pola pertumbuhan aktual dari berbagai kondisi anak, baik yang ideal maupun tidak.

Dampaknya terhadap Penilaian Pertumbuhan Anak

Perbedaan sumber data ini membuat grafik WHO dan CDC menunjukkan hasil yang berbeda, terutama pada usia bayi (0–24 bulan).

Jika menggunakan grafik CDC, bayi yang disusui penuh sering tampak seperti mengalami “perlambatan pertumbuhan” setelah usia dua bulan, padahal sebenarnya mereka tumbuh normal. Namun pada grafik WHO, bayi yang disusui cenderung mengikuti pola pertumbuhan ideal sesuai dengan standar global.

Grafik CDC cenderung menampilkan anak dengan berat badan lebih tinggi dan sedikit lebih pendek dibandingkan grafik WHO. Akibatnya, bila tenaga kesehatan menggunakan grafik CDC:

  • Risiko gizi kurang tampak lebih rendah (kecuali pada 6 bulan pertama),
  • Anak bisa terlihat lebih berisiko mengalami overweight atau obesitas jika dinilai dengan grafik WHO, karena grafik CDC memang menggambarkan anak-anak dengan berat badan yang umumnya lebih besar.

Selain itu, grafik WHO memiliki interval pengukuran yang lebih sering pada tahun pertama kehidupan, sehingga lebih akurat dalam memantau perubahan cepat pada fase bayi,  masa di mana pertumbuhan berlangsung sangat pesat.

Mengapa WHO Growth Chart Lebih Direkomendasikan?

Nah, karena menggambarkan pola pertumbuhan anak yang disusui dan tumbuh dalam kondisi ideal, grafik WHO dianggap lebih representatif untuk digunakan di banyak negara, termasuk Indonesia.

Penggunaan grafik WHO juga sejalan dengan rekomendasi nasional dan global yang menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif sebagai sumber nutrisi terbaik untuk bayi selama enam bulan pertama. Dengan grafik ini, tenaga kesehatan dapat menilai keberhasilan menyusui dan kecukupan asupan gizi bayi dengan lebih akurat.

Pemilihan grafik pertumbuhan bukan hal sepele. Grafik WHO bukan hanya alat ukur, tetapi juga cerminan bagaimana kita melihat tumbuh kembang anak dalam konteks kesehatan yang ideal.

Dengan menggunakan grafik WHO, orang tua dan tenaga kesehatan memiliki panduan yang lebih tepat untuk memastikan bahwa anak tumbuh sehat, proporsional, dan sesuai potensi genetiknya.

Sebab, setiap garis di grafik pertumbuhan bukan sekadar angka, melainkan cerita tentang bagaimana si Kecil tumbuh dan berkembang menuju masa depan yang sehat dan bahagia.

Referensi: Mercedes de Onis. Comparison of the WHO child growth standards and the CDC 2000 growth charts. J Nutr. 2007 Jan;137(1):144-8.