Meta PixelPanduan dalam Mengenalkan Makanan Pemicu Alergi pada Bayi<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Panduan dalam Mengenalkan Makanan Pemicu Alergi pada Bayi

Author: Tim PrimaKu / dr. Dini Mirasanti, Sp.A

21 Jun 2025

Topik: MPASI, Alergi makanan, Panduan MPASI, SuperClass

Saat bayi mulai memasuki fase MPASI, banyak orang tua yang mengalami kekhawatiran tersendiri: “Bagaimana jika anak alergi?” Kekhawatiran ini wajar, terutama jika ada riwayat alergi dalam keluarga. Namun, menghindari terlalu banyak jenis makanan justru bisa menghambat kebutuhan nutrisi bayi. Maka, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara memperkenalkan makanan baru secara aman dan terkontrol guna meminimalkan risiko alergi.


Makanan Pemicu Alergi

Alergi makanan terjadi ketika sistem imun bayi bereaksi berlebihan terhadap protein tertentu dalam makanan, yang dianggap sebagai ancaman. Reaksi ini bisa muncul dalam bentuk ringan (ruam, gatal) hingga berat (anafilaksis).

Beberapa makanan pemicu alergi yang umum dikenal (disebut “big 8 allergens”) antara lain:

  • Telur
  • Susu sapi
  • Kacang tanah (peanut)
  • Kacang pohon (tree nuts)
  • Ikan
  • Kerang
  • Kedelai
  • Gandum


Cara Mengenalkan Makanan Baru Pemicu Alergi

Sebelumnya, sejumlah asosiasi medis menganjurkan agar pemberian makanan yang berisiko tinggi menyebabkan alergi (seperti kacang, telur, dan lainnya) ditunda hingga anak berusia lebih dari 1 tahun. Namun, panduan terbaru dari American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa penundaan pemberian makanan alergen tidak terbukti memberikan manfaat dalam mencegah terjadinya alergi makanan.

Bahkan, pengenalan dini terhadap makanan alergen, seperti kacang tanah, berpotensi membantu mencegah berkembangnya alergi makanan di kemudian hari. Pengenalan makanan seperti kacang tanah (dalam bentuk yang aman, seperti selai halus) dan telur matang dapat dimulai setelah bayi berhasil dikenalkan pada makanan pendamping non-alergen terlebih dahulu.

Pemberian makanan pendamping sebaiknya tidak dilakukan sebelum bayi berusia 4 bulan. Saat mulai memberikan mpasi, ibu boleh memberikan satu jenis protein terlebih dahulu selama 2-3 hari berturut-turut sambil memantau adakah reaksi alergi yang timbul. Langkah ini memberikan waktu yang cukup untuk mengamati reaksi tubuh bayi, sekaligus mempermudah identifikasi makanan yang mungkin menjadi penyebab masalah.


Tindakan Pencegahan Saat Mengenalkan Makanan Alergen

Saat memperkenalkan makanan yang termasuk alergen umum, ada beberapa langkah pencegahan yang disarankan:

  • Orang tua dianjurkan untuk menyiapkan antihistamin tanpa pewarna (seperti diphenhydramine) di rumah jika bayi mulai menunjukkan gejala alergi ringan, seperti: hidung gatal, bersin, rasa gatal di mulut, muncul beberapa bentol (biduran ringan), atau mual ringan.
  • Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak mengenai dosis antihistamin yang sesuai sebelum memulai pengenalan makanan tersebut.


Bagi Anak dengan Risiko Tinggi Alergi

Bagi anak yang memiliki risiko tinggi alergi, misalnya karena riwayat keluarga atau riwayat eksim berat, produk kacang tanah sebaiknya diberikan di bawah pengawasan tenaga medis profesional. Bila anak menunjukkan gejala alergi ringan, orang tua dapat menghubungi dokter anak terlebih dahulu sebelum membawa anak ke fasilitas kesehatan.

Namun, jika anak menunjukkan gejala berat dalam waktu 2 jam setelah mengonsumsi makanan alergen, segera hubungi layanan darurat (misalnya 119) atau bawa ke IGD. Gejala berat tersebut meliputi:

  • Napas tersengal atau sesak,
  • Bunyi napas mengi,
  • Suara serak atau batuk tiba-tiba,
  • Kesulitan menelan atau tiba-tiba mengeluarkan air liur,
  • Bicara tidak jelas atau cadel secara tiba-tiba.

Memperkenalkan makanan baru bisa menjadi momen penting sekaligus menegangkan bagi orang tua, apalagi jika khawatir soal alergi. Padahal, pengenalan makanan alergen justru sebaiknya dilakukan sejak dini dengan cara yang aman dan terstruktur.


Di Kelas Tantangan MPASI bersama dr. Citra Amelia, Sp.A, IBCLC, MKes, MomDad akan belajar cara mengenalkan makanan baru tanpa panik, memahami tanda-tanda alergi, serta strategi menghadapi tantangan MPASI lainnya seperti GTM, picky eater, konstipasi, hingga BB seret.

Tantangan-MPASI (7).png

Dengan pemahaman yang tepat, MomDad bisa mendampingi si Kecil menikmati proses makan dengan nyaman dan aman sejak awal.


Referensi: Navigating Food Allergies in Young Children | InfantRisk Center.