Anak Pendek, Apakah Sudah Tentu Stunting?
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A
Topik: 3-5 Tahun, Stunting, Article
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), angka stunting di Indonesia tahun 2021 mencapai 24,4% dan masih tergolong tinggi karena prevalensi angka stunting seharusnya kurang dari 20% mengacu pada data World Health Organization (WHO). Gejala stunting kerap dikaitkan dengan tinggi badan anak yang kurang optimal atau pendek. Namun, apakah anak pendek sudah pasti stunting?
Pendek tidak selalu stunting
Perawakan pendek dapat disebabkan oleh variasi normal atau kondisi patologis, seperti stunting, atau kelainan endokrin. Stunting sendiri menjadi merupakan masalah kesehatan yang masih menjadi beban di negara kita. Stunting adalah perawakan pendek yang disebabkan oleh malnutrisi dan atau penyakit kronik. Perlu diingat, stunting merupakan salah satu penyebab perawakan pendek, tetapi tidak semua perawakan pendek adalah stunting.
Perawakan pendek bisa dikatakan normal, terutama bila orang tua juga memiliki postur tubuh yang tidak terlalu tinggi. Bagaimana pun, anak akan mewarisi genetik kedua orang tuanya secara alami. Hal ini disebut familial short stature.
Mengukur tinggi badan anak
Untuk menentukan apakah perawakan pendek anak dianggap familial short stature atau tidak, bisa kita ukur dengan Tinggi Potensi Genetik (TPG). TPG adalah perkiraan tinggi akhir (tinggi dewasa) anak yang dihitung berdasarkan tinggi badan orang tua. MomDad bisa melakukan pengukuran dengan melihat rumus di bawah ini:
- TPG anak laki-laki = ((TB ibu (cm) + 12 cm) + TB ayah (cm))/2 ± 8,5 cm
- TPG anak perempuan = ((TB ayah (cm) - 12 cm) + TB ibu (cm))/2 ± 8,5 cm
Angka 12 cm adalah rata-rata selisih tinggi badan laki-laki dan perempuan dewasa di suatu populasi. Angkanya dapat berbeda di berbagai negara. Di Indonesia, selisihnya 12 cm. Angka 8,5 cm adalah rentang ketidakpastian estimasi TPG ke atas dan ke bawah.
Setelah mendapatkan nilainya, skor-z tinggi badan anak dibandingkan dengan skor-z dari rentang estimasi TPG. Bila nilai skor-z tinggi badan anak berada di dalam rentang skor-z TPG, maka tinggi anak masih dapat disebut sebagai variasi normal untuk potensi genetiknya.
Hal lain yang sangat penting diperhatikan dalam menilai tinggi badan anak adalah laju pertumbuhannya. Anak harus diukur pertumbuhannya secara berkala, sehingga setiap masalah yang mungkin terjadi dapat dideteksi lebih dini.
Jadi, sebelum menentukan apakah anak berperawakan pendek mengalami stunting atau faktor lainnya, MomDad perlu melakukan pengukuran lebih dulu, ya! Jangan ragu untuk menemui dokter jika masih ada yang perlu ditanyakan.
Sumber foto: iStock
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.