Bahaya Maraknya Vaping di Kalangan Remaja
Oleh: Editorial Primaku
Topik: Vape, Rokok Elektrik
Rokok elektrik, atau vape, adalah alat yang dapat menghasilkan aerosol dari cairan yang biasanya mengandung nikotin, zat perasa, dan adiktif lainnya yang digunakan dengan dihisap layaknya rokok konvensional. Penggunaannya semakin meningkat di masyarakat. Kemasan dan bentuknya yang menarik, ditambah dengan rasa-rasa yang unik seperti buah, permen, dan rempah-rempah, membuatnya atraktif di kalangan anak muda, khususnya remaja. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena studi-studi sudah jelas membuktikan bahwa vaping atau penggunaan rokok elektrik memiliki dampak-dampak negatif yang sama, bahkan lebih dari rokok konvensional.
Pada sebuah studi, sebuah merk rokok elektrik ditemukan memiliki kadar nikotin sebanyak 59 mg/ml, yaitu 20 kali lebih banyak dari rokok biasa. Hal ini mengkhawatirkan karena nikotin dapat mengganggu perkembangan kognitif, serta menurunkan fungsi ingatan dan fungsi eksekutif. Sebuah studi juga menemukan bahwa anak yang merokok, termasuk dengan vape, lebih berisiko untuk berkelahi secara fisik, melakukan usaha bunuh diri, serta memakai alkohol dan marijuana dibandingkan dengan yang tidak merokok.
Penggunaan rokok elektrik yang semakin meluas juga terlihat dapat mempromosikan penggunaan rokok konvensional. Remaja yang melakukan vaping memiliki kecenderungan sebanyak 3.6 kali lebih tinggi untuk memakai rokok konvensional nantinya ketika dewasa.
Alat untuk vaping juga bisa memiliki kemampuan untuk dipakai menghisap marijuana. Satu penelitian menunjukkan bahwa remaja yang memakai rokok elektrik 3,6-4 kali lebih cenderung untuk memakai kanabis. Konsumsi marijuana berbahaya untuk perkembangan otak remaja. Konsumsi marijuana dapat menurunkan konsentrasi dan atensi, gangguan belajar, dan gangguan memori. Gejala-gejala lain yang dilaporkan oleh remaja yang mengonsumsi marijuana adalah paranoia, ansietas, dan halusinasi.
Selain nikotin, vape juga mengandung zat-zat aditif yang juga memiliki efek bahaya bagi tubuh seorang remaja. Banyak dari zat-zat berbahaya ini bersifat karsinogenik seperti aldehida, metal, dan hidrokarbon aromatik polisiklik. Vape yang mengandung cinnamaldehyde, yaitu perasa kayu manis, ditunjukkan dapat mengganggu fungsi mukosiliar pada sel epitel bronkial.
Salah satu kesalahpahaman yang perlu dihapuskan dalam masyarakat adalah pengertian bahwa vaping lebih aman dari rokok biasa. Realitanya, vaping sama-sama berbahaya dan bahkan memiliki komponen-komponen tertentu yang membuatnya lebih merugikan di aspek lainnya. Beberapa orangtua juga tidak tahu bahwa vape mengandung nikotin. Karena hal itu, edukasi mengenai vaping dan bahayanya perlu diberikan pada anak, orang tua, dan masyarakat secara luas. Praktisi kesehatan juga perlu mendukung kebijakan-kebijakan mengenai regulasi pembatasan penggunaan merokok dan vaping. Selain edukasi, diperlukan kerjasama antara orang tua, praktisi kesehatan, dan edukator untuk meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap epidemi penggunaan vape di kalangan anak dan remaja.
Referensi
1. Jones K, Salzman GA. The Vaping Epidemic in Adolescents. Mo Med. 2020 Jan-Feb;117(1):56-58. PMID: 32158051; PMCID: PMC7023954.
2. Brian P. Jenssen, Susan C. Walley, SECTION ON TOBACCO CONTROL, Judith A. Groner, Maria Rahmandar, Rachel Boykan, Bryan Mih, Jyothi N. Marbin, Alice Little Caldwell; E-Cigarettes and Similar Devices. Pediatrics February 2019; 143 (2): e20183652. 10.1542/peds.2018-3652