Serba-serbi Menyapih Anak yang Perlu Orang Tua Ketahui
Author: Fitri Permata
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Parenthood, 1-5 Tahun, Article, Menyapih, Weaning With Love
Tahukah MomDad kalau menyapih si Kecil punya peran penting dalam membantu perkembangan kemandirian mereka? Bukan cuma soal berhenti minum ASI atau susu botol, menyapih juga bagian dari perjalanan emosional dan sosial anak. Proses ini juga memberi kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi berbagai rasa dan tekstur makanan. Nah, kalau ketergantungan pada ASI atau susu botol terlalu lama, bisa-bisa malah menghambat proses belajar makannya, lho. Jadi, kapan ya waktu yang pas untuk mulai menyapih?
Kapan Waktu yang Tepat untuk Menyapih Anak?
IDAI menganjurkan Mom untuk menyusui si Kecil hingga ia berusia setidaknya 2 tahun. Namun, kapan persisnya Mom harus mulai menyapih anak bergantung pada kesiapan Mom dan si Kecil untuk menghentikan proses menyusui. Nggak perlu, merasa harus buru-buru atau membandingkan dengan anak lain. Yang terpenting, proses ini harus nyaman untuk keduanya. Proses menyapih pun dapat ditunda bila anak mengalami perubahan besar dalam hidupnya, misalnya, seperti pindah rumah atau kehilangan orang terdekat. Menyapih bisa ditunda dulu supaya tidak menambah beban emosionalnya.
Menyapih sendiri bisa memakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Hubungan menyusui itu sangat intim, jadi bukan hanya si Kecil yang perlu siap untuk berpisah dari proses ini, tapi begitu juga dengan Mom. Jangan khawatir kalau si Kecil masih menyusu lebih dari 2 tahun. Menurut AAP (American Academy of Pediatrics), menyusui hingga 3 tahun pun nggak masalah, kok. Tidak ada bukti yang kuat bahwa menyusui hingga usia 3 tahun akan membuat anak jadi kurang mandiri.
Hal-hal yang Perlu Dihindari Saat Menyapih Anak
Menyapih memang momen yang penuh tantangan, ya? Mom mungkin sudah mencoba berbagai cara, tapi selalu pastikan proses ini dilakukan dengan cara positif, yaa! Hindari beberapa hal berikut agar menyapih tidak meninggalkan kesan negatif pada si Kecil:
- Mengoleskan benda-benda pedas atau pahit, seperti odol, cabai, atau kunyit di areola dan puting. Ini bisa membuat si Kecil trauma.
- Menakut-nakuti anak dengan cerita palsu, misalnya bilang kalau giginya akan copot kalau masih menyusu.
- Memberi citra negatif pada payudara, seperti menggambarinya dengan lipstik agar si Kecil takut atau jijik untuk menyusu.
- Membohongi si Kecil dengan alasan palsu, seperti mengatakan bahwa ASI sudah basi atau kering.
- Mengejek atau membandingkan si Kecil dengan anak-anak lain yang sudah tidak menyusu. Setiap anak punya waktu yang berbeda, kok, Mom.
Coba Metode Weaning with Love (WWL)
Daripada mencoba cara-cara yang kurang nyaman, Mom bisa mempertimbangkan Weaning with Love (WWL). WWL merupakan cara untuk menyapih yang diiringi cinta dan kasih sayang, agar penghentian proses menyusui memberikan rasa aman dan nyaman antara Mom dan si Kecil. Sehingga, bonding yang tercipta tetap terjaga dan tidak hilang setelah bayi disapih. Berikut langkah-langkah dalam metode WWL yang bisa Mom coba lakukan:
- Sounding: beritahukan si Kecil tentang rencana menyapih secara perlahan dan berulang.
- Penyapihan bertahap: jangan lakukan secara mendadak atau terlalu ketat.
- Alihkan perhatian: arahkan ke aktivitas positif lainnya saat si Kecil minta menyusu.
- Tidak menggunakan benda lain sebagai pengganti payudara: jangan menggunakan empeng atau dot sebagai pengganti.
- Tetap positif: jangan asosiasikan payudara dengan hal negatif, seperti rasa pahit.
- Waktu yang tepat: jangan menyapih saat si Kecil sakit atau sedang menghadapi perubahan besar dalam hidupnya.
