Apa saja gangguan menstruasi yang bisa terjadi pada remaja ?
Author: Dr. Dini Mirasanti, Sp.A, Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D (editor)
Topik: Remaja, Perempuan, 12-18 Tahun, 7-12 Tahun
Menstruasi adalah salah satu tahapan dalam perkembangan remaja putri. Menstruasi merupakan bagian dari sekuens perkembangan pubertas yang diawali dengan tumbuhnya payudara. Saat ini, usia termuda anak perempuan dapat mulai mengalami perkembangan pubertas yang ditandai dengan pertumbuhan payudara adalah 8 tahun, namun rentang rata-rata usia menarche atau menstruasi pertama tetap berkisar antara usia 11-12 tahun.
Masalah menstruasi, seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, nyeri berlebihan saat mens, atau tidak mengalami menstruasi dalam satu periode waktu tertentu merupakan masalah yang umum ditemukan. Kita perlu tahu, apakah masalah tersebut masih dapat dianggap normal ataukan sudah memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah terdapat suatu gangguan yang perlu tindak lanjut.
Masalah pertama yang dapat timbul terkait menstruasi remaja adalah belum dialaminya menstruasi sama sekali, suatu masalah yang disebut sebagai amenore primer. Amenore primer adalah belum munculnya menstruasi pertama hingga remaja putri berusia 16 tahun, atau belum munculnya menstruasi 5 tahun setelah tumbuhnya payudara. Pada anak perempuan yang sebelumnya sudah pernah menstruasi, ia disebut mengalami amenore sekunder bila tidak menstruasi selama 3 bulan atau 3 siklus berturut-turut.
Bila anak belum mengalami menstruasi pada usia yang kebanyakan temannya telah mengalami menstruasi, anak perlu dibawa untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak. Beberapa kemungkinan penyebab keterlambatan mulainya menstruasi adalah adanya masalah endokrin atau hormonal, sumbatan pada jalan keluar darah mens seperti hymen imperforata, penyakit kronis, berat badan yang terlalu kurus atau terlalu gemuk, aktivitas fisik yang terlalu berat, dan riwayat keluarga terlambat menstruasi. Riwayat menstruasi ibu biasanya mempengaruhi riwayat menstruasi putrinya.
Masalah menstruasi lain yang kerap dikeluhkan remaja adalah lama perdarahan yang terlalu lama atau terlalu singkat, ataupun jarak antar menstruasi yang terlalu pendek atau terlalu panjang. Durasi menstruasi yang normal adalah sekitar 3-7 hari, sedangkan jarak antar siklus menstruasi yang normal adalah sekitar 21-35 hari. Masalah yang paling sering dihadapi adalah lama menstruasi yang memanjang, menstruasi dengan volume darah yang sangat banyak, lebih daripada biasanya, atau jarak antar menstruasi yang tidak teratur.
Siklus menstruasi yang normal adalah siklus yang teratur (jarak per siklus kurang lebih sama) disertai dengan gejala-gejala premenstruasi dan nyeri haid ringan. Pada 2-3 tahun pertama menstruasi, jarak antar siklus yang berubah-ubah sering masih dapat diterima. Hal itu terjadi karena belum matangnya aksis yang mengatur pola menstruasi. Kadang-kadang, lamanya menstruasi juga memanjang. Kita perlu kuatir bila anak mengalami menstruasi dengan volume darah yang banyak atau sangat banyak, karena hal ini berisiko mengakibatkan anemia dan bahkan syok. Segera konsultasikan ke dokter.
Nyeri perut yang dialami saat menstruasi dikenal sebagai dismenore. Dismenore terjadi setelah anak mengalami menstruasi 2-3 tahun, atau saat siklus menstruasi sudah lebih teratur. Dismenore dapat disertai dengan sakit kepala, mual, atau diare. Dismenore yang tidak disertai dengan nyeri hebat, keluar cairan dari kemaluan, atau keluar darah tidak pada siklusnya dapat dianggap sebagai nyeri alamiah akibat kontraksi rahim saat menstruasi. Bila terdapat tanda-tanda “bahaya” seperti di atas, segera konsultasikan pada dokter untuk menilai adanya penyakit penyerta, seperti infeksi dan juga endometriosis atau adanya bagian dari jaringan rahim di tempat lain, seperti pada indung telur.
Bahan bacaan:
- Gray SH. Menstrual disorders. Didapatkan dari https://pedsinreview.aappublications.org/content/pedsinreview/34/1/6.full.pdf