Sad Beige Parenting: Apakah Bisa Mengganggu Perkembangan Visual Anak?
Author: Sekar Retno Ayu
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Sad Beige Parenting, Parenting, Perkembangan Visual Anak, Milestone Anak
Apakah MomDad pernah merasa bingung tentang memilih warna untuk kamar bayi atau pakaian si Kecil? Belakangan ini, tren "sad beige parenting" sedang jadi perbincangan hangat, terutama di media sosial. Dengan segala sesuatunya yang berwarna netral dan monoton, banyak yang mulai mempertanyakan, apakah pilihan warna tersebut berpengaruh pada tumbuh kembang anak? Yuk, kita cari tahu lebih lanjut!
Apa Itu "Sad Beige Parenting"?
"Sad beige parenting" adalah istilah yang merujuk pada tren menggunakan warna netral, terutama beige, dalam semua aspek kehidupan anak, mulai dari pakaian hingga perabotan. Tren ini pertama kali viral di TikTok, terutama melalui kreator Hayley DeRoche yang menggambarkan dengan humor pakaian dan aksesori anak-anak yang terkesan murung dan serba polos.
Tapi, apakah pilihan warna netral ini benar-benar memengaruhi perkembangan anak? Ternyata, jawabannya tidak sesederhana itu. Meskipun pilihan warna bisa memengaruhi suasana hati, warna-warna tersebut tidak akan mengganggu kemampuan bayi untuk belajar atau berkembang secara visual [1].
Pada dasarnya, bayi tidak terlalu memperdulikan warna kamar atau pakaian karena mereka tetap terpapar banyak warna melalui lingkungan luar mereka.
Pengaruh Warna terhadap Perkembangan Visual Anak
Bayi mulai mengenali warna sekitar usia 4 bulan, namun pada awalnya, mereka lebih sensitif terhadap kontras terang-gelap daripada warna itu sendiri. Bayi akan lebih tertarik pada perbedaan antara objek terang dan gelap, seperti saat mereka melihat wajah orang tua atau benda besar yang cerah. Jadi, meskipun kamar bayi berwarna beige, bayi tetap bisa tertarik pada benda-benda lain yang lebih terang atau kontras [1].
Penelitian menunjukkan bahwa meskipun bayi belum bisa membedakan banyak warna pada usia dini, mereka sangat peka terhadap perbedaan warna jika diberikan konteks yang jelas. Misalnya, bayi yang belajar mengaitkan warna dengan fungsi objek, seperti merah untuk benda yang bisa digunakan untuk menuang, atau hijau untuk benda yang bisa dipukul, akan lebih cepat dapat memahami warna tersebut [2].
Jadi, meskipun ruangan bayi serba netral, mereka tetap belajar mengenali warna melalui pengalaman lain yang lebih interaktif.
Milestone Visual Bayi
Seiring berjalannya waktu, kemampuan visual bayi terus berkembang. Berikut adalah beberapa milestone visual yang perlu diketahui:
- Usia 0-1 bulan: Bayi lebih fokus pada kontras terang-gelap, seperti wajah orang tua atau objek besar yang cerah.
- Usia 2-3 bulan: Bayi mulai mengenali bentuk dan pola dasar serta tertarik pada warna cerah seperti merah dan kuning.
- Usia 4-6 bulan: Bayi mulai bisa membedakan antara warna primer dan beradaptasi dengan visual yang lebih kompleks.
- Usia 6-12 bulan: Bayi dapat melihat dan mengenali objek dengan lebih rinci, serta mulai memahami hubungan antara objek dan warna.
Multisensori: Menggabungkan Penglihatan dan Sentuhan
Bagaimana dengan pengalaman multisensorik? Apakah hal ini dapat membantu anak mengenali warna dengan lebih baik? Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberi kesempatan untuk melihat dan menyentuh benda di usia sekitar 10,5 bulan, akan lebih cepat mengenali perbedaan warna dibandingkan bayi yang hanya mengandalkan penglihatan [3]. Interaksi langsung dengan objek dan lingkungan sekitar lebih berpengaruh dalam membentuk pemahaman anak tentang dunia visual mereka.
Pengalaman visual, termasuk warna, berperan penting dalam perkembangan otak bayi. Ketika bayi terpapar pada berbagai warna dan pola, stimulasi visual tersebut membantu perkembangan otak mereka. Selain itu, pengalaman multisensorik yang melibatkan penglihatan dan sentuhan juga sangat mendukung perkembangan kognitif bayi [3].
Pelajaran yang Bisa Diambil dari "Sad Beige Parenting"
Meskipun tren "sad beige parenting" menjadi populer, memilih warna netral untuk anak tidak akan memengaruhi perkembangan mereka secara signifikan. Yang lebih penting adalah memberi anak kesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai warna, tekstur, dan pengalaman visual melalui mainan, permainan sensorik, dan interaksi sosial.
Meski warna kamar bayi netral, mereka tetap bisa belajar tentang warna melalui pengalaman lain, seperti bermain dengan mainan berwarna cerah atau dibacakan buku cerita dengan beragam gambar dan warna yang cerah.
Pada akhirnya, meskipun tren "sad beige parenting" mungkin menjadi topik hangat di media sosial, yang lebih penting adalah bagaimana bayi berinteraksi dengan warna dan pengalaman visual mereka secara keseluruhan. Warna memang memainkan peran dalam membantu mereka belajar tentang dunia sekitarnya, tetapi yang jauh lebih berpengaruh adalah paparan yang beragam terhadap warna, pola, dan pengalaman multisensorik yang dapat mendukung perkembangan otak dan tumbuh kembang bayi.
MomDad ingin belajar lebih lanjut tentang milestone dan tumbuh kembang anak? Yuk, ikut Kelas Milestone & Red Flag bersama dr. Yoga Yandika, Sp.A di SuperClass!
Dalam kelas ini, MomDad akan dibekali dengan pengetahuan untuk mengenali tahap-tahap penting dalam perkembangan anak serta cara mengidentifikasi tanda-tanda keterlambatan tumbuh kembang. Daftar Kelas Milestone & Red Flag sekarang dan bantu si Kecil tumbuh optimal!
Referensi:
- Cleveland Clinic. 2024. What Is ‘Sad Beige Parenting’ and Is It Harmful to Babies? https://health.clevelandclinic.org/sad-beige-baby
- National Library of Medicine. 2015. The Effect of Color Priming on Infant Brain and Behavior https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3871198/
- National Library of Medicine. 2013. Multisensory Exploration and Object Individuation in Infancy https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3708597/