Konsumsi Teh pada Anak, Amankah untuk Kesehatan?
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso Sp.A
Topik: Teh, MPASI, Gula
Teh merupakan salah satu minuman favorit yang sering dikonsumsi sehari-hari yang disukai orang dewasa maupun anak-anak. Belakangan ini, berbagai macam jenis produk teh tersedia di pasaran, mulai dari daun teh, teh celup, teh bubuk, hingga teh siap minum dalam kemasan botol dan kotak. Teh kemasan merupakan salah satu minum yang disukai anak, tetapi amankah konsumsi teh pada anak? Terdapat beberapa hal yang sebaiknya MomDad pertimbangkan sebelum memberikan teh pada si Kecil.
Teh dapat mencegah berbagai penyakit
Teh bermanfaat untuk mencegah kanker, diabetes, dan penyakit jantung. Penelitian tahun 2013 menyebutkan bahwa konsumsi teh hijau dan teh hitam dapat menurunkan kadar kolesterol sehingga mengurangi risiko timbulnya penyakit jantung. Teh mengandung polyphenol yang bersifat anti-oksidan dan anti-radang yang berperan sebagai anti-kanker. Meski demikian kebanyakan penelitian tentang manfaat teh dengan kesehatan dilakukan pada orang dewasa. Sementara manfaat teh pada anak masih belum jelas.
Teh mengandung stimulan dan bersifat diuretik
Teh mengandung sekitar 3% kafein, theobromine, dan teofilin yang semuanya merupakan suatu stimulan. Akibat efek stimulan ini, teh bisa membuat anak menjadi “sangat aktif”. Apabila si Kecil cukup aktif atau sulit tidur, hindari memberikan teh untuknya, ya.
Kafein yang terkandung dalam teh juga bersifat diuretik, artinya tubuh akan lebih banyak mengeluarkan air seni setelah minum teh. Itulah mengapa anak yang suka minum teh cenderung lebih sering buang air kecil.
Teh tidak mengandung zat gizi
Seringkali setelah minum teh, anak akan merasa kenyang dan tidak mau makan. Padahal teh tidak mengandung zat gizi makro, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta hanya sedikit sekali mengandung mineral. Hal ini bisa merugikan bagi anak-anak yang membutuhkan zat gizi lengkap untuk bisa tumbuh dan berkembang.
Teh kemasan seringkali mengandung tinggi gula
Teh dalam kemasan biasanya telah ditambahkan gula yang cukup banyak. Satu botol teh isi 250 ml mengandung gula tambahan sekitar 20 g. World Health Organization (WHO) menyarankan asupan gula tambahan sebanyak 10% dari total kalori. Sebagai ilustrasi, seorang anak berusia 5 tahun yang memiliki berat badan ideal 18 kg boleh mendapat gula tambahan sekitar 45 g per hari. Bayangkan berapa banyak gula yang dikonsumsi si Kecil bila minum teh kemasan tiga kali sehari. Teh dalam kemasan yang banyak mengandung gula tambahan ini merupakan salah satu minuman yang dikaitkan dengan meningkatnya kejadian obesitas pada anak.
Teh menghambat penyerapan zat besi
Konsumsi teh dalam jumlah banyak saat makan dapat menyebabkan kekurangan zat besi. Es teh manis seringkali dihidangkan sebagai minuman pendamping saat makan. Hal ini sebaiknya dihindari karena polyphenol dan fitat yang terkandung dalam teh menghambat penyerapan zat besi. Akibatnya, tubuh kekurangan asupan zat besi yang dapat menyebabkan anemia atau kurang darah.
Secara umum, sebetulnya teh tidak berbahaya bagi anak, tetapi manfaat konsumsi teh secara rutin pada anak belum terbukti, bahkan teh mengandung kafein serta zat anti nutrisi sehingga sebaiknya MomDad tetap menghindari pemberian teh bagi si Kecil.
MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di Forum MPASI & Laktasi! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.