Meta PixelBB Naik, tapi TB Stuck, Normalkah?<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

BB Naik, tapi TB Stuck, Normalkah?

Author: Tim PrimaKu / dr. Dini Mirasanti, Sp.A

25 Jun 2025

Topik: BB Anak, Tinggi Badan, Tumbuh Kembang

Berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) merupakan dua indikator utama dalam memantau pertumbuhan anak. Tidak jarang orang tua merasa lega ketika berat badan si Kecil terus bertambah, namun mulai khawatir saat tinggi badannya tidak menunjukkan perkembangan yang sejalan. Lalu, apakah kondisi berat badan anak naik tetapi tinggi badannya “stuck” bisa dianggap normal? 


Pertumbuhan Tidak Selalu Seimbang

Berat dan tinggi badan anak akan bertambah bersama-sama walaupun dengan kecepatan yang berbeda. Sebagai contoh, dalam satu tahun pertama kehidupan, berat badan mencapai 3 kali berat lahir dan panjang badan bertambah 50% dari panjang lahir. Oleh sebab itu, pemantauan pertumbuhan baik berat dan tinggi badan perlu dilakukan secara berkala. Frekuensi yang disarankan adalah tiap 1 bulan sampai usia 1 tahun, tiap 3 bulan sampai usia 3 tahun, tiap 6 bulan sampai usia 6 tahun, dan setelahnya dilakukan per tahun.

Perlu diketahui bahwa penambahan tinggi badan dipengaruhi oleh berbagai hal, mulai dari etnis, genetik, hormonal, nutrisi, penyakit, dan faktor lingkungan lainnya. Selain itu, tinggi badan juga perlu bertambah sesuai dengan kecepatan tumbuh normal berdasarkan usia. Apabila kecepatan tumbuh melambat dan akhirnya tinggi badan anak berada di bawah -2 SD kurva WHO atau di bawah persentil 3 kurva CDC, maka anak dikatakan mengalami perawakan pendek. Namun, tidak semua perawakan pendek adalah stunting. Perlu dilakukan evaluasi lebih dalam mengenai apa yang menjadi penyebab anak berperawakan pendek.

Namun, ketika berat badan terus naik sementara tinggi badan tidak bertambah dalam jangka waktu cukup lama, penting untuk melihat lebih dalam apakah ada masalah yang mendasarinya.


Kemungkinan yang Perlu Diwaspadai

Beberapa kemungkinan penyebab tinggi badan tidak bertambah, antara lain:

  • Asupan Gizi Tidak Seimbang

Anak mungkin mendapatkan cukup kalori untuk menambah berat badan, tetapi tidak cukup nutrisi mikro penting seperti protein, kalsium, vitamin D, dan zinc yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang.

  • Kurang Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik seperti merangkak, berjalan, berlari, atau melompat sangat penting untuk menstimulasi hormon pertumbuhan. Anak yang jarang bergerak bisa mengalami pertambahan berat tanpa disertai peningkatan tinggi.

  • Gangguan Tidur atau Kurang Tidur

Hormon pertumbuhan diproduksi maksimal saat anak tidur nyenyak, terutama di malam hari. Kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk bisa memengaruhi tinggi badan anak.

  • Kondisi Medis Tertentu

Dalam beberapa kasus, pertumbuhan tinggi badan yang terhambat bisa disebabkan oleh masalah kesehatan seperti gangguan hormon pertumbuhan, gangguan tiroid, atau kelainan genetik.

  • Riwayat Kelahiran

Bayi yang lahir dengan panjang badan di bawah rata-rata (misalnya bayi kecil untuk usia kehamilan) dapat menunjukkan pertumbuhan tinggi yang lebih lambat pada tahun-tahun awal kehidupan.


Kapan Harus Khawatir?

MomDad sebaiknya mulai berkonsultasi ke dokter atau tenaga kesehatan jika:

  • Tinggi badan anak tidak bertambah sama sekali selama lebih dari 3 bulan.
  • Grafik pertumbuhan tinggi badan anak turun atau berada di bawah -2 SD (standar deviasi) pada kurva pertumbuhan WHO.
  • Ada perbedaan signifikan antara BB dan TB anak, misalnya berat badan >85th percentile tapi tinggi badan <15th percentile.
  • Anak menunjukkan tanda-tanda lain seperti kelelahan, nafsu makan buruk, atau infeksi berulang.


Pertumbuhan yang ideal pada anak mencakup peningkatan yang seimbang antara berat dan tinggi badan. Berat badan yang terus bertambah memang menjadi tanda positif, tetapi jika tidak disertai dengan pertambahan tinggi badan yang sesuai, perlu dicari tahu penyebabnya lebih lanjut. Pemantauan pertumbuhan secara rutin menggunakan kurva pertumbuhan, pemberian gizi seimbang, serta stimulasi aktivitas fisik dan tidur yang cukup menjadi kunci dalam mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Jika MomDad merasa khawatir, segera konsultasikan ke dokter anak untuk evaluasi lebih lanjut.


Referensi: