Batuk, lawan atau kawan?
Author:
Topik: bayi, Pra-sekolah, Sekolah
Batuk, lawan atau kawan?
Apa itu batuk?
Batuk, siapa yang tidak mengenal atau tidak pernah mengalaminya? Banyak orang yang merasa dan mengira batuk adalah hal yang sepenuhnya negatif. Batuk itu mengganggu, meresahkan, membuat khawatir, bahkan batuk dianggap sebagai penyakit. Benarkah itu? Banyak iklan obat batuk bebas yang mengesankan bahwa batuk itu sepenuhnya masalah, batuk itu musuh yang harus dilawan habis-habisan dengan segala daya dan upaya. Apa iya? Batuk itu lawan, atau kawan?
Batuk adalah ledakan udara keluar dari dalam saluran napas yang berada di rongga dada yang menimbulkan bunyi yang khas. Ledakan udara ini menimbulkan efek mendorong keluar semua benda yang ada di sepanjang saluran napas. Proses pendorongan inilah merupakan fungsi utama batuk yaitu mendorong keluar lendir yang berlebihan di produksi pada saat saluran napas kita sedang mengalami radang akibat berbagai hal.
Bagaimana batuk timbul?
Lampu di rumah kita akan menyala jika saklarnya ditekan. Mirip dengan itu, batuk juga akan ‘menyala’ bila ‘saklar’ batuk terangsang. Saklar batuk ini disebut sebagai reseptor batuk. Bila reseptor ini terangsang maka akan dikirim isyarat melalui saraf ke pusat pengatur batuk di otak. Selanjutnya pusat batuk akan mengirim perintah melalui saraf juga ke otot dinding dada untuk berkontraksi (mengerut). Akibat kontraksi otot dinding dada, tekanan dalam rongga dada akan meningkat, yang pada satu titik tertentu akan dilepaskan dengan mendadak, dan terjadilah batuk.
Apakah batuk ada gunanya?
Saluran napas merupakan satu dari tiga sistem organ manusia yang paling banyak terpajan dengan lingkungan yang dapat merupakan ancaman bagi kesehatan kita. Dua yang lain adalah kulit dan saluran cerna. Jika dibandingkan, dari segi luasnya area pajanan maka yang paling luas adalah saluran cerna. Pada orang dewasa, jika permukaan dinding mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar hingga dubur direntangkan maka luasnya sekitar 400m2. Luas permukaan saluran napas hingga kantong napas (alveoli) direntangkan maka luasnya sekitar 40m2. Sedangkan luas permukaan kulit manusia dewasa sekitar 4m. Jika dibandingkan kekerapan pajanan dengan dunia luar, maka yang paling kerap adalah kulit tentunya, kedua saluran napas, dan yang ketiga adalah saluran cerna. Jadi dari segi kekerapan dan luasnya pajanan, saluran napas berada di antara kulit dan saluran cerna.
Dalam usaha melindungi dari berbagai pajanan luar yang dapat mengancam, kita bisa mengusahakan perlindungan kulit dengan berbagai cara. Berteduh jika terkena hujan atau panas, memakai payung, memakai topi, memakai syal, memakai baju, jaket, selimut dan pelindung lain. Kita juga dapat melindungi kulit kita dengan minyak pelembab, sunblock, atau olesan obat antinyamuk.
Untuk saluran cerna juga dapat kita lindungi dengan memilih dan memilah apa saja yang akan kita masukkan ke dalamnya. Lalu bagaimana dengan saluran napas? Kita bisa mengenakan masker, namun tidak sepenuhnya dapat melindungi. Ketika kita melihat dan mencermati udara di tempat kita sedang berada tidak sehat dan membahayakan, dapatkah kita memilah dan memilih untuk tidak memasukkan ke dalam saluran napas? Tentu tidak. Bagaimanapun jeleknya keadaan udara, mau tidak mau kita harus menghirupnya, karena kita tidak dapat berlama-lama menunda napas kita. Dalam keadaan demikian, sistem saluran napas kita perlu pelindung yang handal, dan di situlah batuk berperan. Batuk salah satu pelindung handal saluran napas kita.