Tantangan yang Bisa Muncul Saat Menyapih
Menyapih bukan tanpa tantangan, lho! Salah satu yang mungkin dialami Mom adalah payudara bengkak akibat berhenti menyusui secara tiba-tiba. Jika ini terjadi, Mom bisa memerah ASI sedikit untuk meredakan bengkak, tapi jangan sampai mengosongkan payudara sepenuhnya agar produksi ASI tidak meningkat kembali.
Selain itu, rasa sedih atau bersalah bisa muncul pada Mom karena proses penyapihan. Tapi jangan khawatir, ya. Dalam metode WWL, penyapihan dilakukan saat Mom dan si Kecil sama-sama siap, sehingga perasaan negatif ini bisa diminimalisir. Jika Mom merasa sedih, tidak ada salahnya berbagi perasaan dengan orang terdekat yang Mom percayai.
Ingat, menyapih adalah proses alami yang butuh waktu dan kesabaran. Dengan pendekatan yang penuh cinta dan kelembutan, semuanya akan berjalan lebih lancar, dan ikatan Mom dengan si Kecil tetap terjaga!
Tips Sukses Menyapih si Kecil? Yuk, Lakukan Hal Ini!
Selama proses menyapih, Mom mungkin menemukan beberapa kendala atau hambatan yang membuat si Kecil belum bisa lepas dari ASI. Untuk menghadapi hal itu, yuk coba lakukan tips berikut agar sukses menyapih si Kecil!
1. Tentukan kapan mulai menyapih
Menyapih nggak harus selalu dilakukan ketika usianya tepat 2 tahun. Yang penting, kesiapan harus datang dari kedua belah pihak, baik Mom maupun si Kecil. Mom harus benar-benar siap secara emosional dan memiliki komitmen yang kuat untuk tidak luluh saat si Kecil menangis minta ASI lagi. Jadi, pastikan Mom sudah bulatkan tekad dan putuskan kapan waktu yang tepat untuk mulai menyapih.
2. Kurangi frekuensi menyusu di siang hari
Langkah awal untuk menyapih bisa dimulai dengan mengurangi frekuensi menyusui si Kecil, terutama di siang hari. Susui si Kecil hanya saat ia memintanya, dan hindari menawarkannya saat ia tidak memerlukan. Kalau si Kecil tiba-tiba meminta ASI, Mom bisa menundanya dengan lembut, misalnya dengan mengatakan, "Nanti ya, sayang, tunggu sebentar."
3. Alihkan dengan distraksi yang menyenangkan
Saat si Kecil mulai meminta ASI, coba alihkan perhatiannya dengan camilan favoritnya atau ajak ia melakukan kegiatan seru, seperti bermain atau membaca buku. Dengan begitu, si Kecil bisa teralihkan dan lupa dengan keinginannya untuk menyusu.
4. Ciptakan ritual baru sebelum tidur
Jika si Kecil terbiasa menyusu sebelum tidur, coba ganti rutinitas tersebut dengan ritual baru yang menyenangkan. Bacakan buku cerita atau nyanyikan lagu pengantar tidur seperti “Nina Bobo”. Dengan membiasakan rutinitas baru, si Kecil akan lebih mudah lepas dari kebiasaan menyusu sebelum tidur.
5. Berikan penjelasan dengan cinta
Sebelum mulai menyapih, penting bagi Mom untuk memberikan pengertian kepada si Kecil tentang rencana penyapihan. Lakukan dengan penuh kasih sayang dan jelaskan secara berulang, seperti, "Kak, kamu kan sudah besar. Setelah ulang tahun ke-2, kita minum susunya dari gelas ya, bukan dari Mama lagi." Gunakan juga gambar nyata, seperti bayi yang masih menyusu dan anak besar yang sudah minum dari gelas, agar si Kecil bisa lebih memahami proses ini.
6. Hindari menipu si Kecil
Mom, sangat disarankan untuk tidak menggunakan metode seperti mewarnai payudara dengan lipstik, brotowali, atau obat merah untuk membuat rasanya berbeda. Menyapihlah dengan cinta dan buat proses ini nyaman untuk Mom dan si Kecil.
Selamat mencoba, Mom! Yuk, kita sama-sama jadi orang tua yang lebih baik untuk si Kecil. Dengan pendekatan yang penuh kesabaran dan kasih sayang, proses menyapih akan jadi lebih mudah!
Referensi:
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/weaning/art-20048440
- Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Batita oleh dr. Meta Hanindita, Sp.A: Gramedia Juni 2020