Cara Memberikan Edukasi Mengenai Menyusui yang Benar
Oleh: Editorial Primaku
Topik: Air Susu Ibu, Nutrisi
Pemberian air susu ibu (ASI) melalui proses menyusui memiliki peran penting bagi kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan bayi. Pemberian ASI juga memiliki keuntungan bagi ibu-ibu yang melakukannya. Walaupun demikian, proses menyusui tidak mudah bagi semua ibu; banyak ibu yang memiliki kesulitan dalam menyusui bayinya. Maka dari itu, seorang dokter harus bisa memiliki ilmu dan keterampilan untuk melakukan konseling ibu-ibu menyusui untuk mengangkat kefrustasian yang ditimbulkan dari proses menyusui sehingga proses menyusui lancar dan bayi bisa mendapatkan nutrisi yang adekuat.
Untuk memotivasi ibu, seorang dokter perlu menyampaikan keunggulan-keunggulan dari ASi eksklusif bagi ibu dan anak. Bagi bayi, ASi dapat menyediakan semua zat nutrisi yang diperlukan bayi pada 6 bulan pertama kehidupan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI juga mengandung kolostrum yang dapat memberikan pertahanan tubuh terhadap berbagai macam penyakit menular. ASI juga mudah untuk dicerna bayi. Bagi ibu, pemberian ASI eksklusif dapat berperan sebagai metode Keluarga Berencana (KB), kontraksi uterus untuk menurunkan risiko perdarahan setelah persalinan, menurunkan risiko kanker ovarium dan payudara, cepat menurunkan berat badan, dan membangun hubungan emosional dengan anak.
Ada beberapa teknik menyusui yang bisa diterapkan agar prosesnya maksimal. Sebelum menyusui, ibu harus mencuci tangan dan payudara dengan air bersih. Posisi badan ibu dan bayi juga harus diperhatikan: kepala dan tubuh bayi lurus, hidung bayi menghadap puting ibu, dan ibu memeluk seluruh tubuh bayi, tidak hanya leher dan bahu bayi. Pastikan telinga dan bahu dalam satu garis lurus dan leher tidak miring. Saat menyusui, perhatikan jika terdapat perlekatan yang baik: mulut harus menutupi sebagian areola dengan sebagian areola terlihat di atas mulut bayi, mulut harus terbuka lebar, dagu bayi harus menyentuh payudara, dan bibir bawah menghadap keluar. Penghisapan yang baik terjadi jika dilakukan dengan pelan dan dalam tanpa suara apapun kecuali suara menelan susu. Ajarkan ibu untuk mengganti payudara tiap kali memulai pemberian ASI.
Frekuensi menyusui dianjurkan dilakukan sesuai keinginan bayi. Untuk mengurangi kecemasan pada ibu, edukasi ibu bahwa tubuh ibu cenderung memproduksi jumlah ASI yang diperlukan oleh bayi. Tanda bayi cukup mendapat ASI adalah popok yang basah 6 kali per 24 jam, tampak kenyang setelah diberi ASI, aktif ketika sedang bangun, dan jika baru lahir, memiliki BAB kuning minimal sekali sehari setelah keluarnya mekonium. Penambahan berat badan yang normal sebanyak 20-30 gram per hari atau 150-210 gram per minggu juga dapat mengindikasikan bahwa ASI yang diberikan dalam jumlah yang cukup.
Selama kegiatan menyusui, hindari hal-hal yang mengganggu keberlangsungan menyusui seperti membatasi waktu menyusui dan memberikan susu formula. Pastikan bayi menyusu dengan baik dan tidak tersedak karena menelan udara. Jaga kebersihan payudara sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah infeksi pada ibu maupun bayi. Konsumsi nutrisi seimbang juga penting agar ibu tetap sehat selama menyusui. Dengan penerapan teknik dan gaya hidup yang benar, pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat maksimal.
Referensi:
Counselling for Maternal and Newborn Health Care: A Handbook for Building Skills. Geneva: World Health Organization; 2013. 13, BREASTFEEDING. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK304199/