primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Alergi Susu Sapi dan Kapan Sembuhnya

Author: dr. Afiah Salsabila

Topik: Alergi Susu Sapi, Susu Segar, Alergi makanan, Susu Sapi, Susu

     Alergi susu sapi merupakan kondisi alergi makanan yang umum terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Ini bukanlah masalah intoleransi laktosa, di mana tubuh kesulitan mencerna laktosa, tetapi alergi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein dalam susu sapi, terutama kasein dan whey. Alergi susu penting untuk diidentifikasi dan diwaspadai, maka artikel ini akan menjelaskan gejalanya, cara mendiagnosisnya, serta cara terbaik untuk penatalaksanaanya.

Gejala alergi susu sapi dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Awitannya pun bervariasi dari yang akut hingga lambat. Gejala akut yang paling umum meliputi ruam kulit atau gatal-gatal, muntah, angioedema (bibir, lidah, mukosa tenggorok bengkak), dan yang paling berat dan mengancam nyawa, anafilaksis. Anafilaksis adalah kondisi kegawatan di mana terjadi reaksi alergi berat yang dapat menutup jalan napas. Tatalaksana utama syok anafilaktik adalah pemberian injeksi epinefrin 1:1000 dengan dosis 0.01 mg/kg (maksimal 0,5 mg) secara intramuskular. Gejala alergi susu awitan lambat yang dapat muncul adalah diare, hematokezia, kram abdomen, dan kolik abdomen.

    Diagnosis alergi susu sapi diawali dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Awitan gejala dan riwayat konsumsi susu perlu ditanyakan untuk melihat apakah ada kemungkinan bahwa susu dapat menjadi pencetus reaksi yang dialami pasien. Uji diagnostik yang bisa dilakukan untuk membantu menegakkan alergi susu sapi adalah skin-prick test dan serum-specific IgE. Kedua tes tersebut memiliki sensitivitas yang tinggi namun spesifisitas yang rendah, khususnya pada pasien tanpa alergi. Maka dari itu, anamnesis untuk mengetahui bahwa ada kemungkinan tinggi bahwa reaksi diakibatkan oleh susu sapi perlu dilakukan untuk memperjelas perjalanan penyakit.

    Alergi terhadap susu sapi biasanya hilang seiring anak bertambah umur. Sekitar 50% anak dengan alergi susu sapi sembuh pada umur 1 tahun, 75% sembuh pada umur 3 tahun, dan lebih dari 90% sembuh pada umur 6 tahun. Walaupun prognosisnya baik, pasien masih perlu menghindari makanan dan minuman yang mengandung susu sapi selama belum sembuh. Dokter dan ahli gizi perlu membantu orang tua pasien untuk merancang diet bebas susu sapi yang masih dapat memenuhi kebutuhan gizi pasien untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal. Jika anak masih menyusui, pastikan susu yang diminum tidak mengandung susu sapi. Pada anak yang masih minum Air Susu Ibu (ASI), ibu harus mengeliminasi susu sapi dari diet termasuk menghindari konsumsi keju, yogurt, dan mentega yang terbuat dari susu sapi. Pada anak yang minum susu formula, susu dapat diganti dengan formula yang telah melalui proses hidrolisis, yaitu proses di mana protein dalam susu diurai sehingga menjadi hipoalergenik. Pemberian susu berbasis kedelai tidak terlalu direkomendasikan karena ditemukan bahwa 50% anak dengan alergi protein susu sapi menjadi alergi terhadap protein kedelai ketika diberikan susu formula berbasis kedelai. Jika pasien tidak sengaja mengonsumsi susu sapi dan gejala yang dihasilkan ringan, antihistamine bisa diberikan.

    Alergi susu sapi adalah kondisi yang memengaruhi banyak individu, terutama anak-anak. Pemahaman tentang gejala, diagnosis, dan pengelolaan alergi susu sapi sangat penting untuk memastikan kualitas hidup yang sehat dan nyaman bagi mereka yang terkena dampaknya.


Referensi:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542243/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3043023/


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: