Bagaimana sih infeksi saluran kemih pada anak?
Author: Dr. Dini Mirasanti, Sp.A, Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D (editor)
Topik: 1-3 Tahun, 4-7 Tahun, 6-12 Bulan, 12-18 Tahun, Penyakit
Infeksi saluran kemih atau yang dikenal dengan singkatan ISK merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi pada anak. Penyakit infeksi ini merupakan salah satu penyebab gagal ginjal pada anak, terutama bila tidak atau terlambat terdiagnosis. ISK disebabkan oleh tumbuh dan berkembang biaknya kuman dalam saluran kemih dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan radang. Tumbuhnya kuman ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan biakan urin yang merupakan baku emas dalam penegakkan diagnosis ISK.
Gejala yang ditimbulkan oleh ISK sangat bervariasi. Pada bayi, ISK dapat hanya memberikan gejala demam tanpa gejala lainnya. Gejala lain yang dapat ditunjukan adalah penurunan berat badan, gagal tumbuh, dan diare. Pada anak yang lebih besar, mulai tampak gejala khas dari saluran kemih seperti nyeri saat berkemih, mengompol, rasa anyang-anyangan, dan peningkatan frekuensi berkemih. Gejala yang tidak jelas tersebut, terutama pada bayi dan anak yang lebih kecil, membuat penegakkan diagnosis ISK ini terkadang sulit sehingga beberapa sumber menyarankan untuk selalu memeriksakan urin pada anak dengan gejala demam maupun gagal tumbuh.
Untuk membantu menegakkan diagnosis ISK, diperlukan pemeriksaan biakan urin, yaitu pengumpulan contoh urin untuk ditanam pada suatu media. Urin seharusnya steril, tidak mengandung bakteri apapun, sehingga adanya pertumbuhan bakteri dalam jumlah yang bermakna membuktikan adanya ISK. Pemeriksaan lainnya seperti urin rutin dan darah tidak selalu membantu karena dapat memberikan hasil yang bervariasi.
Selain pemeriksaan biakan, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari faktor risiko terjadinya ISK pada seorang anak, seperti adanya fimosis (kulup atau kulit kepala penis melekat erat pada kepala penis), kelainan letak lubang saluran kemih (uretra), hingga masalah kelainan saraf pada kandung kemih. Anak berusia di bawah 2 tahun mungkin memerlukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mencari faktor risiko terjadinya ISK. Hal ini terutama penting apabila ISK terjadi berulang kali.
Untuk membantu pencegahan ISK, orangtua dapat melakukan hal-hal berikut:
- Ajari anak untuk tidak menahan BAK.
- Pastikan higiene area kelamin terjaga dengan baik. Anak perempuan harus diajari untuk membasuh kelamin dari arah depan ke belakang dan tidak sebaliknya. Bila anak belum dapat membasuh alat kelaminnya sendiri, orang tua atau pengasuh anak harus melakukannya dengan cara yang benar.
- Hindari konstipasi pada anak dengan mengonsumsi cukup makanan yang mengandung serat, seperti buah-buahan dan sayuran serta cukup minum.
- Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan hindari penggunaan celana yang ketat. Bayi yang menggunakan popok sekali pakai harus diganti popoknya maksimal setiap 4 jam.
- Hindari sabun berpewangi dan zat-zat kimia yang dapat mengiritasi area kelamin
- Hindari makanan dan minuman yang dapat menyebabkan iritasi kandung kemih, seperti soda dan minuman berkafein (pada anak yang lebih besar).
Daftar bacaan:
- UKK Nefrologi IDAI. Konsensus infeksi saluran kemih pada anak. Badan Penerbit IDAI. 2011.
- Leung AKC, Wong AHC, Leung AAM, Hon KL. Urinary tract infection in children. Recent Pat Inflamm Allergy Drug Discov. 2019;13:2-18.
- Johns Hopkins Medicine. Urinary tract infections (UTI) in children. Tersedia di: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/urinary-tract-infections/urinary-tract-infections-uti-in-children