
Webinar PrimaPro Soroti Tantangan Diagnosis dan Penatalaksanaan Asma pada Anak
Author: Tim Editorial PrimaPro
20 Jun 2025
Topik: PrimaPro, Webinar
Sabtu, 14 Juni 2025 – PrimaPro kembali menggelar webinar ilmiah bertajuk “Penanganan Asma pada Anak Berdasarkan Praktik Berbasis Bukti” yang diselenggarakan pukul 13.30–15.40 WIB. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber ahli, yakni dr. Madeleine Jasin, Sp.A(K) dan dr. Citra Cesilia, Sp.A, Subsp. Resp(K), serta dimoderatori oleh dr. Afiffa Mardhotillah, Sp.A. Webinar ini diikuti ratusan peserta dari berbagai latar belakang profesi kesehatan dan berlangsung aktif dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan sepanjang diskusi.
Webinar ini diselenggarakan sebagai respons terhadap tingginya prevalensi asma pada anak dan perlunya pendekatan diagnosis serta manajemen yang berbasis bukti ilmiah. Asma yang tidak terdiagnosis dengan baik dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup anak, termasuk aspek akademik, sosial, hingga emosional.
Materi pertama dibawakan oleh dr. Madeleine Jasin, Sp.A(K), dengan subtopik “Tantangan Klinis dalam Diagnosis Asma pada Anak.” Dalam paparannya, dr. Madeleine menekankan pentingnya diagnosis dini asma karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan anak. Beliau menjelaskan bahwa prestasi anak asma di sekolah cenderung lebih rendah, jumlah absensinya lebih tinggi, aktivitas fisik mereka terbatas, dan kesehatan emosionalnya pun cenderung lebih rendah. Semua ini mempengaruhi quality of life anak secara menyeluruh, yang salah satunya tercermin dari skor PedsQL anak usia 8–12 tahun yang lebih rendah.
Ia juga menjelaskan mengapa asma bisa terjadi, dengan mengacu pada proses patofisiologi yang kompleks. Asma dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti asap rokok, debu, polusi, dan alergen indoor seperti jamur. Pada anak yang memiliki kerentanan genetik, paparan ini akan mengaktifkan respons imun seperti Th2 dan IgE, yang berujung pada inflamasi kronik, obstruksi saluran napas, bronkospasme, dan gejala klasik asma seperti batuk, mengi, dan sesak.
Ketika beliau menjelaskan mengenai bagaimana menegakkan asma secara klinis, beliau menghimbau peserta untuk mengingat gejala-gejala klasik asma sebagai akronim “EVTAR atau ENTAR”, yang mencakup gejala-gejala berikut:
- Episodik,
- Variabel (terutama gejala malam hari),
- Trigger + (positif terhadap pencetus tertentu),
- Alergi (riwayat atopi),
- Reversibel (gejala membaik dengan bronkodilator).
Beliau menekankan kalau anamnesis yang tepat sangat penting untuk membedakan asma dari kondisi lain yang mirip, seperti infeksi saluran napas berulang. Selain itu, beliau juga menjelaskan penggunaan Asthma Predictive Index (API) disarankan untuk membantu memprediksi kemungkinan asma persisten pada anak usia prasekolah.
Materi kedua dibawakan oleh dr. Citra Cesilia, Sp.A, Subsp. Resp(K), yang memaparkan topik “Strategi Efektif Mengelola Asma pada Anak.” Ia menekankan pentingnya pengelolaan asma secara individual, yang mencakup baik terapi medikamentosa maupun non-medikamentosa. dr. Citra juga menyoroti berbagai pitfalls atau kesalahan umum dalam terapi inhalasi, yang masih sering dijumpai di praktik klinis. Beberapa di antaranya adalah:
- Pemakaian interface (masker/mouthpiece) yang tidak sesuai usia anak,
- Menggunakan inhaled corticosteroid (ICS) dosis rendah sebagai obat pereda,
- Nebulisasi dalam posisi tidur telentang yang menurunkan efektivitas pengiriman obat,
- Tidak memenuhi volume minimum dalam nebulizer,
- Tidak menggunakan jet nebulizer khusus untuk ICS,
- Memberikan racikan campuran (cocktail) yang tidak sesuai indikasi untuk inhalasi,
- Tidak memberikan edukasi yang detail dan berulang kepada pasien dan keluarga,
- Pemberian bronkodilator yang terlalu lama hingga benar-benar habis tanpa indikasi.
Melalui penjelasannya, dr. Citra. Oleh mendorong partisipan senantiasa memperhatikan teknik, alat, dan edukasi secara menyeluruh setiap kali meresepkan atau memberikan terapi inhalasi.
Sesi ini juga memicu diskusi yang hidup. Salah satu peserta bertanya mengenai cara mengatasi pasien yang selalu kembali dengan keluhan yang tidak membaik. dr. Citra dan dr. menegaskan pentingnya edukasi berulang pada orang tua pasien untuk selalu menghindari pencetus walaupun sudah terkontrol dengan obat. Beliau-beliau juga mengajak peserta untuk meluangkan sedikit waktu konsultasi untuk memperagakan pemakaian inhaler pada orang tua dan pasien. Hal ini karena masih banyak pasien yang kesulitan memakainya sehingga terapi tidak maksimal.
Penutup
Webinar ini memberikan pembaruan mengenai penanganan asma pada anak serta menyoroti pentingnya kerjasama antara dokter spesialis dan tenaga kesehatan primer dalam mendeteksi dan menangani asma dengan efektif. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan penanganan asma pada anak di Indonesia.
Terima kasih kepada semua yang telah hadir. Supaya tidak ketinggalan info mengenai webinar ber-SKP KEMENKES berikutnya, jangan lupa untuk ikuti terus informasi terbaru di Instagram kami @official.primaku, notifikasi di aplikasi PrimaPro, serta pengumuman di group WhatsApp announcement webinar-webinar PrimaPro sebelumnya.
Jika Dokter ada saran mengenai topik webinar selanjutnya, silakan tulis di kolom komentar.
Kami menantikan kedatangan Anda di webinar selanjutnya!