Peran batuk sehari-hari
Normalnya saluran napas kita memproduksi lendir dalam jumlah secukupnya. Lendir ini berperan untuk memerangkap berbagai benda asing renik yang melayang masuk hingga ke saluran napas ujung. Benda asing renik ini kemudian akan di dorong ke arah pangkal saluran napas oleh mekanisme mirip ban berjalan yang disebut bersihan mukosilier. Bila volumenye sudah cukup besar, kombinasi benda asing renik dan lendir yang memerangkapnya akan merangsang reseptor yang kemudian membangkitkan mekanisme batuk, dan mendorongnya keluar. Benda asing padat cukup besar atau cairan minuman atau makanan yang seharusnya masuk ke saluran makanan namun keliru masuk ke saluran napas juga akan membangkitkan mekanisme batuk. Batuk berperan sebagai pelindung dan penjaga saluran napas kita.
Begitulah peranan batuk sebagai bagian dari mekanisme pertahanan saluran napas untuk menjaganya dari berbagai benda asing. Dapat kita lihat bahwa batuk merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kita. Jika kita tidak mempunyai mekanisme batuk maka kita akan ‘tenggelam’ oleh lendir saluran napas kita. Benda asing dari luar dan kuman akan leluasa masuk dan menyebabkan kerusakan dan penyakit di saluran napas kita. Mencermati peran batuk tersebut, batuk ternyata sangat bermanfaat. Batuk adalah kawan.
Apakah ada manfaat lain batuk?
Selain sebagai pelindung, batuk mempunyai manfaat lain, yaitu sebagai alarm. Dalam keadaan normal, sehari-hari kita juga mengalami batuk sesekali yang umumnya tidak kita sadari. Jika batuk timbul kerap, baru kita menyadari kehadirannya. Batuk yang timbul kerap atau intensitasnya hebat merupakan tanda, ada sesuatu yang bermasalah di saluran napas kita. Dengan demikian batuk memberi kita peringatan, berfungsi sebagai alarm. Kita berusaha mencari tahu mengapa alarm batuk menyala. Bila kita tidak dapat mengidentifikasi penyebabnya, perlu konsultasi ke dokter, yang akan berusaha menentukan apa masalah yang mendasari. Jika sudah ditemukan, masalah dasar itu sendiri yang perlu ditatalaksana.
Apakah batuk merupakan penyakit?
Penyakit adalah keadaan terganggunya fungsi satu atau lebih organ tubuh kita. Penyebab gangguan ini bermacam-macam. Akibat gangguan fungsi tersebut, akan muncul gejala sesuai dengan organ tubuh yang mengalami gangguan. Seperti diuraikan di depan, saluran napas dapat terpajan dengan berbagai hal dari luar yang dapat mengganggunya. Kuman dapat menyebabkan penyakit infeksi di saluran napas. Alergen dapat mencetuskan penyakit alergi di saluran napas. Bahkan asap rokok saja dapat mengganggu fungsi saluran napas. Gangguan ini akan merangsang reseptor batuk. Jadi batuk adalah gejala adanya gangguan atau penyakit di saluran napas.
Apakah batuk membahayakan?
Dari uraian di depan, terlihat bahwa batuk merupakan kawan yang banyak sekali peran dan manfaatnya untuk kesehatan kita. Namun dalam beberapa keadaan, batuk dapat merugikan yaitu bila kekerapan atau keparahannya meningkat. Batuk yang terlalu kerap timbul tentu akan mengganggu si pasien dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal pasien anak, akan mengganggu si anak dan juga orangtuanya. Apalagi jika batuk lebih menonjol timbulnya pada malam hari, sehingga mengganggu tidur anak dan orangtua. Untuk anak yang sudah sekolah akan membuat anak mengantuk di sekolah keesokan harinya. Demikian juga orangtuanya akan mengantuk di tempat kerjanya.
Batuk juga akan mengganggu bila intensitasnya hebat. Yang paling khas adalah batuk karena pertusis atau batuk rejan, yang layak digelari ‘rajanya batuk’. Batuk pertusis timbul secara bersambung dalam waktu cukup lama sehingga pasien tidak sempat bernapas. Bila pasien sempat ‘mencuri’ napas di sela-sela batuk, pasien akan menarik napas panjang hingga terdengar bunyi ‘whooop’. Itu sebabnya pertusis disebut juga sebagai whooping cough. Sungguh kasihan melihat pasien pertusis sedang mengalami serangan batuk. Bila sudah terjadi seperti tidak banyak yang dapat kita lakukan. Obat penekan batuk (anti-tusif) pun tidak banyak membantu. Pada bayi muda di bawah 2 bulan, bahkan pertusis dapat menyebabkan terhentinya napas (apne) yang dapat menyebabkan kematian.Itu sebabnya usaha pencegahan pertusis dengan imunisasi sangat perlu dilakukan.
Batuk sarana penularan penyakit infeksi
Penyakit infeksi adalah penyakit akibat masuknya kuman ke bagian tubuh yang normalnya tidak ada kuman tersebut. Kuman kemudian memperbanyak diri dan menimbulkan kerusakan jaringan tubuh yang terkena dan terjadilah penyakit infeksi.
Pada saat batuk, di doronglah segala isi saluran napas, termasuk kuman. Dengan demikian batuk merupakan sarana penyebaran kuman yang kemudian dapat terhirup oleh orang lain di sekitarnya. Jadi batuk dapat merupakan sarana penularan efektif penyakit infeksi saluran napas.
Bagaimana menyikapi batuk?
Pada dasarnya batuk timbul untuk membantu kita membersihkan saluran napas dari segala macam benda yang berbahaya. Jika batuk timbul, maka kita berusaha memfasilitasi batuk menyelesaikan tugasnya, antara lain dengan banyak minum air, dan jika perlu minum obat pelancar batuk, bukan obat penekan batuk. Jika batuk terus membandel, perlu konsultasi ke dokter yang akan mengidentifikasi gangguan atau penyakit dasar penyebab batuk. Kemudian yang diobati adalah penyakit dasarnya, bukan semata-mata menghilangkan gejala batuknya.
Etiket batuk
Batuk tidak selalu disebabkan oleh penyakit infeksi, namun bagi awam tentu tidak mudah membedakannya. Secara umum, lebih baik melaksanakan etiket batuk jika sedang mengalaminya. Jika memang batuk karena penyakit infeksi, agar kuman tidak menyebar maka saat batuk, tutupi hidung dan mulut dengan kertas tissue yang kemudian dibuang ke tempat sampah. Cara lain adalah dengan menutupi mulut dengan lengan kanan atau kiri. Jangan gunakan telapak tangan untuk menutupi mulut saat batuk karena kuman akan menempel di tangan, yang bisa menyebar bila kita memegang benda apapun atau bersalaman dengan orang.
Ringkasan
Batuk adalah anugerah Tuhan sebagai sarana perlindungan saluran napas. Batuk bukan penyakit, tetapi merupakan gejala penyakit. Batuk akan timbul bila reseptor batuk di saluran napas terangsang. Batuk akan menghilang jika rangsangan reseptor batuk tidak ada lagi. Batuk adalah kawan, bukan lawan. Oleh karena itu batuk perlu dibantu melaksanakan tugasnya. Jangan lupa untuk melaksanakan etiket batuk jika sedang batuk.
Penulis:
Darmawan B Setyanto
Anggota UKK Respirologi IDAI
Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM Jakarta