
Si Kecil Kerap Sakit Usai Liburan? Bisa Jadi Hal-Hal Ini Penyebabnya
27 Jun 2022
Author: Tim PrimaKu / dr. Dini Mirasanti, Sp.A
9 Jun 2025
Topik: Tumbuh Kembang, Panjang Badan, Berat Badan, Tinggi Badan, SuperClass
Dalam memantau tumbuh kembang bayi, terutama di masa-masa awal kehidupan, banyak orang tua sering kali menganggap panjang dan tinggi badan sebagai hal yang sama. Padahal, kedua istilah ini memiliki perbedaan yang penting, terutama dalam konteks pemantauan pertumbuhan bayi. Pemahaman yang tepat mengenai perbedaan panjang dan tinggi badan akan membantu orang tua memantau pertumbuhan bayi secara lebih akurat, sekaligus mengetahui apakah bayi tumbuh sesuai kurva pertumbuhan yang dianjurkan.
Perbedaan Panjang dan Tinggi Badan
Panjang badan biasanya digunakan untuk mengukur bayi dalam posisi tidur telentang. Ukuran ini umum digunakan untuk bayi berusia 0 hingga 24 bulan, yang belum bisa berdiri tegak sendiri. Pengukuran panjang badan dilakukan dengan cara membaringkan bayi di atas alat ukur datar yang disebut infantometer, lalu mengukur dari ujung kepala hingga tumit.
Sementara itu, tinggi badan digunakan ketika anak sudah bisa berdiri sendiri tanpa bantuan, biasanya setelah usia 2 tahun. Pengukuran dilakukan dalam posisi berdiri, dari ujung kepala hingga telapak kaki. Karena perbedaan posisi tubuh saat diukur, hasil panjang badan biasanya sedikit lebih besar (sekitar 0,7 cm – 1 cm) dibandingkan tinggi badan.
Perbedaan ini dijelaskan dalam pedoman pertumbuhan dari World Health Organization (WHO). WHO menggunakan istilah "length-for-age" (panjang badan menurut usia) untuk anak usia di bawah 2 tahun, dan "height-for-age" (tinggi badan menurut usia) untuk anak usia 2 tahun ke atas. Perbedaan ini penting untuk diperhatikan agar orang tua tidak keliru dalam menafsirkan grafik pertumbuhan atau kurva WHO, yang merupakan alat penting dalam memantau tumbuh kembang anak secara optimal.
Mengukur panjang badan secara tepat juga memiliki tantangan tersendiri. Sebuah studi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa ketidaktepatan dalam posisi tubuh bayi saat pengukuran bisa memengaruhi hasil secara signifikan. Oleh karena itu, pengukuran sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih atau dengan bimbingan dari tenaga kesehatan saat berada di fasilitas pelayanan kesehatan.
Memahami perbedaan antara panjang dan tinggi badan bukan hanya sekadar soal istilah, tetapi berpengaruh besar dalam interpretasi tumbuh kembang bayi. Orang tua yang memiliki bayi baru lahir disarankan untuk rutin memantau panjang badan bayi menggunakan kurva pertumbuhan dari WHO, dan berkonsultasi dengan tenaga medis bila ada kekhawatiran terkait pertumbuhan. Dengan pemahaman yang tepat, orang tua dapat memberikan dukungan yang optimal dalam masa-masa penting pertumbuhan anak.
Kalau MomDad masih bingung gimana cara memantau tumbuh kembang si Kecil dengan benar, yuk ikut Kelas Parenting Tumbuh Kembang di SuperClass bareng dr. Hans Natanael, Sp.A, dokter spesialis anak yang akan membimbing langsung para orang tua memahami semua aspek penting dalam pertumbuhan anak, mulai dari berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, sampai deteksi dini stunting dan faltering growth.
Akses Kelasnya fleksibel, bisa dipelajari kapan aja dan berulang-ulang selama 1 tahun penuh. Jadi, nggak perlu takut ketinggalan materi!
Jangan lewatkan kesempatan untuk dapetin harga spesial terbatas! Yuk, investasikan waktu dan perhatian untuk tumbuh kembang si Kecil dengan ilmu yang tepercaya dengan memulai perjalanan jadi orang tua yang lebih percaya diri hari ini.
Referensi:
27 Jun 2022
29 Jun 2022
16 Agu 2022
29 Sep 2022