Meta Pixel​Manfaat Suplementasi Zinc pada Anak dengan Gangguan Pertumbuhan<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

​Manfaat Suplementasi Zinc pada Anak dengan Gangguan Pertumbuhan

Author: dr. Afiah Salsabila

30 Apr 2025

Topik: Zinc, Suplemen, Stunting, Pertumbuhan Anak

Gangguan pertumbuhan masih merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh anak-anak di Indonesia. Kondisi ini diakibatkan oleh kombinasi defisiensi makronutrien dan mikronutrien. Salah satu defisiensi mikronutrien yang dialami oleh anak-anak di Indonesia adalah defisiensi zinc. Beberapa studi menunjukkan bahwa defisiensi zinc memiliki peran dalam proses gangguan pertumbuhan. Maka dari itu, suplementasi zinc memiliki potensi untuk memperbaiki outcome anak-anak yang memiliki gangguan pertumbuhan 


Zinc berperan dalam berbagai proses biologis yang berhubungan dengan pertumbuhan. Mikronutrien ini berperan dalam diferensiasi dan proliferasi sel, fungsi sistem imun, serta fungsi pengecapan yang berkontribusi terhadap nafsu makan anak. (1) Karena peran Zinc dalam sistem imun, defisiensi zinc dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, yang dapat memperburuk retardasi pertumbuhan melalui inflamasi kronis dan gangguan penyerapan nutrisi. (2,3) Tak hanya itu, zinc juga berperan dalam regulasi berbagai jalur metabolik yang penting bagi pertumbuhan. Zinc diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA, metabolisme protein, serta aktivasi berbagai enzim dan faktor transkripsi yang mengatur proliferasi sel dan pembentukan jaringan. (2) Selain itu, zinc mempengaruhi sumbu hormon pertumbuhan (GH-IGF-I axis), di mana defisiensinya dapat menghambat produksi growth hormone dan insulin-like growth factor 1, dua komponen penting dalam proses pertumbuhan linear. (3)


Prevalensi defisiensi zinc mencapai 17% secara global. Mayoritas dari kasus-kasus tersebut paling banyak ditemukan di Asia Selatan, Asia Tenggara, Amerika Latin, serta Afrika sub-Sahara. (2) Di Indonesia sendiri, prevalensi defisiensi zinc pada balita mencapai 32%. (1) Dalam konteks ini, suplementasi zinc sebaiknya dipertimbangkan pada anak-anak dengan tanda-tanda gangguan pertumbuhan berdasarkan kurva WHO, terutama pada anak-anak dengan berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), atau berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) di bawah -2 standar deviasi. Intervensi ini juga relevan untuk anak-anak dengan riwayat infeksi berulang atau yang memiliki asupan makanan rendah sumber alami zinc seperti daging dan makanan laut. (2,3)


Manfaat suplementasi zinc dalam pertumbuhan anak yang mengalami gangguan pertumbuhan didukung oleh berbagai studi klinis. Sebuah randomized-controlled study yang dilakukan oleh Nurhidayah et al. (1) terhadap 100 anak usia 24–60 bulan dengan gangguan pertumbuhan di Makassar menunjukkan bahwa pemberian suplementasi zinc 20 mg/hari selama satu bulan menghasilkan peningkatan bermakna pada berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas, khususnya pada kelompok usia 24–36 bulan dan 48–60 bulan. Temuan ini memperkuat hipotesis bahwa suplementasi zinc dapat memperbaiki indikator pertumbuhan pada anak-anak yang mengalami growth faltering.


Meta-analysis dari Liu et al. (2) yang mencakup 78 uji klinis dengan lebih dari 34.000 partisipan memperkuat bukti terkait manfaat zinc pada anak dengan gangguan pertumbuhan. Hasil meta-analysis tersebut menunjukkan bahwa suplementasi zinc pada anak usia di bawah lima tahun meningkatkan tinggi badan (weighted mean difference [WMD] 0,23 cm; 95% CI: 0,09–0,38) dan berat badan (WMD 0,14 kg; 95% CI: 0,07–0,21) secara signifikan. (2) Walaupun tidak terdapat peningkatan bermakna pada z-score tinggi badan terhadap usia, atau height-for-age Z score(HAZ), suplementasi zinc tetap menunjukkan dampak positif terhadap pertumbuhan linear, terutama bila diberikan setelah anak berusia dua tahun. Hal serupa dilaporkan dalam meta-analisis lain oleh Ahmad et al. (3), yang menemukan bahwa pada anak usia ≥2 tahun, suplementasi zinc meningkatkan tinggi badan (WMD 1,37 cm; 95% CI: 0,50–2,25) dan HAZ (WMD 0,12; 95% CI: 0,05–0,19) secara bermakna. (3) Efek ini lebih menonjol dibandingkan pemberian suplementasi pada kelompok usia di bawah dua tahun, yang kemungkinan berkaitan dengan cadangan zinc tubuh yang lebih baik pada masa awal kehidupan serta ketika anak masih diberikan ASI eksklusif.


Pemberian dosis zinc sebesar 10–20 mg per hari telah terbukti aman dan memiliki efektivitas yang menjanjikan. (3) Dosis ini cukup untuk memberikan efek biologis yang menguntungkan tanpa meningkatkan risiko toksisitas atau mengganggu keseimbangan mikronutrien lain, seperti misalkan tembaga. Walaupun suplementasi zinc memberikan manfaat signifikan, intervensi ini tetap perlu disertai edukasi gizi, optimalisasi pemberian makanan pendamping ASI, dan pencegahan infeksi untuk mendukung keberhasilan program perbaikan pertumbuhan jangka panjang.


Penelitian lebih lanjut di Indonesia sangat diperlukan untuk menentukan durasi optimal pemberian zinc serta mengidentifikasi kelompok anak yang paling diuntungkan dari intervensi ini. Namun demikian, berdasarkan bukti yang ada saat ini, suplementasi zinc dapat dianggap sebagai salah satu strategi efektif dan berbiaya rendah untuk memperbaiki gangguan pertumbuhan anak di Indonesia.


Daftar Pustaka

  1. Nurhidayah, Maddeppungeng M, Ganda IJ. Efek Pemberian Zink Terhadap Pertumbuhan Anak Umur 24–60 Bulan dengan Gangguan Pertumbuhan. Sari Pediatri. 2025;26(5):263–71.
  2. Liu E, Pimpin L, Shulkin M, Kranz S, Duggan CP, Mozaffarian D, et al. Effect of Zinc Supplementation on Growth Outcomes in Children under 5 Years of Age: A Systematic Review and Meta-Analysis. Nutrients. 2018;10(3):377.
  3. Ahmad GF, Ahmed HS, Abbas ES. Systematic Review and Meta-analysis of Zinc Supplementation and Stunting in Children under 5 years of age. Bulletin of the National Nutrition Institute of the Arab Republic of Egypt. 2022;59(1):55–83.