primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Ringkasan Jurnal: “Auxology, Kurva Pertumbuhan, Antropometri, dan Pemantauan Pertumbuhan” oleh Prof. Dr. dr. Aman Pulungan, SpA(K)

Oleh: dr. Afiah Salsabila

Topik: Pertumbuhan, Gangguan Pertumbuhan, Hambatan Pertumbuhan, Kurva pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan anak penting untuk membantu proses deteksi berbagai masalah kesehatan anak. American Academy of Pediatrics menyarankan kunjungan ke dokter untuk skrining dan monitoring pertumbuhan pada usia 2 minggu, 1, 2, 4, 6, 9, 12, 15, 18 bulan, 2 tahun, dan 3 tahun, lalu dilanjutkan tiap tahun hingga usia remaja, sedangkan Ikatan Dokter Anak Indonesia menyarankan hal tersebut dilakukan pada saat lahir, usia 1, 2, 4, 6, 9, 12 bulan, setiap per 3 bulan pada usia 1-2 tahun, dan setiap tahun pada usia 3-21 tahun.

 Cara melakukan pemantauan tersebut adalah dengan menggunakan kurva pertumbuhan sebagai alat pembanding untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh sesuai dengan yang seharusnya untuk anak seusianya. Setiap anak yang memiliki perlambatan pertumbuhan tinggi badan, memiliki kurva yang turun dari garis persentil atau dicurigai memiliki tinggi di bawah potensi genetik harus segera ditindaklanjuti.

Count Philbert Gueneau de Montbeillard menemukan kurva pertumbuhan pertama yang terdokumentasikan oleh sejarah. Kurva tersebut dibuat berdasarkan pencatatan dan plotting tinggi badan anak laki-lakinya tiap 6 bulan dari usia 0-18 tahun dari tahun 1759-1777. Dari kurva tersebut, terdapat fase deselerasi yang cepat pada masa bayi, diikuti fase deselerasi yang lebih lambat pada asma anak, dan lalu terjadi pacu pertumbuhan pada usia 5-9 tahun dan lagi pada usia 12 tahun. Adanya pacu pertumbuhan pada masa remaja yang terlihat pada kurva de Montbeillard tercerminkan pada penemuan growth spurt oleh Kotelmann pada tahun 1879. Penemuan ini memulai perkembangannya ilmu auxology, yaitu ilmu yang mempelajari pertumbuhan manusia.

Terdapat dua jenis kurva pertumbuhan: kurva standar dan kurva referensi. Kurva referensi menggambarkan pertumbuhan sekelompok individu, terlepas dari faktor-faktor determinan, sedangkan kurva standar adalah kurva referensi yang memakai sampel dari populasi anak sehat yang mendapatkan ASI eksklusif dan memiliki ibu yang tidak merokok.

Di Indonesia, kurva pertumbuhan yang dipakai adalah kurva standar WHO 2006 untuk anak berusia di bawah lima tahun dan kurva CDC 2000 untuk anak di atas 5 tahun. Selain kedua kurva tersebut, Indonesia juga memiliki beberapa kurva referensi Kurva nasional Indonesia dibuat pada tahun 2018 berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013. Ditemukan bahwa z-score tinggi badan lebih rendah dibandingkan kurva standar WHO.

Pertumbuhan tinggi badan perlu dipantau secara berkala sesuai dengan rekomendasi lokal dan ada beberapa kurva tertentu yang dapat dipakai untuk menilainya. Hal ini untuk deteksi dini kelainan pertumbuhan atau masalah kesehatan anak lainnya supaya bisa ditatalaksana dengan segera.



Referensi: https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1835/pdf_1


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: