Tersedak adalah kondisi di mana terjadi obstruksi jalan napas utuh atau sebagian akibat benda asing. Kejadian ini bisa terjadi pada siapa saja pada umur berapapun, namun kebanyakan kasus terjadi pada individu dengan umur ekstrem, seperti anak yang sangat kecil dan individu lanjut usia. Tersedak bisa berakibat fatal dan bahkan merupakan etiologi kematian keempat paling sering pada usia anak pra-sekolah. Maka dari itu, sama sekali tidak boleh disepelekan. Artikel ini akan membahas mengenai tersedak pada anak, khususnya cara menanganinya. 

Anak seringkali meletakkan barang ke mulut mereka. Karena hal tersebut, barang yang bisa menyebabkan tersedak pada anak pun ikut beragam. Tak hanya makan seperti permen, barang lain seperti koin, kelereng, dan balon  juga sering dilaporkan menyebabkan kasus tersedak. Tersedak bisa terjadi dengan saksi mata maupun tanpa saksi mata. Jika pasien mengeluarkan air liur dan stridor, dan tidak ada yang tahu kalau anak tersedak suatu benda tertentu atau tidak, maka dokter perlu mencurigai adanya benda asing di saluran pernapasan pasien. 

Tatalaksana tersedak berbeda antara anak yang masih sadar dan anak yang tidak. Pada anak yang berumur di bawah satu tahun, anak dengan aspirasi benda asing perlu diberikan lima back blows diikuti dengan lima kompresi dada secara bergantian hingga benda keluar. Back blows dilakukan dengan meletakkan batang badan pasien pada lengan non-dominan pemberi bantuan. Jika anaknya lebih besar, bisa diletakkan di atas lutut pemberi bantuan. Penggunaan blind finger sweep masih disarankan untuk dilakukan pada orang dewasa untuk mengeluarkan benda penyebab tersedak, namun tidak direkomendasikan untuk dilakukan pada anak, khususnya pada bayi. Maneuver Heimlich sangat tidak disarankan untuk diberikan pada anak yang berumur di bawah satu tahun. Jika Anak sudah di atas satu tahun, lakukan Maneuver Heimlich dalam posisi berlutut dari belakang pasien. Untuk melakukan maneuver tersebut, kepalkan tangan dan letakkan tangan yang dikepal tersebut di atas umbilikus pasien. Kemudian, dorong umbilikus ke arah posterior dan superior. Prosedur dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Gambar 1. Heimlich Maneuver pada anak umur lebih dari satu tahun

Gambar 2. Heimlich Maneuver pada anak umur di bawah satu tahun

Pada anak yang tidak sadarkan diri, periksa nadi dan langsung lanjutkan ke teknik advanced airway. Pada situasi ini, lakukan laringoskopi direk dan pengambilan benda asing dengan forsep McGill atau forcep ringed. JIka benda terlihat namun tidak bisa diambil, teknik ventilasi translaryngeal perkutan seperti trakeostomi diindikasikan. Ada kondisi tertentu di mana benda tetap tidak terlihat. Pada kasus seperti itu, bronkoskopi kemungkinan diindikasikan karena jika tidak terlihat ada kemungkinan bahwa benda asing sudah turun ke bagian saluran bawah yang lebih inferior. 

Jika pasien sudah tertangani, beri edukasi ke orang tua pasien dan pengasuh utama untuk mencegah terjadinya tersedak di kemudian hari. Edukasi yang diberikan harus meliputi informasi seputar bahaya benda-benda kecil seperti mainan dengan bagian-bagian yang bisa digerakkan atau dilepas, koin, dan balon, serta benda berbentuk silinder karena rawan menutup jalan napas. Makanan juga perlu dipotong sedemikian rupa supaya menurunkan risiko tersedak, misalkan memotong makanan-makanan berbentuk bola dan tekstur kenyal menjadi dua atau lebih potong, minimal hingga gigi molar anak tumbuh; gigi molar berperan penting dalam proses pengunyahan. 

Tersedak sering terjadi dan memiliki konsekuensi yang fatal jika tidak ditangani dengan baik. Penanganannya perlu kerja sama yang baik antara dokter dan orang tua supaya luaran yang dihasilkan optimal. Dokter harus bisa menyediakan tatalaksana gawat darurat dan memberi edukasi yang adekuat pada orang tua. Edukasi yang diberikan pada orang tua  diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan potensi benda-benda tertentu dalam menyebabkan anak untuk tersedak dan membantu orang tua dalam mengidentifikasi kasus tersedak. JIka orang tua dapat dengan cepat mengetahui jika anaknya tersedak, anak akan berpotensi untuk mendapatkan penanganan sedini mungkin, meningkatkan prognosis dan menurunkan risiko mortalitas. 

Referensi: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499941/