Apa sih Bedanya Vaksin MMR dan MR?
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Vaksin MR, Pekan Vaksin, Vaksin MMR, Vaksinasi
Untuk meningkatkan imun, anak diwajibkan untuk vaksinasi. Pemberian vaksinasi pun berbeda di setiap usia. Memasuki usia 9 bulan ke atas, anak perlu vaksinasi MMR dan MR. Nah, karena namanya ini mirip, mungkin sebagian dari MomDad mengira bahwa MMR dan MR adalah jenis vaksin yang sama. Padahal, kedua vaksin ini memiliki manfaat dan ditujukan untuk usia yang berbeda, lho. Lantas, apa sih bedanya vaksin MMR dan MR?
Vaksin MMR
Vaksin MMR atau measles mumps rubella adalah vaksin yang memicu tubuh menghasilkan kekebalan terhadap mumps (gondongan), measles (campak), dan rubella.
Infeksi virus campak bersifat sangat menular dan dapat menimbulkan komplikasi pneumonia, diare dan radang otak. Rubella atau yang sering disebut sebagai campak Jerman adalah infeksi virus yang menimbulkan ruam dan demam ringan pada bayi, namun jika menginfeksi ibu hamil dapat menimbulkan kecacatan pada bayi yang dikandungnya. Imunisasi ini terutama penting untuk anak perempuan.
Mumps atau parotitis atau gondongan adalah penyakit peradangan atau pembengkakan kelenjar parotis (salah satu kelenjar liur yang terletak di belakang telinga). Infeksi mumps biasanya bersifat ringan, tetapi bila menjangkit remaja lelaki pasca pubertas, bisa menimbulkan komplikasi radang testis yang bisa berakibat kemandulan (infertilitas). Imunisasi ini penting, terutama untuk anak laki-laki.
Vaksin MMR diberikan pada anak di atas usia 1 tahun, dan pada jadwal rekomendasi imunisasi IDAI 2020 MMR dapat diberikan sebagai pengganti MR pada imunisasi booster usia 18 bulan atau jika anak > 1 tahun, belum pernah mendapat imunisasi MR sebelumnya maka MMR dapat diberikan pada usia ini. MMR juga dapat diberikan sebagai pengganti MR untuk imunisasi ulangan pada program BIAS di usia 5-7 tahun.
Efek samping yang mungkin timbul di antaranya malaise, demam, atau gatal dapat timbul 1 minggu setelah imunisasi dan berlangsung hingga 2 - 3 hari. Umumnya, pembengkakan parotis terjadi dalam minggu ketiga. Efek samping biasanya lebih jarang timbul pada dosis kedua MMR dibandingkan pada dosis pertama.
Efek samping lain yang jarang terjadi adalah idiopathic thrombocytopenic purpura, yang muncul pada 6 minggu setelah dosis pertama. Anak yang mengalami efek samping ini harus menjalani uji serologi sebelum jadwal dosis kedua, sehingga jika hasil vaksin dosis pertama menunjukkan kekebalan terhadap campak, mumps, dan rubella yang tidak sempurna, maka direkomendasikan pemberian dosis kedua.
Vaksin MR
MR adalah vaksin yang memicu tubuh menghasilkan kekebalan terhadap measles (campak) dan rubella yang diberikan pada anak usia 9 bulan ke atas. Vaksin ini perlu diberikan 2 kali sebelum usia 5 tahun, yakni pada usia 9 bulan dan 18 bulan. Kemudian, diberikan kembali pada usia 5-7 tahun sebagai program BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) di kelas 1 SD.
Vaksin MR umumnya aman, karena efek samping yang mungkin dijumpai hampir sama dengan vaksinasi lainnya, seperti nyeri ringan di area injeksi sekitar 24 jam setelah vaksinasi. Demam ringan dapat timbul pada 5-15% kasus yang timbul pada hari ketujuh sampai dua belas pasca vaksinasi. Demam ini dapat berlangsung 1 - 2 hari. Sementara, ruam kulit dapat timbul pada 2% kasus pada hari ketujuh sampai kesepuluh setelah vaksinasi dan berlangsung selama 2 hari. Sebagian kecil kasus 0-3% dapat merasakan pegal/nyeri sendi.
Yuk, berikan si Kecil vaksinasi dengan Booking Vaksin di PrimaKu untuk nikmati diskonnya! Vaksinasi jadi lebih hemat & praktis bareng PrimaKu.
Referensi:
- https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-14-produk-imunologis-dan-vaksin/144-vaksin-dan-antisera/vaksin-mmr-measles-mumps-rubela
- Soedjatmiko Soedjatmiko, Mei Neni Sitaresmi, Sri Rezeki S. Hadinegoro, Cissy B. Kartasasmita, Ismoedijanto Moedjito, Kusnandi Rusmil, Syawitri P. Siregar, Zakiuddin Munasir, Dwi Prasetyo, Gatot Irawan Sarosa
- Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jadwal Imunisasi 2020