Meta PixelSi Kecil Suka Terbangun & Menangis di Malam Hari? Ini 9 Penyebabnya<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Si Kecil Suka Terbangun & Menangis di Malam Hari? Ini 9 Penyebabnya

Author: Tim PrimaKu

20 Sep 2025

Topik: Anak Susah Tidur, Rutinitas Tidur Anak, Tidur Anak, Gaya Tidur, Bayi Bangun Subuh

Bayi lebih rentan mengalami gangguan tidur di malam hari dibandingkan orang dewasa. Tangisan histeris saat terbangun bisa membuat orang tua panik, namun umumnya hal ini terjadi karena berbagai faktor yang masih berkaitan dengan tumbuh kembang maupun kondisi fisik si kecil. Untuk membantu orang tua memahami penyebabnya, berikut 9 penyebab umum mengapa bayi bangun menangis tak terkendali di malam hari.


1. Lapar

Pada bayi di bawah 4 bulan, penyebab paling umum terbangun di malam hari adalah lapar. Bayi pada usia ini memang membutuhkan asupan setiap 2–3 jam sekali. Seiring bertambahnya usia, frekuensi menyusu malam akan berkurang, tetapi di awal kehidupan, tangisan tengah malam biasanya menandakan perut kosong.

2. Masuk Angin atau Perut Kembung

Sistem pencernaan bayi masih belum matang. Akibatnya, gas bisa menumpuk dan menyebabkan perut kembung. Bayi yang rewel sambil meringkuk atau sering buang angin kemungkinan sedang kesakitan karena gas. Orang tua dapat membantu dengan pijatan lembut atau gerakan “bicycle kicks” pada kaki bayi.

3. Tumbuh Gigi

Proses tumbuh gigi biasanya dimulai pada usia 4–6 bulan dan bisa menjadi penyebab gangguan tidur. Gejala yang sering muncul antara lain air liur berlebihan, gusi bengkak, serta keinginan bayi untuk menggigit benda apa pun. Rasa tidak nyaman ini membuat bayi mudah terbangun di malam hari.

4. Lingkungan yang Tidak Nyaman

Popok penuh, suhu ruangan yang terlalu panas atau dingin, hingga sprei basah karena pipis bisa mengganggu kenyamanan tidur bayi. Karena bayi belum bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, ia mengekspresikan ketidaknyamanan tersebut dengan tangisan keras.

5. Sakit

Demam, pilek, sakit perut, atau infeksi telinga bisa membuat bayi tiba-tiba terbangun. Perhatikan gejala lain, seperti tubuh hangat, sering menggosok telinga, atau kesulitan bernapas karena hidung tersumbat. Bila bayi tampak sangat tidak nyaman, sebaiknya periksakan ke dokter.

6. Kecemasan Perpisahan

Mulai usia 9 bulan, bayi bisa mengalami kecemasan saat menyadari orang tua tidak ada di dekatnya. Inilah yang disebut separation anxiety. Jika bayi tenang kembali begitu Anda hadir di kamarnya, kemungkinan besar penyebabnya adalah faktor emosional, bukan masalah fisik.

7. Regresi Tidur (Sleep Regression)

Regresi tidur sering muncul di usia 4, 6, 8, 12, 18, hingga 24 bulan, biasanya berhubungan dengan pencapaian perkembangan baru. Bayi yang terbiasa tidur dengan bantuan dot, botol, atau digendong bisa kaget saat terbangun dan tidak menemukan “alat bantu” tersebut, lalu menangis histeris.

8. Lonjakan Pertumbuhan (Growth Spurt)

Saat mengalami growth spurt, bayi akan lebih sering lapar dan meminta menyusu di malam hari. Kondisi ini biasanya hanya berlangsung 2–3 hari, namun bisa menyebabkan bayi terbangun lebih sering dan menangis lebih keras karena rasa lapar.

9. Mimpi Buruk atau Night Terror

Mimpi buruk dan night terror umumnya muncul pada usia di atas 18 bulan hingga balita. Namun, bayi lebih kecil juga bisa tampak seperti terbangun karena mimpi, padahal sebenarnya refleks kaget (startle reflex). Biasanya cukup dengan sentuhan lembut atau tepukan di punggung untuk menenangkannya.

Cara Menenangkan Bayi yang Menangis di Malam Hari

Untuk mencari tahu penyebab tangisan, periksa dulu kebutuhan dasar bayi: apakah lapar, popok penuh, atau kedinginan. Jika bayi sedang tumbuh gigi, pijatan lembut pada gusi bisa membantu. Bila tampak kembung, coba gerakan kaki menyerupai mengayuh sepeda. Pada bayi yang lebih besar, jika tangisan mereda ketika MomDad hadir, kemungkinan besar penyebabnya kecemasan atau ketergantungan pada rutinitas tidur.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebagian besar masalah tidur dapat ditangani di rumah. Namun, segera konsultasikan dengan dokter bila bayi tampak sakit, demam lebih dari 38°C, tidak mau makan, jarang buang air kecil, atau menangis tak henti tanpa penyebab jelas. Dokter dapat membantu memastikan tidak ada kondisi medis serius yang mendasarinya.

Tangisan malam hari pada bayi adalah hal yang normal dan sering menjadi bagian dari proses tumbuh kembang. Meski dapat membuat orang tua lelah, memahami penyebabnya akan membantu menemukan solusi terbaik. Ingatlah bahwa kesabaran dan konsistensi sangat penting, serta jangan ragu berkonsultasi dengan tenaga medis bila diperlukan. Dengan dukungan yang tepat, pola tidur bayi akan berangsur membaik seiring bertambahnya usia.


Referensi: Baby Wakes Up Crying Hysterically: Causes and What You Can Do